19

5.1K 431 115
                                    

Setelah lebih dari dua jam berada didalam ruang ICU dokter yang menangani Taehyung keluar dan langsung mendapat cecaran pertanyaan dari semua member.

"Keadaannya tidak baik, obat-obatan yang kami berikan seolah tidak mempan melawan kankernya, saat ini hanya dukungan dari kalian yang bisa membantunya," ucapan panjang lebar dari dokter itu membuat keenam pemuda disana meneteskan airmatanya.

Kesedihan akibat menghilangnya Taehyung dulu belum sepenuhnya terobati apakah mereka harus kehilangan orang yang sama untuk kedua kalinya, mereka tidak akan bisa kembali bangkit jika itu terjadi.

Jimin yang semula duduk menghampiri dokter "apa aku boleh melihatnya?" ucap Jimin dengan nada datar.

"Sebentar lagi dia akan dipindahkan ke ruang rawat, kalian bisa melihatnya disana, saya permisi," dokter itu berlalu meninggalkan keenam pemuda itu.

"Jim," Jin menghampiri Jimin yang masih mematung, dia tahu apa yang Jimin rasakan.

"Hyung aku tidak apa-apa," Jimin tersenyum, Jin memandangnya dengan tatapan prihatin.

"Kalian semua tidak boleh menangis, Taetae tidak ingin menjadi alasan kita untuk bersedih," ucap Jimin dengan senyum yang dibuat selebar mungkin namun sedetik kemudian dia jatuh terduduk kemudian terisak hebat.

"Tapi aku tidak bisa," Jimin terisak, Jin memeluk bahu Jimin dan menangis disana.

"Aku tidak bisa untuk tidak menangis hyung bagaimana ini? Taetae akan marah padaku dan mendiami ku hyung," Jimin masih menangis didada Jin, semua member ikut berlutut dan memeluk Jimin.

"Sudah, hyung yakin kali ini Tae tidak akan marah," Jin mencoba menghibur Jimin, tangannya masih setia mengelus punggung Jimin yang bergetar.

🐣

Jimin duduk disamping ranjang dimana Taehyung tertidur, memperhatikan wajah Taehyung yang pucat, hidungnya tertutup masker oksigen untuk membantunya bernafas.

Jimin menghela nafas berat walaupun sudah sering melihat Tae dalam kondisi seperti ini tidak juga membuatnya terbiasa Jimin masih saja takut, Takut tidak bisa melihat senyum sehangat matahari milik Taehyung.

"Tae kenapa kau suka sekali membuatku menangis?" ucap Jimin.

"Aku lebih memilih kau membenciku dan meninggalkan ku asalkan kau masih didunia yang sama dengan ku Tae, setidaknya aku masih bisa melihatmu, walaupun kau tidak menginginkannya," airmata Jimin mengalir lagi.

"Tapi jika itu kematian, bagamaiana caranya aku untuk melihatmu Tae, aku tidak akan bisa walaupun aku membunuh diriku aku tetap tidak akan bisa melihatmu," Jimin terisak dadanya sungguh sakit.

Dia meraih tangan Taehyung yang terbebas dari selang infus, menggenggamnya erat tanpa menyakitinya, tangan Taehyung terlihat sangat kurus jika dibandingkan dengan miliknya.

"Dulu ini terasa sangat besar digenggamanku, tapi sekarang aku bahkan tidak merasa menggenggam tanganmu Tae," Jimin masih menangis, karena terlalu larut dia tidak menyadari tatapan kelima saudaranya yang ikut menangis sejak tadi mendengar ucapannya.

Jungkook yang tidak tahan melihat Jimin berjalan menghampirinya kemudian memeluknya dengan erat, Jimin sempat kaget mendapat pelukan dadakan namun dia kembali tenang saat tahu jika Jungkook yang memeluknya, sejujurnya dia memang membutuhkannya.

"Sudah hyung, semua akan baik-baik saja," ucap Jungkook, sebenarnya dia tidak yakin jika semuanya akan baik-baik saja, dia tahu semua yang ada disana tahu kondisi Taehyung saat ini memang jauh dari kata baik.

Jimin masih sedikit terisak namun tidak sehebat tadi membuat Jungkook melepaskan pelukannya dan ikut memandang miris wajah Taehyung yang tertutup masker oksigen.

"Eungh.." Lenguhan pelan terdengar membuat semua yabg ada disana menghampiri ranjang Taehyung, dengan perlahan mata yang sebelumnya tertutup kini terbuka menampilkan mata sewarna lelehan coklat.

"Tae apa ada yang kau butuhkan?" Suga bertanya dengan tidak sabar, Taehyung menggeleng lalu tersenyum melihat semua saudaranya ada disampingnya saat ini.

"Kalau begitu tidurlah lagi, kau butuh banyak sekali istirahat," ucap J-hope sambil mengacak rambut Taehyung.

Taehyung mengangguk kemudian menutup kembali matanya, dia benar-benar lelah seluruh tubuhnya terasa sangat sakit.

Jimin mengelus rambut Taehyung lembut, merapikan selimut yang sedikit tersingkap, lalu memandang lekat wajah Taehyung.

🐣

Pagi harinya semua member terbangun karena sinar matahari  yang menyinari kamar Taehyung, setelah mendapat pemeriksaan paginya Taehyung menyuruh perawat membuka korden yang menutupi jendela kamarnya.

Jin yang pertama terbangun menghampiri Taehyung yang tersenyum masih dalam posisi berbaringnya "kau ingin duduk?" Tanya Jin dan dijawab anggukan dari Taehyung, dengan cekatan Jin membantu Taehyung mendudukan dirinya.

"Gomawo hyung," ucap Taehyung, Jin tersenyum lalu mengacak rambut Taehyung.

Setelah semua orang yang ada disana bangun dan membersihkan diri Jin dan Namjoon pergi untuk membeli sarapan, Suga dan J-hope kembali ke rumah mengambil keperluan Taehyung selama di rumah sakit.

Jimin dan Jungkook yang bertugas menjaga Taehyung, Jimin masih tetap mengisi bangku di samping ranjang Taehyung menggenggam tangan Taehyung yang kurus "Tae apa ini sakit?" ucap Jimin menunjuk tangan Taehyung yang diinfus.

Taehyung terkekeh lalu menggeleng menjawab pertanyaan Jimin, Taehyung meraih tangan Jimin mengarahkannya ke adadanya "disini yang sakit Jimin-ah."

"Tae..,"

"Aku lelah Jim, rasanya sakit sekali tapi aku tahu kalian tidak ingin aku menyerah, karena itu aku tetap bertahan," ucap Taehyung di akhiri senyum tulusnya.

"Maaf Tae," ucap Jimin menunduk, mendengar ucapan Taehyung membuat dia merasa menjadi orang yang paling egois.

"Tidak apa Jimin-ah, aku tidak akan menyerah kalau kalian tidak mengijinkan aku menyerah," Jimin memeluk tubuh Taehyung erat namun hati-hati.

Jungkook yang sejak tadi menyaksikan interaksi Jimin dan Taehyung hanya bisa tersenyum sedih, melihat saudaranya dalam kesusahan dan dia tidak bisa berbuat apa-apa membuat hatinya sakit.

Dia tidak akan pernah mengijinkan Taehyung menyerah namun melihat Taehyung kesakitan juga membuat hatinya sakit, dia hanya bisa berharap semua akan baik-baik saja.

***
Aku update lagi.. Sebagai ganti karena kemaren ngaret banget..

Masih tetep aneh si tapi ya gapapalah ya..

Niatnya mau aku endingin hari ini tapi aku belom nemu ending yang pas buat ff ini jadi ya segini dulu aja yah..

Makasih buat yang masih mau baca..
Aku seneng liat banyak yang suka sama ff gaje ini..

Sekali lagi makasih..
Maaf kalo aneh, feel gak ada, typo berserakan.. 😊😊

MinV (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang