23 (B)

825 49 0
                                    

Seseorang menggunakan pakaian pengantar paket dan topi di kepalanya masuk ke halaman rumah Seena. Salah satu dari bodyguard itu menghentikan langkahnya.

"Siapa kamu dan ada perlu apa?"

"Saya pengantar paket, Pak. Saya mau mengantar paket, alamat rumahnya ini."

"Silahkan berikan kepada saya, lalu pulang. Saya akan memberikannya."

Bodyguard tadi memberikan kotak itu kepada Seena. "Ini ada paket untuk nona." Seena menerimanya dan mengatakan terima kasih.

Sebenarnya Seena bingung apa isi kotak itu. Karena seingatnya Seena tidak memesan barang online, atau apapun itu jenisnya.

Tapi Seena tetap membuka-nya, di dalamnya ada sebuah dress dan sepasang sepatu. Ada note di dalamnya. Bukan ditulis-tangan, melainkan diketik.

Sampai jumpa nanti malam. Maaf aku tidak bisa menjemput-mu. Tapi aku menyuruh orang lain untuk menjemput-mu.
Aidan

Begitu isi note itu. Di halaman belakangnya ada nama dan alamat restoran yang akan mereka kunjungi.

Seena tidak punya pikiran buruk saat menerima kotak itu. Karena ada note dengan nama Aidan, sudah pasti Aidan yang memberinya, bukan?

Seena segera bersiap-siap dan memakai dress tadi. Setelah memastikan bahwa dia sudah terlihat rapi dan make-upnya tidak terlalu menor. Beberapa menit kemudian terdengan klakson mobil, jadi sudah pasti itu orang yang disuruh Aidan untuk menjemputnya, kan?

Mobil yang ditumpangi Seena bersamaan dengan datangnya Peter. "Mau kemana Seena? Itu bukan mobil Aidan." Peter memutuskan untuk mengikuti mobil itu dari belakang.

Mobil itu awalnya masuk ke jalan besar, banyak mobil lewat di sana. Peter bisa saja kehilangan jejak, jika tidak fokus. Untungnya, Peter tidak kehilangan jejak mobil itu.

Sekarang mobil itu masuk ke sebuah jalanan kecil. Hanya satu mobil yang bisa masuk ke jalur itu. Tapi beruntung, Peter tau jalan pintasnya.

"Kemana sebenarnya Seena pergi? Ini tempat yang sangat jarang dikunjungi."

Peter mengambil ponselnya dan menghubungi Aidan. Meskipun tidak suka, Peter tetap harus melakukannya. Jika ini ide Aidan, akan Peter habisi manusia itu.

Mobil itu berhenti, Peter bisa melihat Seena dikeluarkan dengan paksa. Tangannya diikat dan matanya ditutup. Ada dua orang laki-laki yang bertubuh besar yang membawanya.

Tak lama kemudian, Aidan sampai. Peter sendiri bahkan tidak menyangka bagaimana Aidan bisa datang secepat itu ke tempat ini. Aidan mendatangi Peter. "Di mana Seena?"

Peter menunjuk ke arah sebuah rumah. "Apa yang sebenarnya kau lakukan Aidan?"

"Aku tidak melakukan apa-apa. Seena di dalam sana? Bersama siapa? Kau yakin?" Peter mengangguk.

Aidan pergi ke bagian belakang rumah itu untuk mengintip, disusul Peter. Aidan bisa melihat dengan jelas orang itu memegang tongkat baseball. "Apa kau tidak tau apa yang akan dilakukan orang-orang itu kepada Seena?"

"Tentu saja aku tidak tau. Seena mungkin dijebak."

"Aku tau kau tidak senang dengan-ku. Tapi aku butuh bantuan untuk menyelamatkan Seena. Kau perlu mengalihkan perhatian mereka, dengan begitu aku bisa menyelamatkan Seena."

"Kalau begitu bukannya jadi aku yang dalam bahaya?!"

"Dasar pengecut. Kalau begitu aku yang akan mengalihkan perhatian mereka dan kau pergilah bawa Seena pergi dari sini. Aku akan menemui-mu nanti."

Aidan benar-benar berhasil mengalihkan perhatian dua orang itu. Mereka mengejar Aidan, dan di saat inilah, Peter langsung menggedong Seena.

"Tenang, Seena, ini aku, Peter. Jangan menangis." Sesampainya mereka di mobil, Peter melepas ikatan dan penutup mata Seena.

"Peter, aku takut. Kenapa mereka menipu-ku? Di mana Aidan?"

"Aidan ada di sana, melawan dua orang itu. Dia yang menyelamatkan-mu," jawab Peter.

Aidan kesusahan melawan dua orang sekaligus. Tapi, dia tentu tidak akan tinggal diam. Karena mereka, Seena hampir dalam bahaya.

Aidan akhirnya berhasil mengalihkan dua orang itu. Mereka terduduk. Aidan mengambil tali yang entah darimana asalnya dan mengikat dua orang itu.

"Siapa yang menyuruh kalian?" Tapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Jika kalian tidak menjawab, aku akan langsung telfon polisi. Tapi, jika kalian menjawab, aku tidak akan telfon polisi."

"Nessa. Nessa yang menyuruh kamu, Pak. Sekarang lepaskan kamu."

"Berjanji pada-ku kalian tidak akan pernah mendatangi Seena lagi. Jika kalian melakukannya, akan aku pastikan kalian tidak ada di dunia ini."

"Ya, Pak." Aidan melepas mereka. Aidan segera mendatangi Seena. Saat, melihat Aidan datang, Seena langsung memeluk Aidan erat. "Kamu tidak apa-apa, Seena?" Seena mengangguk, air matanya tidak berhenti mengalir sedaritadi.

"Aku mau pulang, Aidan."

"Peter akan mengantar-mu, Seena."

Peter membantu Seena keluar dan mengantarnya masuk ke dalam mobil Aidan. "Dia masih membutuhkan-mu, antarlah dia. Satu hal lagi, Aidan, jika kau memang tidak bisa menjanganya, lebih baik kau kembalikan dia kepada-ku," ujar Peter saat melihat tatapan Aidan.

Setelah itu Peter pergi dengan mobilnya, meninggalkan mereka. Disusul Aidan setelahnya, di dalam mobil Aidan tidak pernah berhenti untuk menenangkan Seena yang masih syok.

Sebelum pintu ditutup, Peter mengatakan, "Jika kau tidak bisa menjaga Seena dengan baik. Lepaskan dia dan kembalikan kepada-ku. Karena aku bisa menjaganya lebih baik daripada kau." Mobil itu pergi meninggalkan tempat itu dan Peter bersama penyesalannya.

***

LEGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang