Semua member terduduk meremas kedua tangannya yang bergetar saat ini mereka tengah berada didepan ruang ICU setelah mengakhiri konser malam ini Taehyung muntah darah juga mimisan hebat, semua orang panik melihat hidung Taehyung tidak berhenti mengeluarkan darah, wajahnya sudah benar-benar pucat.
Manager mereka memutuskan membawa Taehyung ke rumah sakit bersama para member, sudah satu jam lebih dokter yang menangani Taehyung berada di ruang ICU berusaha menyelamatkan Taehyung.
Suara langkah kaki tergesa terdengar menghampiri mereka, PD-nim datang bersama salah satu manager BTS raut kawatir jelas terlihat diwajah tuanya.
"Jin-ah bagaimana adikmu?" Jin mendongak memperlihatkan wajah kalutnya pada PD-nim, kemudian menghela nafas berat dadanya sesak seolah batu besar tengah menghimpitnya "dokter masih berusaha menyelamatkannya."
PD-nim kemudian menghampiri Sejin yang tadi membawa member BTS kerumah sakit, membisikkan sesuatu kemudian berlalu untuk mengurus administrasi.
Tidak ada dari mereka yang memperdulikan sekitar, pandangan mereka hanya tertuju pada pintu yang masih tetap tertutup rapat, kapan pintu itu akan terbuka, mereka sangat berharap kabar baik yang akan mereka dengar begitu pintu itu terbuka namun sudah lebih dari satu jam pintu itu tidak juga terbuka.
Sejin menghampiri Namjoon yang bersandar pada dinding matanya tertutup tapi bibirnya bergetar menahan isakan yang kapan saja bisa keluar "Namjoon-ah sebaiknya ajak saudaramu pulang besok kalian akan melanjutkan wings tour."
"Hyung apa kau gila? Bagaimana dengan Tae? Kami tidak mungkin meninggalkannya disini," Namjoon sedikit berteriak dia tidak mau menuruti perkataan managernya, dia tidak akan meninggalkan adiknya sendirian disini.
Semua member terkejut mendengar suara Namjoon lalu menghampiri Namjoon yang masih mencoba menahan emosinya "kau kenapa Namjoon-ah, ini rumah sakit tidak seharuanya kau berteriak."
"Yoongi hyung kau juga pasti akan berteriak jika mendengar ini," ucap Namjoon, tangannya terkepal emosinya benar-benar sulit dikontrol.
"Hyung memangnya ada apa?" Jimin bertanya pada sejin, dia tidak akan bertanya pada Namjoon yang sedang emosi kerena akan sia-sia.
"Kalian harus pulang dan kembali melanjutkan jadwal kalian," semua member tidak percaya dengan apa yang mereka dengar, yang benar saja? Mereka harus melanjutkan jadwal sedangkan salah satu dari mereka kini tengah berjuang untuk hidup, mereka tidak setega itu meninggalkan Taehyung.
"Ayolah demi ARMY kalian, Tae juga pasti tidak ingin kalian mengecewakan ARMY, dia berjuang untuk disini untuk bisa kembali menghibur ARMY, apa kalian tega membiarkan perjuangannya sia-sia?" Sejin masih mencoba membujuk, dia hanya akan membujuk sebisanya, dia tidak mau memaksa karena dia tau apa yang keenam pemuda itu rasakan, sebenarnya dia juga tidak ingin meninggalkan Taehyung, tapi ini perintah dari PD-nim sendiri dia tidak mampu melawan.
"Baiklah ayo kita pulang dan bersiap," Jimin berjalan melewati Sejin, semua mata memandang aneh kelakuannya, apa yang sebenarnya dia pikirkan, batin mereka semua.
'Aku akan menghibur ARMY untukmu Tae, jadi kumohon jangan menyerah' ucap Jimin dalam hati.
Semua member mengekor dibelakang Jimin tidak ada dari mereka yang berniat memecah keheningan ini, semua sibuk dengan pikiran masing-masing, selama dalam perjalan hingga sampai rumah pun hening masih menyelimuti mereka, Jimin bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun sejak keluar dari rumah sakit.
Semua member sedikit kawatir melihat Jimin, tidak ada yang bisa menebak jalan pikiran anak itu, mereka takut pada Jimin yang pendiam, tidak bicara dan hanya mengurung diri dikamar sesampainya mereka dirumah.
"Hyung apa tidak masalah kita meninggalkan Taehyung disini sendiri?" J-hope bertanya, Suga yang tengah merapikan pakaian yang akan mereka bawa untuk konser dijepang menghentikan kegiatannya "aku harap tidak, ada PD-nim yang menemaninya."
"Aku harap juga begitu, hyung takut terjadi sesuatu padanya saat kita dijepang," J-hope duduk diatas kasurnya, dia biarkan pakaiannya berserakan dia tidak ingin pergi dari korea.
"Jangan berpikir macam-macam kita harus percaya Taetae pasti kuat," sebenarnya Suga ragu mengatakannya dia juga takut apa J-hope katakan akan terjadi.
Sedangkan dikamar Jimin membaringkan tubuhnya dikasur Taehyung yang berantakan, dia tidak berniat sedikitpun bangkit dia sangat kawatir apalagi mereka pulang tanpa tau keadaan Taehyung seperti apa, tapi dia ingat janjinya dia tidak akan menangis Taehyung tidak akan suka dia menangis.
"Hyung apa kau sudah siap, lima menit lagi Sejin hyung akan menjemput kita," Jungkook membuka pelan pintu kamar Jimin dan Taehyung, gelap itu yang pertama tertangkap matanya tangannya kemudian menekan saklar membuat kamar lebih terang.
Jungkook menghampiri Jimin yang masih membaringkan dirinya diatas kasur Taehyung, pandangannya lurus menatap langit-langit kamarnya yang putih "aku takut Jungkook-ah."
"Hyung.." ucapannya terhenti saat melihat Jimin memiringkan tubuhnya membelakangi Jungkook.
"Bagamaina jika saat kita di Jepang Tae menyerah?, bagaimana jika saat kita kembali Tae sudah tidak ada? a-aku takut Jungkook-ah," suara Jimin bergetar membuat Jungkook reflek memeluk Jimin dari belakang.
"Lalu kenapa hyung menyetujui ucapan Sejin hyung tadi?" tanya Jungkook masih tetap memeluk tubuh Jimin.
"Aku tidak mau mengecewakan ARMY, seperti Tae yang berjuang untuk ARMY aku juga akan berjuang untuk membahagiakan ARMY."
"Kalau begitu ayo kita bahagiakan ARMY, dan secepatnya kembali ke korea."
🐣
Mereka sampai diJepang keesokan harinya dan langsung menuju gedung tempat wings tour akan diadakan, walaupun pikiran mereka hanya tertuju pada Taehyung, mereka tetap mencoba profesional mereka tetap memasang senyum.
Selama konser berlangsung semua member terlihat memamerkan senyum walaupun senyum itu tidak sampai mata, setidaknya mereka tidak ingin bersedih dihadapan ARMY, mereka tidak ingin membuat ARMY merasakan kesedihan mereka karena itu mereka mengatakan pada ARMY jika Taehyung tidak dapat mengikuti wings tour karena jadwal individunya.
Konser malam itu berjalan lancar walaupun hanya dengan enam member, setelah menyelesaikan konser mereka meminta untuk segera dipulangkan ke korea, mereka sangat ingin melihat Taehyung, tidak apa jika mereka tidak tidur yang penting bisa melihat saudara mereka saja sudah lebih dari cukup, pikir mereka.
Manager mereka hanya bisa menghela nafas pasrah melihat kecemasan diwajah keenam pemuda yang menjadi tanggung jawabnya.
"Baiklah kita pulang sekarang, tapi ingat jangan sampai kalian sakit mengerti?" ucap manager, semua member mengangguk antusias, mereka sangat ingin mengetahui keadan Taehyung saat ini.
Pesawat yang mereka tumpangi mendarat sempurna di bandara, mereka langsung menuju rumah sakit dimana Taehyung berada, Jimin dan Jungkook yang paling bersemangat, mereka berlari sepanjang koridor rumah sakit menuju kamar rawat yang biasa Taehyung tempati, namun saat mereka sampai hanya kekosongan yang mereka dapati, Taehyung tidak ada dia pergi tanpa menunggu mereka kembali.
***
Aku upp lagi..
😊😊😊
Aku sebenernya udah mulai bingung ini mau diapain lagi..
Maaf kalo gaje..Abaikan typo yaah,, pasti banyak banget..
Makasih buat yang udah mau ngikuti ini ff sampe chap 15 😊😀
Maaf kalo gak sesuai sama harapan kalia ...
KAMU SEDANG MEMBACA
MinV (End)
De TodoJimin yang menyayangi Taehyung seperti adiknya sendiri Gak pinter bikin deskripsi.