Pertemuan

30 5 2
                                    

"Hanya saja, aku cuma bisa membuatmu bahagia dengan Cinta bukan dengan Harta."

•••

"Hallo? Assalamualaikum? " suara seseorang dari telefon nana, dengan nomor tak dikenal.
"Iya hallo? Waalaikumsalam, ini siapa?"
"Apa benar ini dengan saudara nana?"
"Iya, ada apa ya?"
"Dikarenakan besok sudah melaksanakan ujian akhir sekolah semester dua, maka anda dimohon untuk menemui saya agar anda bisa mengerjakan ujian dengan tenang."
"Emm, anda siapa? Tolong jangan main main ya."
"Bener mau tau saya? "
"Iyaa, ini siapa sih?"
"Dirga."
"Jangan coba coba bohong ya, anda sampe bawa bawa nama dirga."
"Ya ampun nana, segitunya amat lo? Ini gue kali, Bina temen smp lo."
"YA AMPUN, beneran ini bina? Lo kok tau kalo gue besok uas? Oh, iya lo kok tau dirga si?"
"Ya elah na, santai aja napa lu. Masih suka nyerocos aja lu sampe sekarang. Apa sih yang nggak gue tau in dari elo? Gue tau dirga, dia pacar lo kan? "
"Songong banget lu bin, mulai dehh kumat lagi gombal nya. Kok lo tau lagi si?"
"Hahaha, santai dong na. Ya iya lah gue tau, orang dirga sepupu gue."
"Oala, jadi elo saudara nya dirga? Sekarang tinggal dimana lo?"
"Ya gitu deh, gue sekarang tinggal di Bandung. Dirga itu saudara gue yang dulu dibandung, tapi pas gue pindah dari Surabaya ke Bandung. Ehh dia malah pindah dari Bandung ke Surabaya. "
"Oke oke, sekarang gue tau. Gue pengen deh, main ke Bandung."
"Boleh bolehh, kalo lo ke Bandung jangan lupa mampir kerumah gue ya na. Ya, lo ajak dirga biar nggak nyasar."
"Iya deh, siapp."

Nana menutup telefon dari bina, karena hari mulai gelap. Ia harus menyiapkan diri nya dengan matang, agar ketika uas besok nana tidak kebingungan dan dapat mengerjakan ujian dengan tenang.

Keesokan nya, nana pergi ke sekolah dengan diantar pak ahmad. Hanya untuk seminggu saja ia membatasi pertemuan nya dengan dirga. Tapi hal itu sangat berat untuk nana, karena ini hal yang sangat melelahkan, lelah menahan rindu, lelah menahan untuk bertemu, dan semuanya harus ia lakukan.

Pagi hari ini awal dari perjuangan untuk nana mendapatkan nilai ujian yang maksimal. Memang tak perlu diragukan lagi, nana memang pintar sejak smp dulu. Tak heran jika ia terlihat santai santai saja saat menghadapi ujian.

"ya udah, pak nanti jemput nana kayak jam biasa nya ya." ujar nana sambil menuruni mobil nya.
"oke non. "

Lalu nana berjalan menuju ke ruang kelasnya. Genggaman handphone di tangan kanan nya sedari tadi berdering, tapi nana sedang malas untuk membuka handphone nya itu. Ia berusaha untuk tidak terganggu dengan handphone saat ujian nanti.

"NANA! "

Tiba tiba anisa berlarian dari arah belakang nana.

"ngapain sih nis pake lari lari?" tanya nana dengan datar.
"biar bareng sama lo, kok lo hari ini keliatan kurang semangat gitu sih na? " tanya balik anisa.
"nggak papa kok. Udah ah, buruan jalan nya keburu masuk."
"iya deh iya. "

Sahabat itu, akan selalu perduli saat kamu tersakiti dan ia pun akan merasa bahagia saat kamu bahagia.

Saat pulang sekolah, ternyata bukan pak ahmad yang menjemput nana. Tapi seorang lelaki keren yang ada dibalik kaca mobil itu. Nana mencoba mendekat ke arah mobil itu, dan ia seperti mengenali wajah nya. Alis tebal, kulit wajah putih, rambut yang hitam. Sang pria itu menahan tawa nya saat melihat nana menatap nya seolah baru bertemu.

"ngapain disitu na? Masuk aja, gue disuruh jemput lo." kata lelaki itu.
"eh, iya." nana memasuki mobil lelaki itu dan segera berjalan menuju ke rumahnya.

Di perjalanan, nana masih mencoba mengingat siapa lelaki ini. Ia hanya diam, dan memainkan ponsel nya. Nana tak memdapat kabar apapun dari dirga sejak kemarin, di sekolah pun ia tak bertemu dengannya. Mungkin dirga sedang tidak mau diganggu. Pikir nana untuk positif.

"na? Lo ngapain si? Kok dari tadi kayak bengong gitu? " tanya lelaki itu lagi.
"enggak kok, gue cuma lagi capek aja."
"lo lupa ya sama gue? "
"iya sih sebenernya, hehe."
"yaelah na, bilang napa dari tadi. Gue kan Alvin na. Dulu kan kita dijodoh in gitu sama orang tua kita, ya padahal kita baru umur 6 tahun. Gue masih inget banget kejadian itu. "
"Alvin? Oh gue inget sekarang. Lo anaknya temen papa kan? "
"iya nana."
"gini kan nana inget deh, hehe."
"dasar pelupa."
"eh lo ngapain disini? Bukannya dulu lo di jakarta ya?"
"iya itu sih dulu, sekarang gue pindah ke surabaya untuk beberapa tahun kedepan kayaknya. Soal nya bokap gue lagi ada urusan disini sama papa lo. "
"ohh gitu, jadi sekarang lo tinggal dimana? "
"di blok sebelah deket rumah lo."
"deketan dong berati? "
"iya lah na."
"lo jadi sekolah dimana? "
"ya elah na, gue udah lulus kali. Baru aja tahun kemaren gue lulus. "
"oh gitu, jadi lo nggak kuliah? "
"iya sih rencana gue juga gitu."

Seperti ada yang aneh dengan tatapan alvin saat berbicara dengan nana, apa alvin mencintai nana?

___

"GUE MAU KITA PUTUS!"
"tapi kenapa? Hubungan kita baru beberapa bulan. Kenapa kamu tiba tiba gini? "

Entahlah dirga tiba tiba menarik tangan nana saat nana sedang berjalan santai menuju kelas baru nya. Iya, kelas sebelas.

"buat apa lagi kita pertahanin ini lagi? Lo udah dijodoh in juga kan sama laki laki yang tajir itu? DASAR MATRE! "

PRAKK!

tangan nana tak segan untuk menampar dirga, dirga berubah semenjak beberapa bulan setelah mereka berpacaran. Aneh, tapi memang ini yang menjadi kenyataannya. Semua masalah hanya bertambah berat jika hanya disimpan saja, selesaikan dan cepat menyimpulkan yang benar tanpa menyakiti yang lainnya.

"denger ya! Nana nggak matre! Kamu ini kenapa?! Jaga ya mulut kamu, kalo emang kamu mau kita putus ya udah! Mulai sekarang kita putus! Aku nggak nyangka kalo kamu bakalan kayak gini! "

Nana meninggalkan dirga sendirian dengan semua kekecewaan yang ia terima. Nana tak ingin menangis, tapi air mata nya selalu terjatuh membasahu pipinya itu. Sulit sekali, semua janji yang dulunya merekah tiba tiba hilang tak tau arah. Hanya satu tujuan nana sekarang. Pulang.

"nana? Lo kenapa na? Ada masalah? Ngomong ke gue na." ujar anisa yang mendapati nana sedang berjalan dengan tergesa gesa.

Nana hanya diam dengan menutup rapat mulutnya, ia berlari menuju mobil alvin yang sudah lama menunggunya untuk pulang.

Anisa bingung harus bagaimana, ia berpikir bahwa nana membutuhkan waktu sendiri untuk sementara ini.

"nana lo kenapa? Kok nangis gitu? " tanya alvin sebelum menjalankan mobilnya.
"jalan aja, nana nggak papa." jawab nana sambil terisak.
"kalo ada masalah itu cerita ke gue na."

Nana hanya diam dengan melihat ke arah luar jendela mobil alvin itu. Saat ini hati nya hancur, setelah banyak perhatian yang ia korbankan seluruh tenaga yang ia kerahkan hanya dibalas dengan penghianatan.

Alvin menjalankan mobilnya dengan kecepatan minimal. Iya, ia tau bahwa nana sedang bersedih. Maka dari itu alvin membawa nana ke suatu tempat. Tempat makan, yang tak begitu mewah tetapi suasana nya menenangkan.

"ngapain kesini? Anterin gue pulang aja vin. " kata nana
"gue bakal anterin lo kalo lo udah cerita kenapa lo nangis."
"tapi kan gue-"
"nana, gue sayang sama lo. Gue gak mau lo kenapa napa. Cerita in sama gue sebenernya ada apa."

Nana menghentikan isak tangisnya, dan mengambil nafas untuk segera berbicara.

"gu-gue putus. "

___
Wazzap guys:))
Makasi semuanyaaa:))
Kalo kalian suka cerita ini, tolong share ya:))
❤❤❤

GloomyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang