16

869 52 1
                                    

"Nessa, temankan aku minum."

"Dengan senang hati, Aidan-ku." Nessa segera menyusul Aidan yang sudah lebih dulu pergi.

Mobil Aidan meninggalkan apartemennya dan pergi ke bar terkenal di Sydney. Bar ini beberapa kali pernah dikunjunginya.

"Aidan, tapi kenapa? Bukankah kamu paling tidak suka bermabukan?" tanya Nessa. Tapi, Aidan tidak menjawab.

Aidan menyuruh Nessa duduk. Lalu, Aidan juga duduk di sebelah Nessa. "Yang biasa." Bartender tentu sudah tau pesanan Aidan, karena setiap Aidan datang Aidan selalu memesan minuman yang sama. Beberapa menit kemudian, minuman mereka jadi.

Nessa meneguk cukup banyak minumannya. Sedangkan Aidan masih bisa menahan dirinya agar tidak mabuk. Sedangkan Nessa, sudah terlihat benar-benar mabuk.

"Nessa, ayo pulang." Aidan menarik lengan Nessa tapi Nessa menggeleng tidak mau.

"Jangan, di sini saja dulu. Jika kita sudah pulang, aku tidak bisa menghabiskan waktu bersama-mu meskipun kita tinggal satu apartemen."

"Kenapa kau selalu mengabaikanku? Apakah aku punya salah kepada-mu? Tidak bisakah kau buka mata-mu dan lihat aku di kehidupan-mu? Aku cinta padamu, Aidan."

"Tapi aku tidak pernah mencintaimu, Nessa. Kau tentu tau bahwa kau hanya sahabat bagiku. Berhentilah."

"Tidak, aku tidak mau. Akan aku hancurkan seorang Seena jika kau tidak mau bersama-ku."

"Darimana kau tau tentang Seena?" Ini adalah hal yang ditunggu-tunggu Aidan sedaritadi. Dia sengaja terus memancing Nessa.

"Aku tau dari seseorang. Dia yang memberitau-ku tentang Seena dan dia juga yang memberitau-ku bahwa kau ada di Sydney." Nessa meneguk sekali lagi minumannya dengan satu tegukan.

"Cintai aku seperti kau mencintai Seena, Aidan. Sudah 10 tahun aku mencintaimu, tidak bisakah kau sadar?!" Suara Nessa meninggi. Tapi tidak ada yang menyadari karena permainan musik di bar terlalu besar.

"Kenapa dia memberitahu-mu tentang Seena?" tanya Aidan bingung.

"Karena dia ingin mendekati Seena-mu. Satu-satunya cara agar kau tidak terus mendekati Seena dengan adanya aku. Karena jika ada aku, kau akan selalu bersama-ku. Bukan begitu, Aidan?"

"Apakah dia menyukai Seena? Dan bagaimana dia bisa mengenal Seena?"

"Hentikan pertanyaan-mu tentang Seena, Aidan. Aku benci menjawabnya!"

"Tinggal menjawab, Nessa. Apakah sesulit itu?" tanya Aidan kesal.

"Jika aku memberitahu-mu, apa yang akan kau lakukan sebagai balasannya?"

"Beritahu saja apa yang kau inginkan. Tapi sekarang beritau aku apa yang aku inginkan. Sekarang jawab pertanyaanku."

"Kenapa orang yang memberitahu-mu bisa mengenal Seena?" tanya Aidan lagi.

Nessa menjawab, "Tentu saja dia bisa. Dia bahkan sangat mengenal seorang Seena, semua detail tentang Seena, dia mengetahuinya."

Aidan bertanya, "Apakah dia menyukai Seena?"

"Well, maybe yes. Kalau dia gasuka sama Seena, kenapa dia harus kasitau aku? Menurut-mu bagaimana, Aidan?"

"Tidak bisakah kau memberitau namanya kepada-ku? Ini semua terlalu membingungkan, Nessa."

"Tidak. Aku sudah berjanji."

"Dan kau lebih mementingkan janji-mu itu ketimbang aku, Nessa?"

"Tentu saja, Aidan lebih penting. Tapi janji itu sesuatu yang harus aku tepati. Dan aku tidak boleh mengingkarinya. Sudah, cukup, ayo kita pulang."

Ternyata percuma berbicara dengan Nessa, bahkan dalam keadaan mabuk sekalipun. Mau tak mau, Aidan menyetujui ajakan Nessa untuk pulang.

"Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan, Aidan."

"Terserah, aku tidak peduli. Oh, lebih baik kau ajak Adam untuk menemani-mu. Akhir-akhir ini aku sibuk."

"Tapi aku sudah memberitau-mu, kenapa kamu tidak tepati ucapan-mu itu?"

"Karena informasi yang aku butuhkan belum sempurna. Lagipula kau mau menepati janji-mu itu. Sudahlah, ajak saja Adam menemani-mu."

"Tidak mau. Aku kan maunya bersama-mu."

"Apa kau tidak bisa mengerti bahwa pekerjaanku itu sangat banyak? Astaga, Nessa!"

"Dasar tidak konsisten. Baik, aku akan menunggu-mu sampai kamu dan pekerjaan-mu itu selesai. Bagaimana?"

"Ya."

Setelahnya, Aidan memilih untuk tidak menjawab ocehan lain. Mengabaikan Nessa yang kelewat mabuk. Begitu sampai di apartemen, Aidan membantu Nessa masuk ke dalam.

***

LEGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang