CHAPTER 11 : FiGHT FOR FRiEND

23 2 0
                                    

Bibir tergigit keras, rasa kesal bercampur takut saat memangku tubuh teman yang tak berdaya. Laki-laki itu menatap sosok yang baru saja keluar dari hutan, sosok itu menarik sebuah palu besar, manis sekali.

Sosok tersebut adalah seorang gadis berambut merah. Asap masih membumbung dari sisi datar palu yang dibawanya, jejak seretan terbentuk panjang.

"Jadi ini ya~ perpustakaan yang kita cari, Giolatte?"

"Tak bisakah kau untuk menahan diri sedikit, ledakan yang kau buat ini merusak kualitas udara, Amher!" sosok gadis lain muncul dari dalam hutan.

"Maaf maaf, seharusnya kau tahukan, memang seperti itulah kekuatan yang aku miliki."

Kedua gadis itu menikmati perbincangan ringan mereka, tanpa keraguan, mereka nampak begitu santai sekalipun berada di kandang lawan. Hal sebaliknya justru ditunjukkan para staff perpustakaan, tak terkecuali Yreef. Mereka takut, sedikit merinding dan ragu untuk melawan.

Satu teman telah menjadi korban.

Tak ada pilihan lagi, lari atau lawan!

"Lalu apa yang harus kita lakukan setelah ini?" Amher.

"Hmm... mungkin kita bisa tanyakan pada beberapa orang di sana."

Amher menoleh ke arah para staff, mengangkat palu raksasa yang dipengangnya dan memundaknya.

"Tuan tuan? Bisakah saya—"

"Ka-kami tak takut dengan kalian... lebih baik kalian pergi... atau—"

"Atau apa?" Amher ganti memotong ucapan mereka, "sepertinya kalian sangat tak tahu diri... padahal kami ingin menunjukkan sedikit belas kasih kami."

"Itu benar...." lanjut Giolatte.

"Kalau begitu biar aku ulangi sekali lagi." Menarik napas panjang dan memasang tampang seram, "apa kalian tahu dimana buku 'itu' disimpan."

"Buku?" semua bingung, "ka-kami tak mengerti maksudmu. Buku apa yang kalian maksud?"

"Ehmm.... aku kira semua penghuni perpustakaan ini tahu. Tapi...." Amher menoleh, "bagaimana menurutmu, Giolatte?"

Giolatte terdiam, gadis berambut hijau itu terlalu fokus pada pengamatan tingkah lawan. Melihat berbagai ekspresi mengkhawatirkan dari para staff perpustakaan, banyak kerinagat yang terjatuh, lalu disimpulkan.

"Aku pikir mereka berkata jujur."

"Itu berarti?"

"Mereka tak berguna! Lenyapkan saja."

"Aku paham maksudmu...."

"Tch! Sial!" staff itu bergumam.

Kedua staff yang masih sehat kini saling menatap, menganggukan kepala bersama, lalu berdiri berdampingan. Mereka menunjukkan wajah siap bertarung.

"Sepertinya mereka memilih untuk bertarung, Amher?"

"Biar aku yang melayani mereka, kau lihat saja."

"Tapi, tak bisakah ak—"

"Sudahlah biar aku yang menanganinya lagi~"

"Ah~ sayang sekali, padahal aku juga ingin beraksi..."

Giolatte mengangkat gunting raksasanya. Wajahnya nampak kecewa dengan satu hembusan napas. Menyingkir jauh kebelakang, "semoga berhasil, aku akan menontonmu dahulu."

"Aku tak akan mengecewakanmu."

Gadis berambut merah itu meregangkan tubuhnya, sedikit menekuk kaki dan menjatuhkan palu hingga membekas di tanah. Wajahnya nampak begitu bahagia saat pertarungan akan segera terlaksana.

Dunia Tanpa LogamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang