Pria itu masih sibuk membaca buku di tangan. Sesekali ia melirik ke arah anak yang tertidur di atas pangkuan.damai, pada awalnya, namun ketika anak itu mulai membasahi paha dengan air matanya, kepanikan terjadi.
"Y-Yreef..." ia mencoba memanggil.
Tak ada jawaban, responnya pun tetap sama dan air matany semakin keras. Perasan Hagane menjadi buruk, ia berpikir untuk membangunkan gadis kecil itu dengan segera sebelum....
"Yreef!"
Clevanity terlanjur datang. Mungkin ia datang dengan damai dan wajah damai, pada awalnya. Namun, setelah meli hat tangisan Yreef di pangkuan Hagane, gadis itu mulai curiga.
Gadis twintail itu membuka pintu dengan cukup keras. Sehingga, Yreef pun mulai membuka mata. Dalam keadaan terbelalak, ia bahkan tak berhenti berdebar.
"Apa yang dirimu lakukan padanya, Hagane?"
"A-aku tak melakukan apapun, sungguh."
"Tapi, kelihatannya tak sepert itu...?"
"Karena itulah, dengarkan dulu penje—"
"Apa aku harus memperlakukanmu seperti sebelumnya?" Clevanity bersiap.
"Tu-tungu!" Yreef langsung tersadar.
Keributan kecil ini mengusik telinganya hingga ia terbangun. Langsung terduduk di atas kasur, aliran air masih membasahi pipi. Segaris namun cukup panjang, airnya pun menetes ke atas kasur putih.
"Ini tak sseperti yang kau pikirkan. Sa-saya hanya..."
'Apa... apa yang terjadi....' Yreef pun tak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri.
Menarik napas cukup panjang. Kesalahpahaman yang tak diketahui dasarnya ini mungkin bisa bertambah parah jika tak segera dihentikan. Hagane melepaskan napasnya.
"Sudahlah!" ucapnya tegas."
Kedua gadis itu terdiam.
"Lalu, apa yang dirimu ingin membuat pembelaan."
"Tidak sama sekali, aku hanya ingin mendengar alasan dari Yreef, itupun jika ia mau menceritakannya. Aku pikir ini ada kesalah pahaman, seperti biasa...." nada bicaranya berubah diakhir.
"Bagaimana Yreef, jika dirimu punya masalah, ceritakan saja."
"Ti-tidak perlu, saya bisa mengatasinya sendiri, sungguh."
"Tapi Yreef, kami tak keberatan untuk mendengarkanmu kok."
"Ka-kalau begitu, baiklah."
Clevanity mendekat untuk tahu Yreef lebih. Hagane sedikit menjauh, ia ingin memberikan tempat pada kedua gadis itu. Tentunya, Clevanitylah yang paling tepat untuk menenangkan Yreef kini.
"Melihat penampilan Tuan Hagane sekarang. Saya haya sedikit teringat dengan keluarga saya dahulu."
"Lalu...." Hagane berucap datar.
Tentu hal ini tak direspon baik oleh Yreef. Ia merasa sedikit malu untuk melanjutkan perkatannya. Gadis kecil itu menunduk, ia menyembunyikan ekspresi yang menrutnya memalukan.
"Mungkin hanya itu saja." Masih tertunduk dengan pipi memerah.
Terdiam sejenak, Hagane pun berdiri untuk melakukan tindakan selanjutnya. Ia pergi, ia tahu bahwa Yreef perlu waktu untuk sendiri. Begitupula dengan Clevanity, ia hanya mengamati langkah laki-laki itu yang ingin keluar dari ruangan.
"Terimaksih telah mengajariku, selanjutnya biar aku yang mempelajarinya sendiri."
"Aku juga ingin kembali. Jika ada hal yang ingin dirimu perbincangkan, datang saja ke ruanganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Tanpa Logam
FantasyRank Tertinggi #236 [ 24 Juli 2017 ] Pic. : VN Minamijuujisei Renka - Elise Rosenthal Sinopsi Arc 1 - LiBRARiOT : Letnan Hagane Tetsuji (33) disambut oleh serangan listrik oleh seorang gadis berambut putih setelah terlempar ke dunia lain. Me...