Malam berlanjut tanpa ada halangan sedikitpun.
Di antara gelapnya ruangan yang penerangannya telah dimatikan. Seorang gadis berambut twintail tertidur gelisah. Keringat di dahinya bertambah setiap saat.
Setelah menampakkan ekspresi masam penuh kecemasan. Matanya terbuka seketika.
Mata birunya bergetar hebat saat dia membangkitkan tubuhnya. Tangan kanannya seakan menahan kepala yang terasa berat karena pening yang dirasakannya.
"Tak lama lagikah?" Clevanity bergumam sesaat, "...padahal diriku belum siap dan tidak menyukainya."
Nada bicaranya terdengar cukup asing. Seorang tuan putri yang memiliki harga tinggi setinggi langit ini seharusnya tak berbicara dengan nada seperti ini. suaranya lirih cenderung pesimis. Kadang, keraguan dapat terlihat dengan jelas dalam kata-katanya itu.
Dia memindahkan kedua tangannya tepat ke dada. Perlahan merasakan detak jantung yang berdetak dengan begitu cepat.
Sosok bayangan mulai tergambar setelah detak jantungnya melambat. Sesososk laki-laki besar dengan tampang yang hampir tua terbentuk setelahnya. Lalu, semua gambaran itu diakhiri oleh sosok Hagane dalam pikiran Clevanity.
Gadis itu tersenyum tips. Rasanya dia meremehkan dan merendahkan dirinya.
"Sebenarnya, tadi itu apa yang diriku lakukan...?" sejenak merenung, "apa diriku harus melibatkannya?"
Suara angin yang lebih kencang mulai melintas. Dahan-dahan saling bergesakan dan menimbulkan suara alam yang harmonis bersama beberapa serangga.
Clevanity menutup matanya kembali.
Malam itu terus berlanjut tanpa ada yang menyadari apa yang telah terjadi kepada Clevanity.
(...)
"Yreef, kau sudah bangun kah?" sapa Hagane.
Kedua orang itu saling bertatap di lorong lantai dua. Tepatnya, mereka kini tak jauh dari ruang Hagane beristirahat.
Di luar sebenarnya masih cukup gelap untuk dikatakan sebagai pagi hari. Bahkan, mentari pun tak kunjung kembali.
Mata Hagane sediki terkagum akan penampilan Yreef yang sudah cukup rapi di hari yang terlampau pagi ini. Tatapannya bertahan selama beberapa detik, gadis itu sedikit tersipu.
"Tu-tuan Tetsuji... kenapa kau...?"
"Maaf Yreef, aku hanya tak menyangka bahwa kau sudah bersiap sepagi ini."
"Oh~ ini..." Yreef tergerak dan menepukkan kedua tangan tepat di depan wajah, "ini hanyalah hal biasa bagi kami. Mungkin, staff perpustakaan lain juga akan ikut keluar."
"Memangnya, apa saja yang kalian lakukan?"
"Sebenarnya tak banyak juga. Tapi, banyaknya buku-buku di sini; mengharuskan kami bersiaga setiap saat untuk selalu merawatnya. Entah karena keadaan lingkungan atau apa, tempat ini membuat buku-buku itu mudah rusak jika tak dirawat dengan baik."
"Hmm... bukankah perputakaan ini terletak di tengah hutan... mungkin karena faktor inilah buku-buku itu mudah rusak."
"Yah~ saya pikir begitu. Embun-embun pagi entah bagaimana selalu dapat masuk dan itu sangatlah tak bagus bagi koleksi perpustakaan ini."
"Jika memang tak baik untuk menyimpan buku—kenapa perpustakaan ini dibangun di tengah hutan seperti ini?"
Yreef tiba-tiba terdiam. Semangatnya dalam menjawab setiap obrolannya bersama Hagane seketika hilang. Tatapannya teralihkan dan wajahnya tertunduk ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Tanpa Logam
FantasyRank Tertinggi #236 [ 24 Juli 2017 ] Pic. : VN Minamijuujisei Renka - Elise Rosenthal Sinopsi Arc 1 - LiBRARiOT : Letnan Hagane Tetsuji (33) disambut oleh serangan listrik oleh seorang gadis berambut putih setelah terlempar ke dunia lain. Me...