12 (A)

1K 64 0
                                    

Seena baru saja sampai di Sydney beberapa saat yang lalu. Seena sengaja tidak memberitau Peter bahwa dia sudah sampai. Tapi, entah bagaimana caranya, Peter sekarang sudah ada di hadapannya.

"Kamu kok di sini? Kan aku belum telfon kamu?" tanya Seena bingung.

"Tenang aja, aku tau semua tentang kamu. Ayo, pulang." Peter mengambil alih membawa barang bawaan Seena.

Peter mengantar Seena sampai ke rumahnya. "Seena, nanti malam makan bareng. Bisa?"

"Kamu lagi ngajakin aku dinner nih?"

"Anggap aja gitu."

"Bisa. Ada acara apa? Kok tiba-tiba?" Seena tertawa pelan.

"Gaada apa-apa. Gapapa kan?" Seena mengangguk.

Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah Seena. "Thank you, Peter. Oh iya, oleh-oleh kamu nanti aja, ya." Peter mengangguk.

Seena masuk ke dalam rumahnya. Setelah itu, Peter dan mobilnya meninggalkan halaman rumahnya.

"Mama! Papa! Seena pulang!" Kedua orang tuanya membuka pintu rumahnya dan langsung memeluk erat putrinya itu.

Ayahnya mengajak Seena masuk ke dalam rumah sambil membantu putrinya membawa barang-barangnya.

Seena dan orang tuanya berkumpul di ruang tengah. "Gimana perjalanan kamu?" tanya ayahnya.

"Asik banget! Oh, iya, di sana Seena ketemu sama satu orang, katanya dia salah penerbangan dan berakhir di Venesia juga."

"Jadi, selama di Venesia, kamu bepergian sama dia?" tanya mamanya. Seena mengangguk.

"Cowok atau cewek?" goda mamanya.

"Cowok."

"Kamu satu kamar sama dia?" tanya mamanya lagi.

Mata Seena melotot. "Ya, enggalah, Ma. Yakali, kami di kamar yang sama. Dia kebetulan kamarnya ada di sebelah kamar Seena."

"Kamu ga kenalan sama dia? Siapa namanya?" Kali ini ayahnya yang bertanya.

"Ada, dong. Masa Seena jalan-jalan sama orang tapi gatau namanya? Namanya Aidan."

Kegiatan ayahnya terhenti saat mendengar nama yang Seena sebutkan. Matanya menatap Seena beberapa saat. "Bisa ulangi, Seena? Siapa namanya?"

"Aidan, Pa. Kenapa? Papa kenal?"

"Kenal lah, Seena," jawab mamanya.

"Kamu juga kenal sama Aidan?" tanya ayahnya. Mamanya mengangguk. Selama ini Tedd, ayah Seena, tidak pernah menceritakan tentang kejadian kecelakaan itu kepada mereka berdua. Hanya dia sendiri yang tau tentang kecelakaan itu, sehingga Tedd benar-benar tidak menyangka bahwa istrinya bisa mengenal Aidan.

Oleh sebab itu, Tedd terlihat sangat terkejut saat putrinya menyebut nama Aidan dan saat istrinya mengatakan dia mengenal Aidan.

"Siapa juga yang ga kenal sama Aidan? Kamu liat aja di internet, pasti banyak berita tentang dia."

"Masa sih? Emang dia siapa?"

"Dia itu pengusaha. Dia sukses di usia yang masih sangat muda, seumuran kamu aja dia udah bisa mendirikan perusahaan yang bergerak di beberapa bidang." Tedd menghela nafasnya lega saat mendengar jawaban istrinya.

Seena langsung mengambil ponselnya dan melihat foto-foto Aidan di internet. Dan memang benar, banyak berita tentang Aidan.

"Berarti selama ini Seena jalan-jalan sama Aidan, si pengusaha itu?!" katanya tidak percaya. Mamanya membenarkannya.

"Wow, keren." Karena terlalu takjub, Seena sampai tidak menyadari, kenapa Aidan tidak mengenal tempat di Venesia, padahal kan Aidan orang terkenal. Pasti Aidan sering mengunjungi tempat-tempat di luar negeri demi mengurus pekerjaannya.

"Pa, Ma, Seena masuk kamar ya? Seena mau istirahat nih. Soalnya nanti, Peter ajak dinner." Kedua orang tuanya mengangguk.

Setelah itu, Seena langsung masuk ke kamarnya bersama barang-barangnya. Tak lama setelah itu, Seena langsung terlelap. Di pesawat, Seena memang tertidur, tapi bertemu dengan tempat tidur empuknya membuatnya kembali mengantuk.

***

LEGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang