14

964 55 0
                                    

Ponsel Aidan berbunyi. Nama Nessa memenuhi layar ponselnya. Apa gadis ini tidak pernah lelah menghubunginya?

Aidan tidak mengangkat panggilan Nessa dan langsung mematikannya begitu saja. Tapi panggilan itu muncul lagi dan Aidan masih tetap mengabaikannya.

Tapi, sialnya, ponselnya itu masih berbunyi. Sepertinya Nessa tidak akan pernah menyerah sebelum dirinya mengangkat panggilan itu.

"Apa lagi kali ini?"

"Kapan kamu kembali ke Venesia? Aku merindukanmu."

"Jika tidak penting, aku akan matikan panggilan ini."

"Matikan saja kalau berani. Tapi gadis itu akan dalam bahaya. Siapa namanya? Seena? Ya, Seena."

"Kau yang akan berada dalam bahaya, bukan Seena. Jangan pernah melangkahkan kakimu mendekati Seena atau kau akan tau akibatnya," ancam Aidan.

"Oh, sekarang kamu bahkan mengancamku hanya karena gadis itu? Apakah kamu menyukainya sampai-sampai kamu membelanya?"

"Tentu saja tidak. Aku hanya tidak ingin rencanaku berantakan karena sampah sepertimu. Berhenti menggangguku dan ingat-ingat ancamanku itu."

Tanpa perlu repot-repot mendengar ocehan lain Nessa, Aidan langsung mematikan panggilan mereka. Karena panggilannya itu benar-benar tidak penting.

"Tapi apa benar Seena akan dalam bahaya karena Nessa? Apa yang akan dia lakukan?" gumam Aidan.

Aidan menyimpan ponselnya di dalam sakunya dan berjalan keluar meninggalkan apartemen. Mencari udara segar.

Kali ini, Aidan tidak pergi dengan mobilnya. Aidan memilih jalan kaki. Sepertinya jalan kaki menjadi kebiasaanya, karena selama sepekan di Venesia, hari-hari mereka selalu dilalui dengan jalan kaki.

Saat Aidan jalan, Aidan merasa ada seseorang yang mengikutinya. Jadi, Aidan menghentikan langkahnya. "Siapa pun kamu, keluarlah. Jangan jadi pengecut."

Aidan berbalik dan ternyata itu adalah orang yang ditemuinya di rumah Seena. Orang yang selalu menghubungi Seena selama dia berada di Venesia. Orang yang sangat menyebalkan itu.

"Peter? Ada apa?"

"Jangan panggil saya seakan-akan kamu ini akrab denganku."

"Baik. Jadi ada masalah apa? Jangan basa-basi. Saya tidak mau menghabiskan waktu saya untuk hal tidak penting seperti ini."

"Oke, langsung ke intinya. Jangan dekati Seena lagi. Pergi dari kehidupannya. Jangan ganggu dia."

"Apa hak-mu untuk melarang saya? Kamu pacarnya? Bukan kan?"

"Ya, saya memang bukan pacarnya. Tapi, pastikan kamu mendapat kabar bahwa saya berpacaran dengan Seena."

"Apa kamu pikir Seena akan menerima cinta kamu? Kalau menurutku, Seena justru akan kecewa, orang yang selama ini dianggapnya sahabat mengatakan cintanya?"

"Bagaimana jika dia menerimaku? Kamu tidak tau apa-apa tentang saya. Apalagi tentang Seena."

"Kalau begitu, cobalah. Kita liat reaksi apa yang Seena berikan. Kabari saya jika kalian sudah berpacaran. Jangan jadi pengecut yang hanya berani mengatakan tanpa ada tindakan."

"Ya, tunggu saja."

Peter kembali ke mobilnya dan langsung meninggalkan Aidan seorang diri. "Apa katanya? Ingin menjadikan Seena pacarnya? Yang benar saja. Kita lihat dia akan menjadi pacar Seena atau justru menjadi musuh Seena?"

Ponsel Aidan kembali berbunyi dan nama Nessa kembali hadir memenuhi layar ponselnya. "Apa lagi, Nessa? Lakukanlah apa yang kau mau selama kau bisa melakukannya."

"Baik, Aidan. Aku akan melakukannya. Tunggu saja. Lagipula kamu di Sydney kan? Sama denganku."

Mata Aidan membulat. Kali ini Aidan yakin Nessa tidak main dengan ucapannya. Begitulah, Nessa. Dia akan melakukan apapun untuk menyingkirkan orang lain yang dekat dengan Aidan.

"Di mana kau sekarang? Aku akan menemui-mu."

"Sudah aku kirimkan bahkan sebelum kamu memintanya, Aidan. Periksa pesan masuk-mu. Aku menunggumu, Aidan sayang."

Tut.. Tut.. "Menjijkkan."

Aidan benar-benar mendatangi tempat Nessa menginap sesuai dengan alamat yang sudah dikirimnya. Lokasinya tidak jauh dari apartemennya maupun rumah Seena, tempatnya strategis sekali.

Pasti akan mudah bagi Nessa jika ingin melakukan apapun. Baik itu kepada Aidan atau Seena. Ah, kenapa ada gadis se-menyebalkan ini sih! Lagipula bagaimana gadis itu bisa tau, dia tidak pernah memberitau gadis itu tentang Seena.

***

LEGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang