CHAPTER 5 : COMUNiCATiON

59 4 0
                                    

"TUNGGU! Nona Archecrees!"

"Ctf ouc vnimohj ep, Eqhhiq qkiv?"

"Bukankah kau mengetahuinya barusan, Nona Archecress. Pria itu tak memahami bahasa yang kita gunakan. Tapi, saya bisa memahami bahasa pria itu karena skill yang saya miliki. Lagipula, saya masih perlu mencari beberapa informasi darinya. Oleh karena itu, saya mohon untuk tak melakukan sesuatu kepadanya dahulu.

Gadis twintail itu mendecakkan lidahnya, "htvikqa, I pa xnahjkexnu huz I pa qqif cahj ekeh a eqitf oh hyehokm ouc, htvik!"

"Terimakasih atas hal itu, Nona Archecrees. Dan boleh saya minta bantuannya juga nanti?"

"Op peqzokm."

"Tuan Tetsuji, sepertinya kau mengalami banyak masalah karena ketidakmampuanmu dalam berbahasa. Jadi saya harus segera melakukannya...."

"Melakukan apa?" gumam Hagane.

"No-nona Archecress, bisakah kau menahan pria itu agar tak bergerak."

"J'hi eqmpij, heq ep eqxnat hi!"

Rasanya, setelah gadis itu menunjukkan senyum yang lebih panjang dan manis. Cengkraman ular-ular itu semakin kuat dan sedikit menyesakkan pernafasan Hagane. Berkurangnya ruang dalam paru-parunya pun membuat ia kesulitan bicara untuk menunjukkan penyiksaan yang dialaminya.

Yreef kini membungkukkan tubuhnya dan menggoreskan kapur ke atas lantai. Pola yang awal yang dia buat hanyalah sebuah lingkaran berlapis dengan beberapa pola aneh yang memisahkan lingkaran satu dengan lingkaran lainnya.

Hagane menatap pola-pola tanpa arti dimatanya itu. Ia sama sekali tak mengerti apa yang dilakukan dua gadis itu.

Setelah lingkaran sihir itu selesai dibuat. Yreef merogoh kantong celana pendeknya dan mengambil sebuah pisau kristal. Sekilas, benda itu terlihat seperti kaca merah yang dibentuk dengan baik sehingga dapat digunakan sebagai alat memotong.

Tanpa ragu Yreef menggunakannya untuk menggores luka di telapak tangannya.

Dia mengelilingi lingkaran sihir itu kembali dan meninggalkan jejak darah di lima titik yang berbeda. Jika disambung antar titiknya, jejak darah itu pasti akan membentuk sebuah pola pentagram yang simetris.

'Sihir apa lagi yang ingin ia lakukan?'

Yreef memasuki lingkaran sihir itu dan berdiri tegak di atas kepala Hagane. Setelah menjentikkan sedikit jarinya. Setetes darah mulai jatuh dan menetes ke kepala Hagane.

"Baiklah, saya akan memulai ritualnya..."

Gadis kecil itu kini mempersiapkan diri dengan memejamkan mata dan menarik napas yang panjang. Si gadis twintail hanya bergeming melihat ritual yang akan segera dilakukan Yreef.

"Wahai cahaya biru pembawa pengetahuan, berilah hamba sebuah jalan demi menutup ketidaktahuan, bahasa adalah kebutuhan utama, kata-kata adalah rangkaian rasa bahagia, tunjukkanlah kepada hamba yang tak berdaya, Skill Sharing."

Lingkaran sihir yang berwarna putih kini berganti cahaya biru yang sangat terang. Gadis twintail sedikit mundur dan menutup matanya karena begitu silau.

Cahaya yang muncul seakan membentuk tembok tinggi yang tebal. Yreef tak lagi terlihat karena tertutup cahaya itu, begitu pula dengan Hagane. Garis-garis cahaya putih kini meliuk layaknya ular yang sedang menari. Cahaya itu menggeliat dari dalam tembok cahaya dan menyebar setelah menabrak langit-langit.

Perlahan cahaya biru itu memudar. Siluet Yreef yang disapu kekuatan besar semakin terlihat. Jubah yang dia kenakan dan rambut pendeknya seakan terbang ke udara.

Dunia Tanpa LogamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang