Pada malam itu Hagane datang dengan kejutan yang cukup besar. Sesosok robot raksasa seperti yang membewanya ke dunia ini. selain itu, ada Yreef yang berlutut dan berteriak seakan kehilangan kendali atas tubuhnya. Di samping gadis kecil itu, Viz sedang mencoba untuk menenangkannya.
"Hagane, mari kita ke sana."
"Baiklah." Mereka berdua mendekat, "apa saja yang terjadi?" tanya Hagane.
"Aku tak tahu pasti, tapi sepertinya kata-kata mereka membuat senior Yreef terpukul. Akupun tak tahu alasan kanapa ia bisa sampai seperti ini."
Clevanity ikut berlutut, ia memegang pundak Yreef dan berkata lembut, "tenanglah sejenak, kita sedang menghadapi masalah genting, Yreef."
"Ada apa? Apa ini maksudnya kalian akan memberi hal kami inginkan secara percuma? Jika memang seperti itu, rasanya akan lebih baik." Omong besar Aszusa.
"Aku tak tahu apa yang sedang kalian incar, tapi kami tak akan membiarkan kalian lolos begitu saja. Terlebih setelah apa yang kalian lakukan ini."
"Kau ingin bertarung...."
"Aku—" Hagane terdiam.
Pria besar itu ingat kalau dirinya hanyalah sosok yang lemah di dunia. Bahkan dengan pengelaman besarnya di pasukan bela diri, kemampuannya itu tak akan pernah sebanding dengan kekuatan yang selama ini hanya dianggapnya sebagai imajinasi. Terlebih, ia sama sekali tak memegang senjata.
"Dasar tak berguna, setidaknya tunjukkanlah keyakinanmu, Hagane." Clevanity berdiri. "Kau!" menunjuk Viz, "bantulah aku sebisamu, kau juga punya tanggung jawab untuk melindungi tempat ini bukan."
"Te-tentu saja aku akan melakukannya." Viz membalas.
"Hagane, daripada kau mempersulit kami. Pergilah, bawalah Yreef menjauh dan tenangkan keadaannya."
"Ba-baiklah...."
Rasanya agak berat bagi laki-laki itu untuk menjawab. Seperti sebuah penghinaan yang cukup besar bagi dirinya. Seseorang yang paling tua dan seharusnya dilatih untuk melindungi orang lain, justru tak mampu melakukan apapun selain mengurangi beban orang lain.
"Tuan Hagane, sebaiknya kau bawa masuk Yreef ke dalam sekalian."
"Aku mengerti."
Ia langsung menyambar tubuh Yreef yang terasa sangat kaku. Ia sakarang sedang sangat syok dan air mata deras mengalir. Tak peduli dengan keadaan Yreef sekarang, hal terpenting adalah membawanya ke tempat aman dan menenangkannya.
(...)
"Apa dirimu sudah siap?" tanya Clevanity.
"Tentu saja, kapapun aku bisa!"
"Baiklah aku juga akan bersiap." Memejamkan mata, "Keluarlah Shirobi Kurobi." Dua ekor ular hitam dan putih kini melilit di tangan Clevanity. "Shirobi kurobi Form #3 , Fancing style."
Kedua itu saling melilit dengan ujung yang meruncing. Tentunya, bagian kepala menjadi yang terdeoab. Perpaduan ular itu membentuk senjata seperti epee namun dengan bagian yang sedikit lebih tebal dan kuat.
Gadis itu memasang posisi siap bertarung. Menegakkan senjata tepat di depan wajahnya dan menyembunyikan satu tangan di belakang. Selanjutnya ia mengayunkan senjatanya ke depan, "bersiaplah."
"Sepertinya kau meremehkan kami." Kata Aszusa.
"Cukup bicaranya."
Viz sekarang telah menyelesaikan mantra dasarnya. Lima bola api berterbangan di sekitar tubuhnya sebagai senjata. Sekarang mereka benar-benar sipa bertarung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Tanpa Logam
FantasyRank Tertinggi #236 [ 24 Juli 2017 ] Pic. : VN Minamijuujisei Renka - Elise Rosenthal Sinopsi Arc 1 - LiBRARiOT : Letnan Hagane Tetsuji (33) disambut oleh serangan listrik oleh seorang gadis berambut putih setelah terlempar ke dunia lain. Me...