little devil

6.4K 117 29
                                    

Praaannnkkkk!!!
Jonathan membanting sebongkah kaca ke arah Grim namun tak mengenainya.

Bugh!!
Grim menghantam dada Jonathan bergantian dengan Roni.

Terus ia hantam hingga keduanya tersungkur.

"Berhenti Grim!" Pekik Nayla.

Semua terdiam sesaat mendengar suara rintihan lelaki dari lantai dua.
Nayla pun langsung berlari mencari sumber suara.
Disusul dengan Grim yang berlari dibelakang Nayla.

Braakkk!

Tanpa aba-aba Grim mendobrak pintu yang ditunjuk Nayla.

"Louis!!!!!" Jerit Nayla menangis terisak.
Luka pukul dan cambuk terpapar jelas ditubuh Louis yang telanjang dada. Kaki tangannya dipasung rapih dengan posisi berdiri. Kepalanya tertunduk lemas.
Dengan sigap Grim menghancurkan rantai-rantai yang mengikat Louis, lalu direngkuhnya tubuh lemah Louis.

"Biadap!!!!!" Pekik Nayla berlari menghampiri Roni dan Jonathan, serpihan kaca yang berserakan di lantai.

"Seeettt..."
Digoresnya kaca itu ke wajah Roni dan Jonathan.
Seperti di rasuki iblis, Nayla semakin brutal, dilayangkannya pukulan demi pukulan.

Grep!
Louis memeluk Nayla dari belakang. Ia terlalu lemah hingga jatuh ke lantai.
"Louisssss!!!!!!!!!!!!!!!!!"

"Apa yang kalian lakuin?!! Jawab!!! Bedebah!!!"

Roni, dan Jonathan tak lagi berdaya. Jonathan berusaha melontarkan kata maaf, namun luka disekujur tubuhnya memakan habis seluruh energinya.

#

"Selamat pagi"
Sapanya membawakan semangkuk sup.

"Kamu siapa?"

"Panggil aja Ranti" Jawabnya tersenyum.

Louis nampak familiar dengan kamar yang ia tempati sekarang.

"Udah bangun ka? Gimana? Udah enakan?"

"Nayla"

Nayla duduk dipinggir ranjang membawa beberapa obat.

"Udah, sekarang makan dulu. Ini obatnya. Dan lo utang penjelasan sama gue"

"......"

"Ran? Tolong bilang ke Grim, jemput Lexa sama tante Lusi"

"Oke Nay"

Ranti tersenyum lekas pergi keluar kamar.

"Nay, Makasih"

"Makasih untuk apa?"

"Untuk segalanya Nay"

"Gak usah mikirin Jo, urusan Jo biar jadi urusan gue ka. Emm... Soal Lexa. Gue udah bawa dia ke psikiater buat ngilangin trauma nya"

#

Tok! tok! tok!!

"Niniii.... Main yuk!"

Teriak Ceva di depan pintu rumah Dira.

Grekk!

"Berisikkk... Bule idiot!"

"Lo ngapain keluar? Kan gua ngajak Nini bukan elu!"

"Mck! Bukan waktunya bercanda Cevaaaa... Ayo buruan!"

Dira menarik tangan Ceva.

"Aya naon budak teh? Ada apa Dira pagi-pagi udah berisik?" Teriak Nini dari dalam rumah.

"Tau nih Ni.. si Dira emang bleguk sia!" Sahut Ceva cekikikan.

"Engga Ni.. Dira pamit ke rumah Nayla ya Ni"

#

Ia menarik nafas dalam-dalam. Menatap langit pagi yang masih sangat cerah.

Sesekali bersenandung.

"Nay?"

"Iya kak?"

"Akhh.."

Dengan sigap Nayla berlari menggapai tubuh Louis yang hampir terjatuh.

"Udah, tiduran aja.. gak usah banyak gerak"

Mereka bertatapan semakin dalam, sangat dalam... Mengisyaraktan banyak arti,

Rindu.

Nayla memeluk tubuh seorang penuh luka itu. Berbisik pelan ditelinganya Aku mencintaimu.

Louis mengusap lembut rambut Nayla, mengecup pucuk kepalanya tanpa berkata apapun.

"Kak Louis!"

Suara Lexa mengejutkan. Ia berlari dan memeluk Louis.
Begitu juga dengan Mama nya, Lusi.

"Nayla.. Makasih" Lexa terisak memeluk Nayla. Tanpa henti ia berterimakasih. Tatapannya sayu. Tapi ia kembali menjadi Lexa. Nayla membalas pelukannya penuh kasih.

Dira dan Ceva berdiri di depan pintu memandangi mereka dengan tangis yang tak bisa dibendung lagi.

#

Dira Pov.

Nayla bagiku bukan sekedar sahabat. Ia malaikat.
Orang yang selalu mengulurkan tangannya untuk kami.
Bukan hanya soal materi, namun ia juga menjaga hati kami.
Aku, Lexa, dan Ceva adalah orang-orang beruntung.
Ia memeluk kami. Malaikat kami.
Aku bersumpah akan mengorbankan nyawaku untuknya.

Ia malaikat yang merengkuh kami dari keterpurukan.

#

Malam ini hujan, sangat deras.
Begitu dingin, menusuk hingga ke tulang.

Glek.. glek..

"Ran, apa jadinya kalo gue mati?"

Uhukk!!

"Kenapa lo nanya begitu?"

"Gue cuma berpikir, sampe kapan gue sembunyiin jati diri gue"
Ia berdiri didepan jendela, menatap hujan.

"........"

Ia mengambil beberapa obat di laci lalu menelannya.

"Bilang Grim, stock udah abis"

"I.. iya Nay"

Dari laci nya pula ia mengambil sebilah pisau kecil namun terlihat sangat tajam.

Seekkkk!!!

Ditebasnya gorden kamarnya hingga sobek tak beraturan.

Ranti menelan ludah.
Ia takut, tapi tak bisa meninggalkan Nayla sendirian.

"Na.. nay... Emm.. lo tidur aja ya sekarang" Ucap Ranti merapikan kasur.

"Hmm.."

#
....

....

....

Aku hamil.

VIRGIN (Metropolis City)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang