8. Lost

2.6K 161 11
                                    

Hari ini, tak ada yang bisa kulakukan. Harry lagi - lagi mengurungku di kamar dan lagi ponselku ia sita, ini sangat menyebalkan, apa yang membuatnya senang mengurungku? Aku memutar mataku kesal, Hari ini hari kedua dimana aku tak tahu keberadaan Jashon, pengasuh macam apa aku ini? dan hari ini juga aku masih harus menuruti semua perintah Harry, aku ingin sekali melawan iblis itu, namun aku takut.

Sebutlah aku pecundang, karena itulah aku. Aku benar tak berani kepada Harry, aku menghembuskan nafas berat dan terduduk di pinggir ranjang. Tingkahnya yang memaksa, sok memimpin, angkuh, jahat membuat wajah tampannya itu dipenuhi sisi buruk, orang - orang pasti akan berpikir bahwa dia baik dan ramah, cih. Aku akan menjelaskan pada semua orang yang berkata seperti itu untuk membuka matanya lebar - lebar.

Aku lelah oleh tingkah lakunya yang membuatku tereiksa seperti ini.

Author's pov

"Uncle, aku ingin pulang." kata seorang anak kecil kepada seorang laki - laki berparas timur tengah "sabar, belum waktunya kau pulang" katanya mengusap rambut anak lelaki itu gemas.

"kapan aku bisa pulang? pasti semua orang mencariku termasuk Daddy" Pria berparas timur tengah itu memutar bola matanya Daddymu lah yang membawamu kesini, entah apa tujuannya. Ia sangat merepotkanku! batinnya memaki - maki.

"Apa Daddymu menyayangimu Jashon?" ya, anak itu Jashon ia Harry titipkan sementara waktu sampai permainannya dengan Nathalie sukses "aku tidak tahu" Jashon menunduk lemah, pria berparas timur tengah itu merasa kasihan padanya "kalau begitu makanlah, aku akan membuatkan pasta instant untukmu" Jashon mengangguk lemah.

***

"Kau tak berusaha berbohongkan?" kata Harry kepada seorang wanita yang dicarinya "aku tak berbohong Styles, buktinya aku tak sedikit pun memakai uangmu, aku melindunginya dari pencuri yang berkedok sebagai pengasuh anakmu dirumahmu"

"persetan!" umpatnya, saat Harry ingin pergi wanita itu mencegah tangan Harry "wait! bagaimana jika kita ke club dulu?" kata wanita itu dengan senyum menggoda sambil menyentuh dada Harry, Harry menghembuskan nafasnya berat dan seringaiannya muncul "apapun untukmu, Towny" -Towny- wanita itu tersenyum lebar dan segera menarik tangan Harry.

"ahk, aku akan memesan 2 botol vodka" kata Harry "kau akan mabuk berat, ujungnya kau akan meninggalkanku setelah kita bercinta" wanita gila tak mempunyai etika, dia berbicara seperti itu didepan orang banyak membuat beberapa dari mereka memandang jijik. "aku tak akan melakukannya, kau tenang saja" Harry langsung menabrak bibir Towny dengan bibirnya dan mengulumnya dalam, lalu melepaskannya.

setelah cukup lama Harry minum membuatnya bertambah mabuk dan harua dibopong Towny ke kamar VIP yang mereka sewa "kau yang mengaturku sekarang, Towny" Towny terkejut dan seringainnya muncul lalu dengan cepat membuka reslating celana Harry dan meloloskannya dari kakinya lalu setelah itu boxer miliknya "cepatlah!" gertak Harry.

"sabar sayang, aku akan memuaskanmu"

***
"aku lebih bersyukur dikurung seperti ini daripada mengikuti nafsu bajingan itu," ia terus berbicara sendiri, tak ada yang ia lakukan selain menatap dirinya dipantulan cermin, berjalan - jalan disekitar ranjangnya memainkan kukunya, dan setelah itu kembali duduk ditepi ranjang,

BRUGG

Ia terperanjat kaget saat seseorang membanting pintu, matanya membelalak dan  batinnya bertanya - tanya, kapan pria yang tidak diinginkannya berada dihadapannya ini masuk.

"Kau membohongiku! kau bilang Towny yang mengambilnya! dasar jalang!" ia mendorong tubuh Nathalie namun tak membuat Nathalie jatuh kembali keranjang, ia dengan gerakan cepat berlari kearah lain. "Aku tidak berbohong" gumam Nathalie, sambil terus menghindar dari Harry yang terus mengikutinya kesana kemari "lalu aku percaya begitu saja? kau pembohong yang bodoh!"

Satu gerakan tangan Harry berhasil mencekal tangan Nathalie membuat Nathalie berteriak terkejut "Harry, jangan"

"Balikan tubuhmu!" bentak Harry, tubuh Nathalie kembali bergetar "tidak" kata Nathalie terlihat santai walau dalam hatinya dia sudah menangis keras "cepat sialan! jangan buat aku yang melakukannya!"

"Kau tidak bisa terus melakukan ini padaku, Harry" kata Nathalie menahan air matanya untuk tidak keluar, gundukan dalam tenggorokannya bertambah saat ia harus menahan keras dirinya agar tidak menangis.

"Aku bisa! karena aku majikanmu! cepat balikan tubuhmu!" Harry membawa stick golf membuat Nathalie sangat terkejut "kau mau apakan aku?"

"cepat!" bentak Harry, dengan tubuh bergetar Nathalie membalikan tubuhnya menghadap nakas dihadapannya "membungkuk!" bentaknya lagi, dan Nathalie menurut kembali, air matanya sudah berhasil keluar dari matanya, satu gerakan skirt dan underwear Nathalie lolos begitu saja dibuka Harry, mata Nathalie terbelalak dan ingin berbalik namun Harry menahannya.

Benda dingin dan keras itu menyentuh bokongnya membuat jantungnya kian berpacu "bokongmu seksi" satu gerakan Harry menampar bokong Nathalie dengan stick golfnya membuat Nathalie menjerit "argh!" ia mencengkram kuat ujung nakas.

Harry melakukan itu berulang kali kepadanya membuat tangisan Nathalie kian kencang, ia terus menjerit saat Harry terus menampar bokongnya beberapa kali dengan stick golf itu. "Harry, sakit" ringis Nathalie, namun Harry tak memerdulikan itu.

Ia melempar stick golf itu kesembarang arah dan segera meloloskan celana dan boxernya lalu tanpa melakukan foreplay atau semacamnya, kejantanannya menerobos kewanitaan Nathalie membuat Nathalie menjerit kencang, melampiaskan rasa sakit yang luar biasa. matanya terpejam dan tangannya mencengkram erat ujung nakas. Air matanya kian deras keluar.

"ARGH!" jeritnya lagi saat Harry menghentakan kejantanannya didalam kewanitaan Nathalie "berteriaklah terus!" Harry menyeringai puas, "Harry, sakit..."

Keringat membanjiri pelipis Nathalie, ia tak bisa menahan suaranya untuk tidak bersuara, rasa sakit itu kian menjalar saat Harry memaksa tubuh Nathalie untuk ikut bergerak, tangan Harry menangkup payudara Nathalie dari belakang dan meremasnya keras
"Stop it!" rintih Nathalie.

Kakinya melemas, Harry kian mempercepat gerakannya dan terus meracau tidak jelas tak perduli jika Nathalie sudah kesakitan sedari tadi, "ahh... kumohon henti... shh..hentikan!"  Kaki Nathalie melemas, ia merasa perutnya kaku, dan bergejolak. dan saat itulah ia merasakan cairan yang mengenai selangkangannya, namun Harry tak menghentikan kegiatannya.

Tak lama dari itu, Harry mencapai pelepasannya dan mengeluarkan cairannya  didalam Nathalie, ia mengeluarkan miliknya dari Nathalie, dan menarik Nathalie untuk tidur bersamanya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Nathalie masih menangis saat ia sudah terbaring karena ditarik oleh Harry, kaki Harry menyatu dengan kaki Nathalie membuat Nathalie bergerak tak nyaman.

"aku telah kehilangannya dan itu semua ulah bajingan sialan ini!" batinnya menjerit frustasi, ia tak menyangka jika niat awalnya bekerja menjadi seorang pengasuh anak kecil berakhir seperti ini. Harry membenamkan kepalanya dilekukan leher Nathalie dan memeluk Nathalie erat dari belakang.

***

Aku menggeliat tidak nyaman saat tangan Harry masih melekat ditubuhku. Aku berusaha melepasnya dan turun dari ranjang memunguti skirt dan underwearku lalu segera memakainya, jika kalian bertanya kenapa aku tidak menangis? Aku lelah untuk terus menangis dan lagi - lagi yang membuatku menangis adalah bajingan yang sekarang sedang tidur ini.

Aku memijat pelipisku, aku sedikit jijik melihat lantai terdapat beberapa bercak darah, dan aku tahu itu disaat ia merenggut keperawananku, aku menarik nafas dalam dan berniat untuk membersihkannya walau rasanya daerah kewanitaanku perih dan sakit.

"mau kemana kau?" ia mencegah skirt ku dan membuatku segera menariknya "aku harus membersihkan kamar ini" ujarku seadanya "kau tahu, semalam belum memuaskan. dan aku menginginkannya lagi"

ia menyeringai dan kembali menarikku...

udah ah! gue baru sadar hampir disetiap part terdapat smut. ya Allah laknat gw 😭
untuk beberapa chapter kedepan gw berusaha untuk gak buat yang anuan. semoga aja tergoda. *eh

BabySitter || H.E.S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang