Out of My Limit

972 107 22
                                    

Suara gelak tawa dari beberapa siswa yang berkerumun atau sedang berdiri tak jauh dari koridor lantai dua sekolah bergengsi itu terdengar membahana. Seperti sudah menjadi kebiasaan, mereka tampak senang melihat pertunjukan yang tersaji di ujung koridor. Tepatnya pada seorang siswi perempuan yang kini berdiri sendu menatap isi lokernya yang terdapat banyak tumpukan sampah.

Siswi perempuan yang sudah terbiasa mendapatkan perlakuan tidak adil itu tersenyum tipis. Berteriak, memaki, dan atau mengajak siswa yang menjadi dalang dari semua ini berdebat juga percuma. Tidak ada gunanya. Semua hanya sia-sia.

Selama hampir tiga tahun siswi tersebut menjadi objek tontonan setiap harinya di lingkungan sekolah. Hari-hari yang dilaluinya benar-benar bagaikan hidup dalam neraka. Dan tidak ada satu pun siswa yang berniat membantunya atau melindungi dirinya dari para penguasa sekolah. Guru-guru juga tidak bisa bersikap tegas, mereka tidak bisa melakukan apapun untuk memberikan hukuman atau sanksi terhadap perbuatan siswa-siswa populer itu. Mengingat mereka terlahir dari keluarga yang kaya raya dan menjadi donatur terbesar di sekolah

Adalah Jeon Jungkook, mantan kapten basket SMA Hyundai. Bersama dua temannya, Bambam dan Sungjae. Jungkook tidak pernah absen membuat ulah dengan gadis yang tahun ini satu kelas dengannya, Im Yoona.

Yoona harus bersabar menghadapi perlakuan Jungkook padanya. Jika dua tahun sebelumnya Jungkook masih memiliki batas untuk mengerjai dirinya, lain lagi dengan tahun ini. Karena tahun ini mereka berada di kelas yang sama, maka kesempatan laki-laki itu menjahili Yoona semakin terbuka lebar. Bahkan Yoona masih mengingat seringai yang tercipta di bibir Jungkook saat itu. Seringai yang terlihat sangat mengerikan baginya.

Awal kelas tiga SMA sampai hari ini, Jungkook selalu mempermalukan Yoona di depan umum. Semakin hari perlakuannya semakin parah saja. Yoona menyemangati dirinya sendiri. Ini semua tidak akan lama lagi akan berakhir. Semua penderitaan selama di sekolah akan segera selesai.

Yoona menghela nafas pelan menatap isi lokernya yang penuh dengan sampah. Kotor dan bau. Sabar. Kalau Yoona emosi, ia justru akan mempermalukan dirinya sendiri seperti sebelum-sebelumnya. Yoona akan membuat dirinya tampak lebih menyedihkan.

“Kau tidak ingin mengatakan sesuatu padaku?” Jungkook memiringkan kepalanya. Bersandar pada tembok, memperhatikan Yoona dengan senyuman remehnya.

Mengambil buku, lalu menutup kembali lokernya. Yoona menghela nafas pelan. Kemudian berlalu dari tempat itu. Tidak ada sepatah kata yang ia keluarkan. Hanya diam sambil berjalan pelan melewati siswa-siswi yang berdiri di pinggir koridor dengan tatapan yang mengarah padanya.

Merasa diabaikan, Jungkook menggeram kesal. Ia berjalan dengan langkah cepat ke arah Yoona. Mencengkeram lengannya dan membalikkan tubuh gadis SMA itu. Gerakannya yang kasar membuat Yoona meringis kesakitan.

“Hey, apa kau tidak mendengarku?!” sentak Jungkook seiring dengan cengkeramannya yang semakin mengeras.

Tersenyum sendu, Yoona melepaskan tangan Jungkook. Menatap laki-laki itu datar. “Aku mendengarmu. Semut pun juga akan mendengar suara kerasmu itu, Jeon Jungkook,” ujar Yoona. Ia mundur satu langkah. Tatapannya masih tertuju pada Jungkook. “Kupikir dengan mengatakan sesuatu padamu itu akan menjadi hal yang sia-sia. Tidak berguna. Karena apapun yang aku katakan takkan pernah kau dengarkan. Jadi, bukankah lebih baik aku diam?”

Entah mendapat keberanian dari mana Yoona dapat berbicara sangat lancar seperti itu pada Jungkook. “Terserah apapun yang akan kau lakukan padaku, aku tidak peduli.” Setelah mengatakan hal itu, Yoona meninggalkan Jungkook yang terdiam akan ucapannya.

“Kau baik-baik saja?” tanya Sungjae.

Jungkook mendelik tajam. “Apakah aku terlihat menyedihkan?” desisnya tajam. Pandangan matanya tak lepas dari sosok Yoona yang berbelok arah di ujung koridor sana. “Dia sudah merendahkan harga diriku, takkan kubiarkan itu terjadi lagi.”

• FicQuest {Fanfic Request} •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang