Kamu

34 3 2
                                    


"selamanya hanya kamu."

-dirga

...

"Kenapa?"
"Kamu cantik."

Nana menghentikan aktivitas pada handphone nya, lalu berdiri dan mendekat ke arah dirga. Dirga diam dan membisu ia kira nana akan memeluknya. Tetapi nana, membolak balik kan tangan nya pada kening dirga.

"Kamu sehat apa gimana si?" tanya nana sambil terkekeh pelan.
"Kiran mau peluk dirga, ternyata malah ngejek lagi." cuek dirga.
"Ya habisnya kamu aneh si."
"Aneh dari ma-"
"Ini mas, mbak pesenannya " ucap salah satu pelayan yang tadi sambil mengantar pesanan mereka.
"Oh iya mas, makasih ya." ujar nana.
"Selamat menikmati." lalu pelayan tersebut kembali bekerja.
"Dimakan ya na." ucap dirga.
"Iya kamu juga ya." lalu nana menyantap pasta kesukaannya itu.
"Mau dirga suapin nggak na?" tawar dirga.
"Sok sok an kamu mau nyuapin nana, orang baru aja beberapa hari yang lalu nana yang nyuapin dir-" ucapan nana terpotong oleh sesuap pasta dari tangan dirga.
"Udah lah na, dirga juga bisa kali."
"Iya deh iya." Jawab nana.

Seperti dinner tetapi mereka bukan lah sepasang kekasih. Rintik hujan mulai membasahi jalanan. Berhubung tempat duduk mereka dekat dengan jendela depan lantai dua restoran ini, jadi mereka dapat dengan jelas menyaksikan embun embun yang mulai berkumpul di kaca tersebut.

"Hujan na!" ucap dirga
"Iya hujan, adem ya."
"Kamu kedinginan na? Nih pake jaket dirga aja biar kamu nggak sakit." sambil melepas jaket jeans yang dipakai nya dan memberikan nya kepada nana.
"Em, makasih ya." kata nana
"Iya, sama sama."

Sebenarnya tujuan utama dirga mengajak nana pergi ketempat ini adalah untuk menyatakan perasaan nya kepada nana. Tetapi, ia rasa waktu nya belum tepat. Dengan terpaksa dirga mengurungkan niatnya itu. Setelah beberapa lama makanan dan minuman mereka pun habis hampir tak tersisa, kecuali piring dengan gelas nya ya:(

"Udah agak reda nih na, pulang aja yuk keburu kemaleman." ajak dirga
"Iya bener juga, ya udah ayok pulang." ucap nana sambil melepas jaket yang ia pakai bermaksud mengembalikannya ke dirga.
"Eh eh, ngapain kamu lepas jaketnya?"
"Mau dikasih kamu lagi."
"Nggak usah nana, kamu pake aja biar nggak kedinginan." dengan lembut, dirga memakai kan kembali jaket itu kepada nana.
"Terus dirga gi-" jari telunjuk dirga menghentikan perkataan nana.
"Udah, dirga nggak bakal kenapa kenapa kok na. Ya udah ayok pulang."
Dengan menggandeng nana pergi untuk pulang.

Sesampainya diparkiran, lalu mereka mengenakan helm masing masing. Tetapi, Dirga yang memasangkan helm kepada nana. Lalu mereka pergi meninggalkan restoran itu dan melaju kerumah nana. Ternyata hujan kembali datang, mereka berdua kehujanan untungnya nana masih memakai jaket yang tadi. Lalu bagaimana dengan dirga? Seragam putih abu abu nya basah. Dirga tak menghiraukannya ia tetap melanjutkan perjalanan ya. Karena hujan semakin deras, dirga mencari tangan nana dan meletakkan nya di pinggang nya. Dirga takut jika nana akan jatuh saat motor dirga melaju sangat cepat. Dari wajah nana terlukis senyum yang indah, ia merasa sangat nyaman jika sedang bersama dirga. Bagai pangeran yang datang tapi tak diundang, tak akan pergi dan selalu dihati.

Sampailah mereka berdua dirumah nana, bibi langsung mengambil payung dan berjalan cepat kearah nana dan juga dirga itu.

"Ya ampun neng nana, den dirga. Kenapa nggak telfon pak ahmad aja, kan bisa dijemput atuh?"
"Udah bi, nana nggak papa kok. Ayok kamu masuk dulu angetin badan, baju kamu basah semua." nana memayungkan payung itu padanya dan dirga untuk masuk kedalam rumah karena hujan masih saja tak mau berhenti.

GloomyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang