Jimin tengah membantu Taehyung membereskan barang-barangnya yang berantakan pagi ini mereka berencana akan pulang lalu mengantar Taehyung kerumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.
Sejak tadi semua member sibuk menata pakaian atau barang yang mereka bawa kecuali Taehyung anak itu hanya duduk diranjang dan terlihat murung karena itu sebagai sahabatnya Jimin dengan suka rela membereskan barang-barang milik Taehyung.
Jimin tengah melipat baju Taehyung, menatanya diatas kasur kemudian memasukkannya kedalam ransel Taehyung "Tae kalau kau lelah istirahat saja," ucap Jimin saat melihat nafas Taehyung sedikit memburu.
"Jim dadaku saki," ucap Taehyung nafasnya terlihat sesak. Jimin menghampiri Taehyung lalu duduk disampingnya tangannya terangkat mengelap keringat yang mengalir didahi sahabatnya itu.
"Tenang Tae, sekarang tarik nafas, tahan sebentar lalu keluarkan pelan-pelan, nah seperti itu," ucap Jimin ikut mengelus dada Taehyung mencoba membuat Taehyung sedikit lebih tenang.
Taehyung masih mengatur nafasnya dengan arahan dari Jimin, beberapa hari ini dia merasa penyakitnya bertambah parah, Jimin masih memperhatikan pergerakan dada Taehyung. suara pintu yang dibuka tidak membuat Jimin mengalihkan pandangannya dari wajah pucat Taehyung "hyung apa yang terjadi," Jungkook memasuki kamar lalu duduk dihadapan Jimin, ikut memperhatikan Taehyung yang masih mencoba mengatur nafasnya.
"Jim, pusing," Taehyung menyandarkan kepalanya dibahu Jimin nafasnya sudah sedikit lebih baik.
Jimin membaringkan tubuh Taehyung di atas ranjang menyelimutinya dengan selimut yang cukup tebal, dia benar-benar kawatir melihat Taehyung seperti ini, selama ini Taehyung tidak pernah terlihat sesakit ini, dia beberapa kali mengeluh sakit kepala, nyeri lambung bahkan nyeri tulang tapi dia tidak pernah sekalipun mengeluh sesak nafas "tidurlah aku akan bereskan pakaianmu."
"Gomawo," Taehyung memejamkan matanya tubuhnya benar-benar terasa tidak enak, seluruh tubuhnya bahkan terasa sakit dari mulai kepala hingga kaki, kadang dia merasa ini terlalu berat tidak jarang pula dia ingin menyerah namun melihat saudara-saudaranya bekerja keras menjaga dirinya membuat semangatnya tumbuh lagi.
🐣
Namjoon tengah memanaskan mobil yang akan membawa mereka kembali kerumah tiba-tiba pikirannya melayang pada kejadian beberapa hari yang lalu.
'Apa yang kau lakukan Tae,' malam itu dia melihat salah satu adiknya duduk dimeja makan sambil menulis yang entah apa itu, padahal jam dinding sudah menunjukkan pukul 2.30 dini hari.
'Aku sedang mencoba membuat lagu hyung, tapi tidak jadi-jadi,' Namjoon terkekeh melihat wajah imut adiknya bibir dikerucutkan dan mata yang memicing, Namjoon sampai ragu kalau pemuda yang kini duduk berhadapan dengannya adalah pemuda dengan umur 20 tahun.
'Apa kau butuh bantuan?' Adiknya mengangguk cepat dengan mata berbinarnya yang lucu.
'bantu aku hyung, melihat Namjoon hyung dan Yoongi hyung membuat lagu sepertinya tidak sesulit ini,' Taehyung merajuk membuat dia terkekeh kecil disuapnya kepala Taehyung lembut matanya melirik pada kertas yang ada dihadapan Taehyung.
'Memangnya Taetae mau buat yang seperti apa?' Namjoon bertanya tangannya meraih salah satu kertas berisi tulisan tangan Taehyung.
'Seperti fajar hyung, saat aku duduk menunggu seorang sahabat ditaman hanya dengan suara burung yang menemaniku, aku sangat menyukai saat seperti itu hyung,' Taehyung berucap senyum tulus terukir dibibir tebalnya.
Namjoon ikut tersenyum membayangkan suasana dalam cerita Taehyung membuat hatinya damai 'hyung juga menyukai saat seperti itu, omong-omong siapa sahabat yang kau tunggu?'
'Jiminie,' ucap Taehyung dengan cengiran kotaknya yang lucu, Namjoon terkekeh pelan.
'Kalau begitu ayo kita buat, lalu tunjukan pada Jiminie,' ucap Namjoon bersemangat, Taehyung mengangguk cepat sebagai jawaban.
Malam itu mereka habiskan dengan duduk berhadapan dimeja makan, membuat sebuah lagu yang nantinya akan mereka tunjukkan pada Jimin.
"Hyung apa yang kau lakukan, ayo cepat," Namjoon tersentak saat mendengar suara Jungkook berteriak dari dalam mobil, semua member tengah duduk di kursi masing-masing hanya tinggal Namjoon yang masih berdiri bersandar di pintu kemudi.
Namjoon memasuki mobil menempatkan dirinya dikursi kemudi, disampingnya Jin duduk sambil menyandarkan kepalanya di jendela.
Dikursi tengah Jimin duduk sambil mengelus kepala Taehyung yang ada dipangkuannya kakinya berada di pangkuan Jungkook.
"Hyung cepat jalankan mobilnya," Jimin bicara nadanya terdengar tidak sabar.
"Oke oke," Namjoon menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata membelah jalanan yang cukup padat.
"Hyung Taetae kenapa?" Namjoon bertanya pada Jin yang bersandar pada jendela.
Jin menoleh kebelakang memperhatikan kegiatan adik-adik termudanya, Jimin masih mengelus kepala Taehyung yang memejamkan matanya walau ringisan sakit masih sesekali terdengar, Jungkook memijat pelan kaki Taehyung yang sudah tidak lagi membengkak namun masih terlihat memar yang cukup besar "dia mengeluh pusing dan sesak nafas."
Namjoon menginjak gas sedikit lebih dalam begitu mendengar perkataan kakak tertuanya, Taehyung sakit hanya itu yang ada dipikirannya membuat dirinya melajukan mobil sedikit lebih cepat.
🐣
Mobil yang mereka tumpangi berhenti didepan sebuah bangunan serba putih dengan plang besar dengan tulisan Seoul hospital, Namjoon merubah tujuan yang semula kerumah menjadi langsung kerumah sakit saat melihat Taehyung tidak berhenti meringis kesakitan.
Beberapa dokter dan perawat menghampiri mereka dengan membawa sebuah bankar, mereka membantu mengangkat Taehyung kemudian menidurkannya diatas bankar lalu bergegas mendorong bankar tersebut menuju ruang ICU, semua member mengekor dibelakang mereka.
'Tae bertahanlah, apa kau tidak ingin menunjukkan lagu yang kita buat pada Jimin?' Namjoon berucap dalam hati melihat Taehyung didorong memasuki ruang ICU.
Jin, Suga dan J-hope mendudukkan diri mereka di kursi, kekawatiran jelas terlihat di raut wajah mereka.
Jimin dan Jungkook berdiri didepan Jendela mencoba melihat apa yang dokter didalam ruangan itu lakukan pada Taehyung, walaupun itu sia-sia karena jendela itu ditutupi dengan kain hijau.
Jin beranjak dari duduknya merangkul bahu Jimin dan Jungkook "Jim-ah, Kook-ah duduklah."
"Hyung apa Tae akan baik-baik saja?" Jimin berucap dengan suara lirih, diantara mereka Jimin memang yang paling dekat dengan Taehyung selain mereka lahir ditahun yang sama mereka juga adalah teman satu kamar.
Jin tersenyum walaupun matanya berkaca-kaca, dia harus kuat demi adik-adiknya, dia sebagai yang tertua harus bisa menjadi sandaran bagi adik-adiknya yang tengah hancur "tentu saja, Taetae anak yang kuat, dia pasti bertahan demi kita."
"Hyung aku akan memarahinya begitu dia bangun nanti, dia selalu melupakan obatnya," Jimin tersenyum namun satu tetes air mata mengalir melewati rahangnya diikuti tetesan-tetesan lainnya.
Jin yang melihat Jimi menangis kemudian merengkuh tubuh adiknya yang langsung terisak dengan punggung bergetar, tangisan Jimin membuat semua member menoleh padanya lalu menghampirinya dan ikut memeluk Jimin yang tengah rapuh.
"Hyung a-aku taku," Jimin berucap disela isakkannya yang teredam dada Jin, melihat saudaranya hancur membuat pertahanan yang dibangun Jin seketika runtuh dan mulai terisak "sssttt jangan menangis jimin-ah, didalam sana Taetae tengah berjuang, jangan tangisi perjuangannya."
Jimin mengangguk dalam hati dia berharap sahabatnya tidak akan pernah menyerah pada penyakitnya.
'Bertahanlah Taehyung-ah disini ada enam orang yang sangat menyayangimu,' bisik Jin dalam hati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MinV (End)
AcakJimin yang menyayangi Taehyung seperti adiknya sendiri Gak pinter bikin deskripsi.