Semua perkataan yang dilontarkan Harry hari itu seperti mimpi bagiku, hati dan pikiranku selalu tak sejalan. Hatiku berkata bahwa ia tulus mengatakan itu, dan ia jujur, dan pikiranku mengatakan bahwa aku tak perlu mempercayainya. Ingatlah siapa dia yang sudah terus - terusan membuatku menderita.
Sepertinya ini bukan dirumah milik Harry, aku tahu persis bagaimana kamar Harry, aku yakin ini semacam apartment.
Bibi Anna, aku melupakannya.
Aku segera merogoh saku celanaku, aku mendesah berat ketika nyatanya ponselku tertinggal di flatku itu. Aku melirik kearah sampingku, Harry masih tertidur setelah mencurahkan masa lalunya kepadaku.
Kenapa harus aku yang jadi korbannya saat itu, kenapa ia tidak melakukan itu kepada kekasihnya saja? Yang sejak itu memfitnah diriku yang telah mengambil uang Harry.
Aku membawa tanganku ke kepalaku, menjambak rambutku dengan kencang, semua hal buruk dalam hidupku kembali terekam dipikiranku. Memejamkan mataku erat.
Aku segera berjalan cepat kearah kamar mandi, membasuh wajahku, dan juga kepalaku. Ketakutan itu selalu datang secara tiba - tiba. Kakiku bergetar. Tanpa pikir panjang aku membawa gunting yang menggantung di tembok itu menekannya pada kulit tanganku. Aku takut hal - hal seperti itu kembali datang membuatku kembali menderita.
"Nathalie!" langkah cepat Harry menghalaw pergerakanku yang telah menggoreskan gunting itu ke kulitku meski belum terlalu dalam, ia merebutnya dari genggamanku, melemparnya dengan kencang sehingga bagian pegangannya patah.
"apa yang kau lakukan?!" pekik Harry mencengkram bahuku kuat, jantungku berpacu cepat dan mataku memanas. Aku takut, aku takut karena semua hal buruk yang pernah kulakukan kembali terekam dipikiranku. Tidak hanya hal buruk yang pernah Harry lakukan kepadaku, tapi semuanya.
"Apa yang kau lakukan itu bodoh Nathalie! Kau berusaha menyakiti dirimu sendiri! Jika kau marah padaku! Seharusnya kau menyakiti diriku, bukan dirimu!" tangisku pecah saat ini juga.
"Aku tak ingin melihatmu terluka Nathalie!" ia mendorongku kearah tembok dibelakangku dengan kasar, urat dipelipisnya semakin terlihat, "aku tak akan membiarkanmu terluka lagi!" ia semakin mencengkram bahuku dengan kuat dan itu membuatku semakin menangis.
Ia melonggarkan cengkramannya dan menarikku kedalam pelukannya "maafkan aku, aku tak bermaksud membentakmu. Aku hanya tak suka kau melukai dirimu sendiri" aku membawa tanganku kepunggungnya "aku takut" gumamku.
"tidak ada yang perlu kau takutkan sekarang"
"aku takut kepada masa laluku" sergahku cepat, ia mengusap kepalaku dan turun kepunggungku. Ia menuntunku kembali ke luar dan duduk di sisi ranjang. "Gantilah pakaianmu" ia memberiku kaus abu polos dan celana pendek miliknya yang pastinya akan kebesaran.
"ak---"
"jangan membantah Nathalie" aku mendengus kesal dan mulai menerimanya kembali berjalan kekamar mandi "kau tidak perlu berganti di kamar mandi, aku tidak keberatan jika kau berganti disini" aku menatap Harry dengan tajam, mungkin ia mengerti apa ekspresiku ini "Okay, gantilah dikamar mandi" gumamnya.
***
Aku menggeliat selagi mataku membuka secara perlahan, aku juga merasakan tangan Harry melingkar sempurna di pinggulku, entah kenapa aku merasa aman dan nyaman berada didekatnya sekarang, berbeda dengan sebelumnya. Aku tak pernah merasakan hal ini sebelumnya saat bersamanya. Bahkan aku selalu merasa terancam.
Mulai menatap wajah polosnya, yang terlelap tidur, pandanganku teralih pada keningnya, tak ada kerutan didahinya. Yang menjadi ciri khasnya selama ini, bila ia bertatap muka denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BabySitter || H.E.S
Fanfiction#896 In Fanfiction. January, 5th 2018 #832 in fanfiction. January, 10th 2018 #42 in harry styles 12.5.18 #24 in Harry styles 20.5.18 #99 in Harry Styles 02.08.19 COMPLETED Nathalie Rawder, tak menyangka dirinya akan mendapat masalah setelah kenal de...