11

5.2K 454 47
                                    

Taehyung menatap suasana taman rumah sakit yang sedikit sepi, sudah dua minggu dia dirawat di rumah sakit dan selama itu pula semua member secara bergantian menjaganya.

Dia dilarang mengikuti jadwal Bangtan yang sudah mulai padat sejak satu minggu yang lalu, sebenarnya dia sangat merindukan berdiri di atas panggung menyapa ARMY yang selalu setia mendukungnya.

Jimin selalu menyempatkan diri menghubungi Taehyung sebelum atau sesudah menyelesaikan jadwal mereka "Tae apa yang kau lakukan?".

"Eoh Jim, kau sudah selesai?" Taehyung menoleh mendapati Jimin berdiri dibelakangnya wajahnya terlihat kelelahan.

Jimin mengacak rambut Taehyung yang dulu selalu tampak halus lalu mendudukan dirinya disamping Taehyung "sudah Tae, apa kau mau mendengar ceritaku?" jimin berucap tangannya meraih kepala Taehyung menempatkan dipundaknya.

Taehyung mengangguk, Jimin selalu menceritakan kegiatan yang semua member lakukan, membuat Taehyung seolah ikut merasakan berada diantara mereka.

"Tadi itu sangat melelahkan Tae, semua hyung bahkan sampai tertidur saat perjalanan kemari, tapi semua itu tidak ada artinya saat melihat ARMY tersenyum, semua beban seolah terangkat begitu saja saat mereka ikut bernyanyi bersama, begitu banyak cinta yang mereka berikan tanpa pamrih, usaha kita selama ini tidak sia-sia, kerja keras kita selama ini menunjukan hasilnya, jerih payah kita selama ini terbayar dengan cinta mereka yang sangat besar, karena itu kau jangan sampai menyerah," Taehyung menangis dalam diam membayangkan wajah-wajah bahagia ARMY saat melihat mereka.

"Jim aku merindukan mereka, aku ingin kembali menghibur mereka, apa mereka akan tetap menerimaku?" Jimin memperbaiki posisi duduk Taehyung, menatap dalam pada bola mata Taehyung yang memerah "tidak perlu kawatir, mereka pasti akan selalu menerimamu."

"Tapi aku sekarang lemah Jim, berdiri terlalu lama saja aku tidak sanggup apalagi menari?" Jimin mengusap pipi Taehyung, menangkupkan tangannya pada pipi Taehyung yang tirus.

"Jangan menangis, aku akan selalu bersama mu," ucap Jimin tanpa terasa setetes air mata mengalir melewati dagunya, Jimin sedih melihat sahabatnya menderita. Pengobatan yang Taehyung lakukan hanya bisa sedikit memperpanjang hidupnya kemoterapi yang dijalaninya tidak banyak membantu, sel kanker yang berada dalam tubuhnya sudah semakin menyebar membuat tim medis seolah angkat tangan.

"Jim biarkan aku mengikuti wings tour walau hanya di korea," Taehyung berucap lirih dia hanya ingin menyapa ARMY walau itu untuk yang terakhir kalinya.

Jimin menggeleng dia tidak mau membiarkan Taehyung, dia takut  apa yang selama ini dia pikirkan terjadi, Taehyung adalah saudaranya dia tidak ingin kehilangan saudaranya.

"Tidak Tae, aku tidak akan membiarkanmu," Jimin terisak, masih memeluk Taehyung dengan sangat erat.

"Ayolah Jim, hanya satu kali, setelah itu aku akan menuruti semua perkataanmu," Taehyung masih mencoba membujuk Jimin, dia sangat ingin berdiri di atas panggung.

Jimin masih enggan menjawab dia takut membayangkan apa yang terjadi jika Taehyung mengikuti wings tour nanti, tapi dia juga tidak tega melihat Taehyung yang selalu bersedih.

"Hanya di seoul?" tanya Jimin lirih, mencoba meyakinkan jika keputusannya saat ini bukan keputusan yang salah, Taehyung mengangguk cepat kemudia mengernyitkan dahinya saat sakit kepala yang dia rasa semakin menjadi.

Jimin melihat Taehyung mengernyit sakit hanya bisa mengelus punggung Taehyung yang semakin hari semakin mengecil.

"Ayo masuk, kau harus istirahat," Jimin membantu Taehyung berdiri lalu mempahnya kedalan kamar rawatnya.

Didalam kamar rawatnya semua member tengah berkumpul mengistirahatkan tubuh mereka yang kelelahan.

"Darimana kalian?" Jin menghampiri dan membantu Jimin memapah Taehyung menaiki ranjangnya.

Jimin menyelimuti Taehyung hingga menutupi dadanya, mengelus rambutnya yang tipis, "kami dari taman hyung."

"Apa kau lelah Tae?" Suga mendekati ranjang Taehyung memperhatikan adiknya yang semakin hari semakin kurus. Taehyung hanya mengangguk tenaganya benar benar habis.

"Sekarang tidur, bukankah kau ingin mengikuti wings tour?" semua mata memandang Jimin dengan pandangan tidak percaya yang tak dihiraukan Jimin sama sekali, dia hanya ingin membuat Taehyung bahagia.

"Jim apa yang-" ucapan Namjoon terhenti saat J-hope menyikut lengannya lalu menggeleng seolah mengatakan jangan.

Taehyung tersenyum kemudian memejamkan matanya menjemput mimpi indah yang dia harap bisa sedikit menghilangkan rasa sakitnya.

Jimin menghampiri sofa, mendudukkan dirinya disamping suga yang memejamkan matanya damai.

"Jim apa yang kau lakukan hah?, kenapa kau menyetujui permintaan Taehyung," Jin bicara nadanya sedikit lebih tegas membuat semua member menoleh ke arahnya.

Jimin menghela nafas berat, dia sudah yakin kalau kakak-kakaknya tidak akan dengan mudah membiarkan Taehyung ikut "aku hanya ingin membuatnya bahagia hyung."

"Jangan konyol Jim, lihat dia, untuk berdiri saja sulit apa lagi menari?" Namjoon menyentak membuat Jimin seketika menunduk.

J-hope hanya bisa memperhatikan pertengkaran saudaranya itu dengan tatapan sendu, dia tidak bisa melakukan apapun saat ini semua terasa salah dimatanya.

"Hyung aku mohon, hanya di seoul," Jimin memohon tangannya meraih tangan Namjoon dan Jin yang berdiri dihadapannya.

"Jimin-ah tolong jangan biarkan Tae ikut, hyung tidak mau sesuatu yang buruk terjadi," ucap Jin bergetar.

"Hanya ini yang bisa membuatnya bahagia hyung, aku hanya ingin melihat dia bahagia hyung," Jimin berlutut dihadapan Jin dan Namjoon air mata sudah banyak mengalir dari matanya.

Jin meraih pundak Jimin membantunya berdiri, dia tidak sanggup melihat adik-adiknya tertekan dia ingin sekali egois. Tapi melihat Jimin hancur membuat hatinya semakin sakit dalam hati dia juga menginginkan kebahagiaan Taehyung.

"Hyung aku ingin dia bahagia, disisa umurnya hyung," iskan Jimin membuat semua member ikut terisak Taehyung sangat berarti bagi mereka, mereka tidak ingin kehilangan Taehyung.

Tanpa mereka sadari Taehyung terbangun dan mendengar semua perdebatan mereka dengan air mata yang setia mengaliri pipi pucatnya.

'Gomawo hyung,' ucapnya dalam hati, lalu kembali memejamkan matanya.

***

Cuma mau ngasih tau ff ini bentar lagi end.

Makasih yang udah mau baca ff abal karya ku..

Maaf kalo alurnya aneh.. Trus banyak typonya juga..

Aku publish ini ff cuma modal nekat doang, jadi kalo feelnya kurang harap maklum yah..

😊😊

MinV (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang