Avenge

1.3K 137 18
                                    

Suzy menatap Yoona yang masih menikmati minumannya. "Apa kau masih berhubungan dengan Park Bo-Gum?" tanya Suzy sambil meminum wine yang sudah dipesannya.

"Nde."

"Hey, dia itu tunangan sahabatmu, bodoh. Gelar gadis penghianat akan kau dapatkan jika semua orang tahu kau telah menjalin kasih dengan tunangan sahabatmu sendiri," ujar perempuan bermarga Bae itu dengan kesal.

Yoona tertawa hambar. "Aku tidak peduli."

Kemudian seorang pria tampan menghampiri Yoona, memeluknya dan mencium pipinya sekilas. Pria tampan yang sudah menjadi milik orang lain meski belum seutuhnya. Pria yang dengan suksesnya membuat Yoona menjadi perempuan jahat.

"Ponselmu tidak aktif," kata Bo-Gum setelah memberikan kecupan singkat di bibir Yoona.

Yoona hanya bergumam pelan, "Aku risih dengan panggilan dari nomor yang tidak kukenal."

Bo-Gum menatap Suzy yang masih menikmati minumannya. "Berpikirkah kau jika itu adalah Sohyun?" tanyanya dengan nada datar.

Mengetahui kenyataan yang ada, Suzy membalas tatapan Bo-Gum. "Hm, hampir tiga hari dia tidak bisa tidur karena mendapatkan pesan singkat dan telepon berupa ancaman."

"Soo-Ji," lirih Yoona yang sengaja memotong perkataan perempuan itu. Yoona tidak ingin Suzy melanjutkan penjelasannya.

Tetapi Suzy mengabaikan itu. Ia bahkan mendelik tajam ke arah Yoona. Mengisyaratkan agar gadis itu sebaiknya diam saja. "Itu nomor orang suruhan dari Sohyun. Perempuan itu mungkin tahu kau masih berhubungan dengan Yoona."

"Damn!" umpat Bo-Gum kesal. "Maafkan aku, Yoona," bisiknya seraya menarik Yoona yang masih duduk di kursi dekat bar ke dalam pelukannya. Sedetik kemudian Bo-Gum merasakan kalau tubuh Yoona bergetar. Gadis itu menangis.

Tiba-tiba saja datang seorang perempuan dengan gaun merah muda yang semakin menambah kecantikannya. Ia menggebrak meja dengan begitu kerasnya. Seketika pelukan Bo-Gum pada Yoona terlepas.

"Kalian benar-benar, ya!" geram perempuan yang tak lain adalah Sohyun. Ia terlihat sangat marah, kesal dan kecewa. "Aku tidak menyangka kalian tega melakukan hal ini di belakangku."

Bo-Gum dan Yoona tetap bergeming di tempatnya, sementara Suzy hanya bersikap acuh tak acuh. Mereka bertiga sudah tahu tentang sikap dan sifat Sohyun, jadi bukan hal yang mengejutkan jika perempuan itu datang dan berkata kasar dengan nada tinggi.

"Bagaimana bisa kau berada di sini?" tanya Bo-Gum datar. Dan ia berpikir kalau mungkin saja Sohyun mengikutinya. Well, Bo-Gum jadi merasa seperti seorang buronan.

"Apa yang tidak bisa aku lakukan, eh?" Sohyun tersenyum sinis dan beralih menatap Yoona yang hanya diam. "Yoona, kau sahabatku. Tega sekali kau berselingkuh dengan tunanganku. Kau menghianatiku, Yoona. Bagaimana bisa kau melakukan hal ini padaku?"

"Cukup!" sentak Bo-Gum. Ia langsung berdiri di depan Sohyun saat perempuan itu berniat untuk menyakiti Yoona.

Melihat sang tunangan lebih membela Yoona, tentu saja Soohyun semakin marah. "Kenapa, Bo-Gum? Kenapa kau lebih membela perempuan sialan ini daripada tunanganmu sendiri, hah?!" teriaknya.

"Tutup mulutmu!"desis Bo-Gum tajam. "Dia bahkan jauh lebih baik daripada dirimu." Tatapan Bo-Geum sekarang ini begitu mengerikan. Seakan menunjukkan tingkat emosinya yang begitu tinggi. "Dan lagi, kau dan aku menjalani hubungan pertunangan adalah karena perjodohan keluarga. Bukan karena kemauanku. Ingat itu baik-baik, Nona Kim."

Sohyun menggeram tertahan. "Wanita sialan! Jalang, tidak tahu malu!" umpat Sohyun. Ia memberikan tatapan merendahkan pada Yoona.

Yoona melayangkan tatapan membunuhnya ke arah Sohyun. "Jaga ucapanmu, Kim Sohyun!" desis Yoona yang langsung berdiri. Sedikit menepikan tubuh Bo-Gum agar tidak menghalanginya berhadapan dengan Sohyun.

• FicQuest {Fanfic Request} •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang