23 (A)

813 47 0
                                    

"Nessa, Aidan selalu bersama Seena. Aku tidak bisa melakukan tugas-ku. Jadi aku harus bagaimana?"

Nessa berdecak kesal. "Kalau begitu singkirkan dulu Aidan-nya. Tapi pastikan Aidan tidak mengalami luka berat, jika seandainya kau harus memukulnya. Jika hal buruk terjadi pada Aidan, kau harus tanggung jawab."

"Tapi bagaimana cara memisahkan mereka berdua?"

"Jika kau tidak bisa berpikir menggunakan otak-mu itu, aku tidak akan membayar-mu."

Nessa mematikan panggilannya begitu saja. Membiarkan orang suruhannya itu
melakukan tugasnya.

Nessa begitu marah dengan semua ini. Dia tidak tau bagaimana cara untuk memisahkan Aidan dan Seena. Dia tidak ingin Aidan dan Seena bersatu.

***

Di lain tempat, Aidan benar-benar terus menempel dengan Seena. Aidan tidak pernah meninggalkan Seena, barang sedetik pun.

"Aidan, kamu kenapa nempel mulu sih jadinya?" protes Seena.

"Kan buat mastiin kamu aman," sahut Aidan tenang.

"Oh iya, Aidan, orang tua-ku hari ini pergi ke luar negeri buat kerjaannya-"

"Kalau gitu aku sewa bodyguard buat kamu," potong Aidan cepat.

"Kenapa repot-repot gitu sih? Kan aku bisa jaga diri. Kamu tenang aja, aku udah gede."

"Gausah keras kepala, Seena."

Aidan memejamkan matanya dan menyandarkan tubuhnya ke Seena. "Kayak gini sebentar ya."

Seena membiarkan Aidan menyandar. Mungkin sekitar 10 menit sampai akhirnya ponsel Aidan berbunyi membuat Aidan terbangun.

Ternyata sekarang waktu-nya meeting dan Aidan sangat malas harus meninggalkan Seena. "Jadi kamu mau ikut aku meeting atau pulang ke rumah?" tanya Aidan.

"Enaknya gimana?"

"Ya, terserah kamu. Tapi kamu di sini aja deh, jadi aku bisa liat kamu terus. Biar aku tau kamu itu tetap aman," jawab Aidan.

"Tadi katanya terserah. Dasar kang labil!" Aidan tertawa pelan. Menarik tubuh mungil Seena ke dalam dekapannya. "Habis meeting nanti aku antar kamu pulang, terus kita dinner ya? Nanti aku jemput. Bisa kan?"

Seena mengangguk dan melepas pelukannya. "Boleh. Udah cepat ke ruang meeting, nanti ditelfon lagi tuh."

Aidan mendorong tubuh Seena dari belakang dan mengatakan, "Kamu aja deh sana yang pergi. Aku capek mau meeting."

"Lah yang harusnya meeting kan kamu. Kenapa jadi aku?" protes Seena dan langsung menarik tangan Aidan pergi ke ruangan.

Seperti biasa meeting berjalan dengan lancar. Ide pembangunan yang sudah Aidan kembangkan sejak dulu mendapat hasil yang positif lagi kali ini. Semua berjalan sesuai dengan harapannya.

Aidan memgambil ponselnya dan menghubungi orang yang bisa diandalkan dan dipercaya untuk menjaga Seena. Hanya perlu menghubungi satu orang karena orang itu akan langsung mengajak temannya yang lain.

Tak lama kemudian, panggilannya tersambung. Terdengar suara dari seberang sana. "Tolong kumpulkan anak buah-mu. Saya ada tugas penting untuk kalian. Saya kirim alamatnya sekarang dan kalian harus berkumpul dalam waktu 10 menit."

"Seperti biasa, jika kalian terlambat atau tidak becus kalian tidak akan mendapat bayaran sepeser pun. Paham?"

"Siap, Pak. Kami akan jalan sekarang."

Aidan mematikan panggilannya. Seena menatap Aidan takjub. Enak juga punya pacar sejenis Aidan. "Apa kata-mu? Jika mereka terlambat atau tidak becus, kamu tidak membayar mereka?"

"Ya, tentu saja. Kenapa harus mengeluarkan uang untuk hasil yang tidak diharapkan?" Aidan merangkul Seena dan mengajaknya ke mobil. Mengantar Seena sampai ke rumahnya.

Sesuai harapannya, orang tadi sudah berkumpul di halaman rumah Seena. Jumlahnya 5 orang.

"Saya akan kembali untuk menjemput Seena nanti malam. Tugas kalian, selama saya tidak bersama dia, tolong jaga dan awasi dia dengan baik. Jika ada seseorang yang memiliki tampang tidak bisa dipercaya, jangan dibiarkan masuk. Paham?" Mereka mengangguk.

Aidan mengalihkan pandangannya menghadap Seena. "Seena, aku pergi dulu. Jaga diri kamu. Kalau ada apa-apa langsung telfon aku ya?" Seena mengangguk.

Aidan mengacak rambut Seena pelan, setelah itu hilang dari pandangan Seena. Seena masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan gugup, khawatir, takut, dan segala macam jenisnya. Tapi, Seena yakin, mereka semua bisa dipercaya.

***

LEGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang