16

4.4K 422 45
                                    

Seminggu tanpa kehadiran Taehyung membuat mereka seperti kehilangan harapan, tidak ada yang tahu kemana PD-nim membawa Taehyung pergi.

Jimin dan Jungkook selalu bertanya pada setiap orang yang mereka lewati di koridor gedung bighit namun tidak ada yang mengetahui dengan jelas keberadaan atau keadaan Taehyung sekarang.

Mereka masih tetap melakukan jadwal mereka, masih tetap mengisi acara televisi, datang ke radio dan konser, mereka juga masih tetap menunjukkan senyum ceria mereka didepan camera namun siapa yang tahu jika sudah kembali kerumah hanya keheningan dan raut murung yang mereka tunjukkan.

Malam itu semua member sangat kelelahan setelah mengisi acara disalah satu stasiun televisi Jimin dan Jungkook yang memang satu kamar -setelah Tae menghilang Jungkook memilih pindah kamar dengan alasan takut Jimin berbuat yang aneh-aneh- memilih berdiri dibalkon kamar mereka melihat bintang yang tidak terlalu banyak malam ini.

"Hyung apa kau merindukannya?" Jungkook bertanya tanpa menoleh pada Jimin.

Jimin menghela nafas berat, dadanya sesak setiap mengingat nasib sahabatnya yang entah berada dimana sekarang, "aku selalu merindukannya, sekarang rasanya bernafas saja sulit, aku selalu memikirkannya, apa dia baik-baik saja? Apa penyakitnya tambah parah? Apa dia makan dengan benar? Dia selalu melupakan obatnya Kook-ah."

"Apa dia akan kembali hyung?" Jungkook menoleh, menatap wajah tampan Jimin yang lebih kurus akhir-akhir ini mereka jarang memakan makanannya.

"Dia pasti kembali, dia tidak tidak akan tahan berada jauh dari kita," Jimin tersemyum untuk pertama kalinya setelah Taehyung menghilang membuat Jungkook juga ikut Tarsenyum.

"Aku harap juga begitu hyung," ucap Jungkook dijawab anggukan mereka.

🐣

Bulan telah berganti, tidak terasa sudah enam bulan berlalu tanpa adanya Taehyung, mereka kini mulai terbiasa dengan hanya berenam walaupun dalam hati mereka tetap mengharapkan Taehyung kembali dengan membawa kabar baik.

Saat ini mereka tengah menyantap makan malam mereka tanpa adanya kegaduhan seperti saat bersama Taehyung dulu, tiba-tiba pintu utama rumah diketuk dengan tidak sabar membuat semua orang jengkel.

Tuk tuk tuk.

"Iya sebentar, siapa sih bertamu malam-malam begini?" Jimin berjalan sambil menggerutu, dibukanya pintu kayu yang ada dihadapannya, kedua matanya membola tanpa sadar tangannya meremas kenop yang masih dia pegang.

"Aku pulang Jimin-ah," ucap orang itu memamerkan senyum khasnya yang sangat Jimin rindukan.

"Siapa itu Ji- Tae kau kah itu?" Suga berteriak saat melihat adik yang dirindukannya akhirnya pulang, mendengar teriakan Suga, semua member berlari keruang tengah menatap tubuh kurus dengan rambut coklat yang sangat mereka rindukan berdiri dihadapan mereka jangan lupakan senyum kotaknya yang khas.

J-hope yang pertama berlari memeluk tubuh kurus itu disusul Suga, Jungkook, Jin, dan Namjoon mereka menangis melepas rindu yang selama ini mereka pendam, berbeda dengan Jimin dia hanya memandang saudara-saudaranya dengan tatapan lega kemudian berlalu menuju kamarnya.

Taehyung yang melihat Jimin pergi hanya bisa memandang dengan kening berkerut, dengan segera dilepasnya pelukan saudara-saudaranya itu kemudian menyusul Jimin menuju kamar.

Taehyung memasuki kamar yang masih sama seperti terakhir kali dia tinggalkan, menemukan Jimin tengah duduk diranjang dengan kepala menunduk dan bahu bergetar.

"Jim, apa kau tidak merindukanku?" Taehyung mendudukan dirinya disamping Jimin, mengelus punggung bergetas saudaranya itu perlahan.

Hiks

Satu isakan terdengar membuat Taehyung langsung memeluk tubuh Jimin "ke-kemana saja selama ini Tae?" ucap Jimin disela tangisannya.

"PD-nim membawaku berobat Jimin-ah," Taehyung masih mengusap punggung Jimin yang bergetar dengan sangat lembut.

"Kenapa tidak bilang, kau tidak tahu betapa takutnya aku saat melihat kamar rawatmu kosong?" Jimin masih terisak, memeluk Taehyung dengan sangat erat dia takut jika dia melepskan pelukannya Taehyung akan hilang, Jimin tidak mau Taehyung pergi lagi.

"Maaf," hanya kata itu yang bisa Taehyung ucapkan, melihat Jimin seperti ini membuat hatinya menghangat dia merasa beruntung memiliki sahabat sebaik Jimin dia merasa berharga bila bersama Jimin.

"Jangan ulangi, kau tidak boleh pergi kemanapun tanpa aku mengerti?" Taehyung mengangguk menjawab pertanyaan Jimin.

Mereka masih tidak mau melepaskan pelukan mereka walaupun Jungkook telah berteriak menyuruh mereka untuk makan, membuat Suga yang memang sudah lapar menjadi geram.

"Heh bocah bisa tidak berpelukannya diteruskan setelah makan, kami sudah lapar," ucapnya sambil menjewer telingan Taehyung dan Jimin bersamaan.

"Hyung ampun, sakit," ucap mereka bersamaan. Suga melepas jewerannya lalu mengusap telinga Taehyung dan Jimin yang memerah.

"Sudah sekarang turun dan makan," ucap Suga dengan nada lembut yang jarang Jimin dan Taehyung dengar.

"Ayo Chim, aku rindu masakan Jin Hyung," Taehyung menarik tangan Jimin lebih tepatnya menyeret, Suga yang melihat hanya terkekeh melihat pemandangan dihadapannya, saudara-saudaranya berkumpul dimeja makan senyum lebar menghiasi wajah mereka Suga yakin malam ini dia akan tidur dengan nyenyak.

"Sampai kapan kau akan berdiri disana hyung, cepat kemari atau kuhabiskan jatah makananmu," ucap Taehyung dengan mulut penuh oleh makanan, semua orang terkekeh melihat tingkah imutnya.

"Yak enak saja, aku juga lapar," Suga bergabung dimeja makan, mendudukan dirinya disamping J-hope kemudian memakan makanannya dengan lahap.

Jin tersenyum melihat adik-adiknya makan dengan lahap, akhir-akhir ini mereka jarang menyentuh makanannya membuat Jin sedih dan kawatir, mengingat jadwal mereka yang padat, tapi sekarang tidak lagi dengan keberadaan Taehyung diantara mereka membuat mereka utuh mereka tidak akan membiarkan apapun memisahkan mereka lagi.

Sementara itu Taehyung hanya bisa memandang tawa saudara-saudaranya dengan pandangan yang sulit diartikan, dia bersyukur masih bisa melihat wajah tampan saudara-saudaranya dihiasi senyum tulus yang sudah jarang dia lihat semenjak mereka tahu kalau dia sakit.

'Semoga ini bukan yang terakhir kalinya melihat kalian tersenyum, terima kasih sudah mau menerimaku menjadi bagian dari kalian,' ucapnnya dalam hati.

***

Akhirnya up juga,
Aku tahu ini aneh juga maksa, tapi aku gak tega matiin Tae disini.

Maaf kalo gaje, feelnya kurang aku udah bingung mau nulis apa lagi,
Ternyata enakan jadi pembaca..

Makasih buat yang udah baca ff aneh ini, apalagi yang vote sama komen makasih banyak yak..

😊😊😊

Masih tbc 😊😀

MinV (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang