Jimin masih menangis dalam pelukan Jin walaupun tidak sekeras tadi tapi siapapun yang mendengarnya akan ikut merasakan kesakitan seorang Park Jimin, Jin masih mengelus punggung Jimin airmata masih sesekali mengaliri wajah tampannya.
Semua member memperhatikan Jimin dan Jin dengan pandangan sendu, tiba-tiba pintu disamping mereka terbuka menampilkan seorang dokter yang menangani Taehyung, raut wajahnya terlihat lelah.
Namjoon menghampiri dokter park "hyung bagaimana keadaan Tae."
Dokter park melepas kaca mata yang semula bertengger di hidungnya "kalian ikut aku ke ruanganku, kita bicarakan disana."
"Keadaannya tidak baik, kankernya sudah memasuki stadium lanjut, dia harus segera melakukan kemoterapi sebelum sel kanker menyebar keseluruh organ vitalnya, aku akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan ginjal dan hati nya bekerja dengan baik, sementara ini biarkan dia mendapat perawatan dirumah sakit," ucap dokter Park setelah mereka berada di ruangannya.
Semua member menghela nafas berat mendengar penjelasan doketer Park "apa yang harus kami lakukan sekarang hyung," Namjoon bertanya.
"Kalian hanya perlu berada disampingnya, kesembuhan pasien tidak hanya tergantung pada obat melainkan adanya good team work antara dokter, pasien, keluarga dan tim medis lainnya. Selain itu mulai sekarang jangan biarkan dia memakan makanan cepat saji."
"Efek sampingnya bagaimana hyung?" tanya Jimin raut wajahnya masih terlihat kawatir.
"Selain kerontokan rambut dapat juga berakibat sistem pencernaan menjadi shock tidak terkontrol dan menyebabkan pasien mual, diare, tidak nafsu makan, (perut) kram dan berangsur melemah. Selama masa kemoterapi kulit juga akan menjadi super sensitif, beberapa obat juga bisa mengurangi fungsi ginjal dan hati bahkan jantung dan otak."
Mendengar penjelasan dari dokter Park membuat semua member tercengang sesakit itukah efek samping yang akan Taehyung rasakan.
"Hyung Taetae.." J- hope terisak pelan tidak bisa membayangkan betapa menderitanya Taehyung nanti. Suga yang berada di sampingnya mengelus bahu J-hope menengkan "tenanglah Taetae pasti sembuh."
"Mulai besok sampai beberapa minggu kedepan biarkan dia dirawat di rumah sakit," ucap dokter Park.
"Baiklah hyung, kalau begitu kami permisi," Jin menarik adik-adiknya keluar dari ruangan dokter Park.
🐣
Jimin memasuki kamar rawat Taehyung, baru beberapa hari dia keluar dari ruangan yang serupa tapi kini dia kembali ke tempat ini masih dengan satu orang menjadi alasannya yaitu Taehyung.
Semua Kakaknya kini tengah dalam perjalanan pulang untuk mengambil keperluan Taehyung dan membersihkan diri meninggalkan Jimindan Jungkook yang berkeraa ingin menjaga Taehyung.
Jimin mendudukan dirinya di kursi samping ranjang Taehyung, meraih salah satu tangan Taehyung yang bebas dari infus kemudian menggenggamnya cukup erat "Tae bertahanlah, kami menyayangimu."
Pintu ruang rawat Taehyung terbuka menampilkan Jungkook yang membawa dua kantong di tangannya "hyung apa kau lapar? aku membawa makanan."
"Tidak Jungkook-ah hyung belum lapar," Jimin berucap lirih, melihat Taehyung tertidur dengan wajah pucat seperti ini membuat nafsu makannya hilang entah kemana.
Jungkook meletakkan makanan yang dia bawa diatas meja lalu menghampiri Jimin, meremas pundak pemuda itu "hyung aku yakin, Tae hyung tidak akan suka melihatmu seperti ini, hyung harus makan jangan buat Tae hyung sedih."
"Biarkan saja Jungkook-ah aku tidak peduli, dia pikir aku suka melihatnya seperti ini? Melihatnya kesakitan? Melihatnya sulit bernafas? Tidak Jungkook-ah, dia selalu saja membuatku sedih." Jimin berucap nadanya sarat akan kesedihan Jungkook yang berdiri disampingnya hanya bisa mengusap punggung rapuh Jimin berulang kali, dia tahu apa yang Jimin rasakan karena dia merasakannya walau tidak sesakit Jimin.
"Tapi hyung harus makan, saat ini hanya aku dan hyung yang menjaga Tae hyung, aku tidak ingin menjaga dua orang sakit sekaligus," Jungkook masih memaksa Jimin makan, sejak pagi Jimin memang belum memakan apapun membuat Jungkook sedikit kawatir dengan kesehatannya.
Jimin terkekeh kecil mendengar ucapan Jungkook "baiklah ayo makan."
Jungkook tersenyum kemudian menarik Jimin menuju sofa, membuka dua bungkus makanan yang dia bawa, menyerahkan salah satunya pada jimin.
🐣
Setelah hasil pemeriksaan Taehyung keluar dan menunjukan bahwa ginjal hati dan organ vitalnya dalam keadan baik, kini Taehyung tengah duduk bersandar di sebuah ruangan menunggu dokter Park melakukan kemoterapi padanya.
Lima belas menit menunggu dokter Park beserta satu orang perawat memasuki ruangan Taehyung, dengan cekatan dokter Park memasang alat yang akan di gunakan untuk mengalirkan cairan kemoterapi di tangan kiri Taehyung.
Jimin dan yang lainnya menunggu dengan sabar di depan pintu sesekali melihat jarum jam yang bergerak perlahan.
Kemoterapi yang dijalani Tehyung berlangsung 3 jam kini Jimin tengah mengurut punggung Taehyung yang menunduk memuntahkan cairan dari dalam mulutnya.
"ughh.. Hoek..hoek uhhuk.." Taehyung masih menunduk mencoba mengeluarkan apapun dari dalam mulutnya namun yang dia lihat hanya cairan yang keluar, tadi beberapa menit setelah dokter Park menyelesaikan kemoterapinya Taehyung merasa perutnya mual dan meminta Jimin menggendongnya ke kamar mandi.
Jin menghampiri dua adiknya dengan sebotol besar air mineral berada dalam genggamannya, dokter Park menyarankan Taehyung untuk lebih banyak minum oleh karena itu Jin selalu membawa air minerak ditasnya.
Jin menyerahkan botol itu pada Jimin yang masih mengurut tengkuk Taehyung "minum dulu Tae."
"Jim sakit sekali," ucap Taehyung mendongakkan wajahnya yang pucat, Jimin meminumkan air yang dia bawa pada Taehyung "sebentar lagi sakitnya hilang."
Jimin menggendong Taehyung kembali ke ranjangnya membenarkan letak selimutnya lalu mengelus rambut Taehyung yang basah dan sedikit berantakan, Taehyung memejamkan matanya menikmati usapan Jimin dikepalannya.
"Jangan berhenti Jim, pusing," ucap Taehyung saat tidak merasakan usapan di kepalanya, sedangkan Jimin kini tengah mati-matian menahan isakannya, dia melihat rambut Taehyung menempel pada telapak tangannya, rambut Taehyung rontok cukup banyak.
"Jim kau kenapa?" tanya Taehyung saat tidak juga mersakan tangan Jimin dikepalanya.
"Pasti rambutku rontok ya? Tidak apa Jim nanti juga tumbuh lagi," ucap Taehyung lagi dibarengi dengan cengiran yang membuat airmata Jimin sukses meluncu melewati rahangnya.
Direngkuhnya tubuh kurus Taehyung memeluknya dengan sangat erat, melampiaskan rasa sesak didadanya.
"Tidak apa-apa Jimin-ah, aku pasti sembuh," Taehyung mengelus punggung Jimin yang semakin bergetar dengan suara isakan yang jelas terdengar.
Didepan pintu lima orang pemuda mengusap ujung mata mereka yang berair menyaksikan kedua saudara mereka saling berpelukan.
***
Cie double update..
Makasih buat yang udah mau luangin waktunya baca ff gaje ini makasih bangett..Maaf kalo ada typo, alur yang aneh dan gaje..
Maaf juga kalo feelnya gak dapett..
Sekali lagi makasiihhh.. 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
MinV (End)
RandomJimin yang menyayangi Taehyung seperti adiknya sendiri Gak pinter bikin deskripsi.