ekstra

8.2K 495 261
                                    

Jimin terbangun dengan keringat membasahi seluruh tubuhnya, nafasnya tersengal, dia mendudukan dirinya diatas ranjang kamarnya yang sepi matanya mengedar memperhatikan kamar yang sedikit berantakan, dengan tangan bergetar diusapnya wajah yang dibanjiri keringat, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka menampilkan Jin yang tersenyum kemudian menghampirinya "mimpi buruk lagi Jimin-ah."

Jimin mengangguk menanggapi pertanyaan Jin. Jin mendudukan dirinya disamping Jimin dielusnya pundak Jimin yang bergetar "sudahlah bersihkan tubuhmu lalu kita sarapan sebentar lagi kita berangkat."

"Baik hyung," Jimin berdiri diraihnya handuk yang tersampir disisi ranjang lalu melangkah menuju kamar mandi.

Jin menghampiri adik-adiknya yang sudah siap dimeja makan, mendudukan dirinya disamping Namjoon kemudian menyendokkan nasi kedalam dua mangkuk sekaligus "dia mimpi buruk lagi," ucapnya, yang lain hanya menghela nafas mendengar ucapan Jin.

"Aku tidak tega melihatnya seperti itu hyung, tubuhnya sekarang bahkan lebih kecil dari Suga hyung," ucap Jungkook.

"Aku juga tidak tega Kook-ah tapi apa yang bisa kita lakukan?" J-hope bicara sambil memasukan sesuap nasi kedalam mulutnya.

"Hyung, apa kau melihat earphone ku?" Ucap Jimin begitu sampai dimeja makan, Jin menoleh lalu tersenyum, "earphone yang mana? Kau punya banyak ingat?"

"yang merah hyung, yang aku beli bersama Taetae," ucap Jimin.

"Coba kau cari dikamarku Jimin-ah sepertinya aku meminjamnya kemarin," ucap Namjoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aish hyung, kenapa tidak bilang, aku tidak mau kehilangan lagi hyung," Jimin berlari menuju kamar Namjoon dan J-hope, memeriksa semua laci dimeja Namjoon dengan sangat teliti, matanya tanpa sengaja menemukan sebuah kertas dengan tulisan tangan Taehyung, diambilnya kertas itu lalu membaca tulisan tangan Taehyung yang sedikit berantakan.

"Jimin-ah, apa kau menemukannya?" Namjoon memasuki kamarnya, menghampiri Jimin yang tengah berdiri memebelakanginya.

"Jimin-ah," Jimin menoleh saat pundaknya disentuh.

"Hyung, apa ini? Ini tulisan tangan Taetae?" tanya Jimin.

"Itu lagu yang Taehyung buat untukmu sebelum dia sakit, kami berencana menunjukkan padamu saat konser tapi-" Namjoon menghentikan ucapannya saat mendengar Jimin sedikit terisak.

"Jim kau tidak apa?" tanya Namjoon, Jimin memeluk Namjoon dengan erat mencoba meredam isakannya didada Namjoon.

"Hyung, sudah lebih dari satu bulan hyung tapi aku masih belum bisa merelakannya," ucap Jimin.

"Sudahlah Jim, Tae sudah bahagia disana kau tidak perlu menangisinya lagi," ucap Namjoon tangannya mengelus punggung Jimin yang bergetar.

Jimin mengangguk kemudian melonggarkan pelukannya diusapnya airmata yang mengalir diwajahnya lalu tersenyum sangat manis "ayo hyung kita berangkat aku sudah tidak sabar bertemu dengannya," ucap Jimin riang.

"Jim, kau tidak apa?" Namjoon bertanya, dia sedikit kawatir melihat Jimin.

"Aku tidak apa apa hyung, ayo cepat kita temui Taetae, aku ingin memarahinya, kenapa dia menyembunyikan lagunya dariku," ucap Jimin sambil berlalu dari hadapan Namjoon yang menghela nafas.

Jimin memakan makanannya dengan sangat lahap semua saudaranya hanya bisa memandang heran dirinya, sebelumnya Jimin selalu menolak makanan yang Jin siapkan, Jin memandang Namjoon, Namjoon hanya mengedikkan bahunya lalu melanjutkan makannya yang tertunda.

MinV (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang