Rumah sakit.
Bangunan serba putih itu mendadak ramai saat seorang pemuda tampan yang tidak sadarkan diri dan enam pemuda lainnya beserta beberapa dokter juga perawat berlari menuju IGD.
Namjoon berjalan dengan tangan sibuk menggenggam ponsel menghubungi manager mereka meminta penundaan jadwal yang seharusnya mereka kerjakan dalam waktu dekat ini.
Disamping Namjoon, Jin sesekali menyeka air mata yang mengalir diwajahnya. Dia tidak pernah siap jika salah satu adiknya dalam masa sulit apa lagi melihat mereka jatuh sakit. Sebagai kakak tertua Jin merasa memiliki kewajiban untuk menjaga mereka selalau baik-baik saja dan saat ini dia merasa telah gagal menjaga adik nya.
J-hope dan suga berjalan bersisian mereka berdua hanya diam namun siapapun tahu mereka juga sangat kawatir melihat Taehyung yang biasanya selau ceria menjadi tidak berdaya seperti saat ini.
Sedangkan Jimin dan Jungkook mereka berjalan pelan memperhatikan semua orang yang menampilkan wajah tegang dan raut kawatir. Mereka juga sama kawatirnya apalagi Jimin yang sempat menampilkan wajah kosong saat Taehyung diangkat memasuki mobil sebelum dibawa kerumah sakit.
Jimin berhenti berjalan membuat Jungkook yang berada disampingnya menoleh lalu menghampiri Jimin yang mematung menyaksikan rombongan itu semakin menjauh.
"Hyung kau kenapa?" Jimin tersentak saat Jungkook menyentuh bahunya.
"Kook-ah, Tae kenapa? Tadi dia pucat sekali, tangannya dingin, ak-aku takut?"
"Sudahlah hyung, Tae hyung pasti baik-baik saja," ucap Jungkook menyemangati Jimin sekaligus dirinya sendiri.
Jimin dan Jungkook sampai di depan ruang IGD tepat saat pintu yang semula tertutup kini terbuka menampilkan seorang pria lengkap dengan pakaian dokternya keluar dari ruangan itu.
Semua berdiri dan menghampiri pria itu.
"Dok, bagaimana keadaan adik kami dok?" Namjoon bertanya mewakili.
"Hasil pemeriksaan akan keluar besok malam, sekarang biarkan pasien istirahat, kalian boleh menjenguknya setelah dia dipindahkan ke ruang rawat," ucap dokter itu berlalu meninggalkan enam pemuda yang menghela nafas lega, setidaknya Tae masih baik-baik saja. Pikir mereka.
🐣
Matahari pagi mulai terbit seorang pemuda manis menggeliat dari tidurnya, rasanya punggungnya sebentar lagi akan patah akibat tertidur dalam posisi duduk. Jin berdiri dari duduknya matanya memindai sekitar melihat posisi tidur adik adiknya sungguh berantakan membuat senyum geli terukir dibibir penuhnya.
Jin berjalan ke arah jendela membuka tirai yang menutupi, cahaya matahari yang hangat menyinari seisi ruangan.
"Hyung.." Jin menoleh mendapati Taehyung terbangun.
"Hai Tae sudah merasa lebih baik?" Jin menghampiri Taehyung yang berusaha mendudukan diri lalu membantunya.
"Hyung, maaf membuat semuanya kawatir," Taehyung menunduk kedua tangannya meremas selimut yang menutupi kakinya.
"Sudah jangan di pikirkan, lebih baik sekarang kau istirahat supaya cepat sembuh," Jin mengusap rambut Taehyung.
Jin kembali membantu Taehyung untuk berbaring, membetulkan letak selimut dan mengusap rambutnya dengan lembut membuat Taehyung seketika mengantuk.
"Cepat sembuh Tae, kami semua menyayangimu."
Sore hari di ruang rawat Taehyung, tadi setelah Taehyung kembali tertidur Jin menyempatkan pulang kerumah mengambil perlengkapan Taehyung dan memasak makanan kesukaan adik-adiknya yang mebuat Jimin dan J-hope berebut.
"Yak hyung berikan itu padaku," Jimin merengek setelah daging incarannya di ambil J-hope.
"Enak saja kau itu sudah penuh dengan lemak, ini untukku saja," balas J-hope sambil memasukan potongan daging terakhir ke dalam mulutnya.
Suga, Namjoon dan Jungkook hanya diam sambil memakan makanan mereka, mereka sudah terlalu sering melihat yang seperti ini.
Taehyung tersenyum melihat wajah kakak juga adiknya yang sudah seperti biasanya.
Jin menghampiri Taehyung duduk di kursi lalu menyodorkan bubur rumah sakit pada Taehyung.
"Kau juga makan, jangan hanya melihat kami makan," ucap Jin.
"Nanti saja hyung, aku belum lapar," Taehyung menjawab, sebenarnya perutnya mual dia takut kalau nanti dia makan akan dimuntahkan lagi.
"Kau harus makan Tae, ayo buka mulut mu," Jin menyodorkan sesendok bubur. Taehyung membuka mulutnya perlahan.
Satu suapan berhasil dia telan sempurna, suapan kedua ketiga juga bukan masalah namun di suapan ke empat perutnya mulai terasa bergolak tapi dia tahan hingga sampai suapan ke tujuh Taehyung menggeleng dia sudah tidak sanggup lagi. Tangan kanannya menekan perut sedangkan tangan kirinya menutup mulut rapat. Jin yang melihat itu panik mengambil ember (ini basaha indonya apaannya?) memberikannya pada Taehyung.
"Hoek.. Uhhuk.. Uhhuk," Taehyung memuntahkan isi perutnya, semua makanan yang berhasil dia telan susah payah kini berakhir didalam ember.
Semua orang menghampiri Taehyung yang tengah di elus punggungnya oleh Jin.
"Uhhuk.. Uhhuk.. Hoek.. Hoek." Keringat mengalir di pelipis Taehyung, Jin masih setia mengelus punggung Taehyung. Sesekali tangannya yang bebas menyeka keringat yang semakin banyak mengalir.
"Minum dulu Tae," Suga menyodorkan segelas air putih pada Taehyung.
"Terima kasih hyung," ucap Taehyung lemah.
"Sudah sekarang istirahat lagi," Taehyung mengangguk menanggapi ucapan Suga, dia memang merasa lelah apalagi setelah muntah tenaganya benar benar habis.
Jin kembali menyelimuti Taehyung sampai hampir menutupi dagunya.
"Maaf mengganggu makan kalian," Tae berucap di sela kesadarannya.
"Tidak perlu meminta maaf bodoh, cepat tidur," Jimin mengelus rambut Tae yang sedikit basah mengusapnya hati-hati. Hingga terdengar dengkuran halus dari Taehyung.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MinV (End)
RandomJimin yang menyayangi Taehyung seperti adiknya sendiri Gak pinter bikin deskripsi.