VI: Nasihat

219 37 7
                                    

"Selamat untuk SMA Bell!" Suara riuh dan tepukan tangan menyatu di seisi podium.

Aku dan Aster berjalan menaiki panggung untuk menerima penghargaan mewakili sekolah.

"Terima kasih untuk kerja samanya." Aster menjulurkan tangan kanannya.

"Sama-sama." Akupun membalas uluran tangannya sebagai tanda salaman.

***

"Kupikir kegiatan ini akan buruk." Aku membuka suara.

"Um, sama. Tapi sepertinya ini bagus, jauh lebih bagus." Jawabnya- Aster-

Keheningan kembali melanda diantara kami.

Drtt....

"Permisi, sebentar."

Saat melihat nama peneleponnya aku secepat mungkin beranjak dari dudukku.

Ya! Itu panggilan dari Deva- kakakku-

***

"Siapa?"

"Boyfriend?" Tanya Aster lagi.

"Hah? Bukan." Jawabku jujur.

"Oh, ku pikir. Orang- orang bilang kau punya banyak penggemar, utamanya laki-laki." Perkataannya terdengar seperti pertanyaan namun, seakan itu sebuah pernyataan.

"Jangan percaya." Tawaku.

"Kau boleh saja berpacaran, namun berhati-hatilah." Ucapnya, kubalas senyum tipis.

"Mengapa kau tidak pernah memiliki pacar?"

____

AdolescenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang