Taehyung meringis disela kegiatan makannya, kakinya benar-benar sakit dia ingin mengatakannya pada yang lain tapi mengingat wajah kawatir mereka Taehyung jadi enggan, mereka pasti akan langsung meninggalkan makanan mereka saat tahu Taehyung sakit, maka Taehyung menahan sakitnya setidaknya sampai makanan yang mereka makan habis, dia terus mengunyah makanannya dengan perlahan tanpa tahu seseorang memperhatikan gerakannya sedari tadi.
Jimin berdiri dari duduknya, berjalan menghampiri Taehyung yang masih memakan makanannya, Jimin memundurkan kusi yang diduduki Taehyung memutar sampai menghadap padanya kemudian berjongkok di hadapan Taehyung, tangannya dengan hati-hati mengangkat celana bahan yang dipakai Taehyung. Semua mata memperhatikan apa yang Jimin lakukan.
"Jim apa yang kau lakukan," tanya Taehyung, matanya memperhatikan sekeliling, kini semua mata tertuju pada kakinya.
"Diamlah Tae," ujar Jimin.
"Aku baik-baik saja Jim, sungguh," ucap Taehyung sambil mencoba menurunkan celana yang Jimin pegang.
"Aku tidak bertanya jadi kau diam saja," ujar Jimin nadanya sedikit dingin, membuat Taehyung mau tidak mau diam saja.
Jimin memangkat celana Taehyung sampai lutut, semua mata membola saat melihat memar ke unguan yang cukup besar di sekitar lutut Taehyung yang juga sedikit membengkak.
"Tae kenapa kau tidak bilang kalau sakit?" tanya Jin kawatir.
"I-ini tidak sakit hyung," jawab Taehyung.
"Teruslah berbohong sampai aku membencimu Tae," Jimin bicara dengan nada dingin yang sukses membuat Taehyung terdiam.
"Tae bicaralah jikau kau ingin didengar, begitu juga kalau kau sakit, kita tidak akan mengobatimu kalau kau tidak mengatakan kau saki," Jin mengelus pundak Taehyung yang masih menunduk.
"Maaf hyung," ucap Taehyung lirih.
"Sudah sebaiknya kita pulang ke penginapan," sela Namjoon.
"Apa kau bisa berjalan Tae?" Suga bertanya saat melihat Taehyung masih diam dikursinya, Taehyung menggeleng saat ini kakinya benar-benar sakit.
"Dasar bodoh," ucap Jimin lalu berjongkok menghadapkan punggungnya pada Taehyung.
"Jim," Taehyung bingung apa yang akan sahabatnya ini lakukan.
"Naik Tae," Taehyung menurut, melingkarkan tangannya di leher Jimin.
"Terimakasih," ucap Taehyung hanya dijawab deheman singkat oleh Jimin.
Jimin berjalan perlahan dengan Taehyung yang menyandarkan kepalanya di punggung Jimin, tiba-tiba kepalanya pusing keringat sebesar biji jagung mengalir di dahinya, Jungkook yang berjalan disamping Jimin pun bertanya.
"Hyung apa kau pusing?" Taehyung yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya singkat.
"Jin hyung, Taehyung pusing, keringatnya banyak sekali," ucap Jungkook berlari menghampiri kakak-kakaknya yang berjalan di belakang mereka.
"tadi setelah makan dia belum memakan obatnya Kook-ah, aish anak itu," ucap Jin.
Jin merogoh tasnya mengambil botol obat milik Taehyung yang memang selalu dia bawa kemudian menghampiri Jimin dengan Taehyung berada di punggungnya tengah menutup kedua matanya.
"Tae buka matamu," Jin mengelus pipi Taehyung membuat Taehyung membuka kedua matanya.
"Hyung.." suara Taehyung terdengar lirih seperti tengah menahan sakit.
"Ayo minum obat mu, kau belum sempat meminumnya Tadi," ucap Jin menyerahkan obat pada Taehyung kemudian mengambil sebotol air mineral yang memang dia siapkan untuk keadaan darurat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MinV (End)
RandomJimin yang menyayangi Taehyung seperti adiknya sendiri Gak pinter bikin deskripsi.