My Doctor

3.7K 241 29
                                    

Cengkeraman Yoona pada benda dalam genggamannya mengerat. Sebagai peluapan kekesalannya pada Jonghyun yang malah asyik bermesraan di halaman belakang rumah sakit.

Dengan kekuatan penuh, Yoona melemparkan bola plastik itu ke arah sang suami. Dan seperti yang ia harapkan, bola itu mengenai kepala Jonghyun. Yoona menyeringai lebar.

Jonghyun segera menolehkan kepalanya ke belakang. Dilihatnya sang istri yang memakai pakaian formal berdiri sekitar empat meter di belakangnya. Ia tahu betul, tersangka pelempar bola itu adalah Yoona, wanita yang ia nikahi delapan tahun yang lalu.

"Bagus, ya? Aku lelah karena ada rapat dadakan dari pagi sampai sore begini, kau malah selingkuh dengan wanita lain. Bahkan kau membiarkan anakmu bermain sendirian di taman depan rumah sakit sendirian tanpa pengawasan orang dewasa. Di mana akal sehatmu, Lee Jonghyun?!" amuk Yoona setelah memberikan pukulan di perut suaminya itu.

"Sayang, kita bisa bicarakan ini baik-baik, 'kan?"
"Sayangnya aku tidak ingin berbicara baik-baik denganmu."

Jonghyun menghela nafasnya. "Dia pasienku yang menjalani terapi. Aku hanya mengobrol biasa dengannya."

"Apa kau pikir aku peduli?" tanya Yoona dengan senyuman sinisnya.

"Dokter?" panggil seorang perempuan yang berdiri di samping Jonghyun.

"Oh, Ahreum. Perkenalkan, dia Lee Yoona, istriku," ujar Jonghyun yang sedikit gelagapan memperkenalkan dua perempuan berbeda usia tersebut, "dan Yoona, dia Ahreum. Pasienku."

Kedua perempuan itu saling menatap sinis satu sama lain tanpa ada niatan untuk saling berjabat tangan.

Ahreum mengalihkan perhatiannya dari Yoona. Ia menatap Jonghyun. Tangannya menggandeng lengan pria itu. "Dokter, aku mulai pusing."

"Kembalilah ke kamarmu, Ahreum. Aku akan menyuruh suster untuk mengantarmu," kata Jonghyun kalem.

Yoona yang mendengar nada lembut yang digunakan suaminya mendecih sinis. "Dasar perempuan. Lihat yang tampan sedikit saja tidak bisa," gumamnya.

"Aku tidak mau!" tolak Ahreum. Gadis itu sangatlah keras kepala, dan Jonghyun sudah mengetahuinya. "Aku hanya ingin diantar oleh dokter Lee Jonghyun!"

"Tapi, Ahreum-"

"Ayolah, dokter. Aku pasienmu. Aku masih jadi tanggungjawabmu di sini," kata Ahreum

Mulut Yoona sedikit terbuka kala mendengar kata 'tanggungjawabmu' dari mulut Ahreum. Oh, benar-benar. Yoona tidak bisa berada lebih lama lagi berada di tempat itu. Ia harus segera pergi. Menjemput anaknya yang tadi ia titipkan di bagian respsionis. Setelah itu ia akan membawa anaknya pulang ke rumah, sekaligus menyiapkan 'kejutan' untuk sang suami tercinta.

"Ck, sudahlah. Antarkan saja perempuan itu kembali ke kamarnya. Biar bagaimanapun juga dia masih tanggungjawabmu. Aku mau pulang saja!" Yoona membalikkan badannya dan langsung pergi meninggalkan dua orang tersebut.

"Yoona!" panggil Jonghyun sembari mencoba melepaskan genggaman tangan Ahreum yang ternyata lumayan kuat. "Hey, Yoona!" Pria itu masih mencoba memanggil istrinya yang justru tampak acuh tak acuh.

"Lepaskan, Ahreum!" desis Jonghyun seraya menepis tangan perempuan itu cukup kasar. Ia lalu memanggil suster yang juga ikut menangani Ahreum. "Dasom, tolong kau antarkan dia ke kamarnya, ya? Aku harus menemui Yoona sekarang."

"Oke."

Dasom memandang kepergian kakak iparnya itu tanpa ekspresi. Perhatiannya kemudian mengarah pada sosok Ahreum yang terlihat kesal.

"Apa?" tanya Ahreum ketus.

Menghela nafasnya, Dasom memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jas putihnya. "Sudah cukup usahamu menggoda kakak iparku, Choi Ahreum. Bagaimanapun juga dia tidak akan pernah memandangmu."

• FicQuest {Fanfic Request} •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang