Mata Wilson terasa berat pagi itu, namun ia sudah merasa jauh lebih baik meskipun badannya masih terasa panas seperti terbakar. Hal pertama yang ia cari adalah sosok Cath di kamar itu. Tidak ada. Apa ia sedang membuat sarapan? Batin Wilson. Ia berusaha bangkit lalu mengusap mukanya perlahan. Hal kemarin membuat jantungnya berdebar lagi. Ia harus bersikap biasa agar tidak membuat Cath salah tingkah. Ia mengaku bodoh dengan cerobohnya mencium Cath. Ia rasa pengaruh obat demam itu membuat pemikirannya menjadi lumpuh.
Wilson turun dari ranjangnya dan berjalan keluar kamar. Tidak seperti biasanya, Tidak ada wangi lezat makanan yang biasa disiapkan oleh Cath dibawah sana. Apa Cath masih tidur? Ia bertanya pada batinnya lagi. Waktu sudah menunjukan pukul 9 pagi dan biasanya Cath sudah bangun pukul 7 dan bersiap membuat sarapan.
Wilson melangkah turun melalui tangga perlahan. Namun langkahnya terhenti begitu melihat sosok yang sudah asing itu di dapurnya. Bukan sosok yang ia cari.
"Pagi, Willy!" Sapa Caroline memanggil nama kecil yang dulu dipakai ketika mereka masih menjadi sepasang kekasih. "Maaf, Aku mencoba menggoreng telur untukmu, tapi semuanya gosong lalu aku buang. Roti tawar untuk sarapanmu, tidak masalah bukan?" Tanya Caroline memasang senyum termanisnya pagi itu.
"Apa yang kau lakukan disini?!" Tanya Wilson tidak senang. "Kemana Cath?"
"Cath? Dari semalam aku tidak melihatnya dimanapun." Jawab Caroline berbohong.
"Semalam?" ulang Wilson. Jelas sekali semalam Cath masih ada disini dan ia masih menyatakan cinta juga mencium Cath. Ia tidak mungkin bermimpi.
"Ya. Aku yang menjagamu semalaman. Kau mengalami demam yang cukup tinggi."
"Apa yang kau rencanakan?" Selidik Wilson tajam.
"A-apa maksudmu? Aku menjagamu dari semalam dan kau mencurigaiku sebagai balasan?" Ujar Caroline berpura-pura tersinggung.
Wilson mengabaikan Caroline. Ia lalu dengan berjalan cepat langsung menuruni tangga, lalu masuk ke kamar Maid yang berada di sebelah tangga. Dengan kasar ia membuka pintu kamar Maid berharap ia dapat melihat Cath dibaliknya, namun nihil.
"Apa yang kau lakukan, Willy? Makanlah sarap--"
Wil menepis tangan Caroline kasar lalu mendorongnya. Ia mengeluarkan ponselnya cepat lalu menekan tombol 1.
"Nomor yang anda hubungi, sedang berada diluar jangkauan. Silahkan tinggalkan pesan ada setelah bunyi berikut." Suara Operator terdengar menyambut panggilan Wilson.
"Kemana Kau, Cath?!" Gumam Wilson geram. Ia lalu hendak berjalan ke kamarnya untuk berganti pakaian namun lengannya tertahan oleh Caroline.
"Kau mau kemana? Kau masih sakit." Cegat Caroline.
Wilson menghentakkan tangannya keras hingga membuat tangan Caroline yang menahannya terlepas. Ia berbalik dan hendak berjalan lagi menaiki anak tangga.
"Apa perempuan itu sebegitu berartinya untukmu sampai kau mengkhawatirkannya seperti ini?!" teriak Caroline membuat langkah Wilson terhenti. "Ia bahkan tidak mengkhawatir dirimu saat kau sakit kemarin. Aku yang mengurusmu!"
"Kau tidak tahu apapun tentangnya! Dan aku tahu ia ada di sampingku semalam! Aku tahu karena aku tidak sedang bermimpi atau berhalusinasi!" Balas Wilson dengan tegas. "Dan perempuan itu sangat berarti melebihi apapun untukku."
Caroline mendengus. "Tidak tahu apapun katamu?!" Ulang Caroline. "Kaulah satu-satunya orang yang berada dalam kegelapan." Tegasnya.
"Jangan kau menjelek-jelekan Cath!" Bentak Wilson. "Ia seratus persen lebih baik dari pada dirimu. Kau tidak berhak mengatakan hal buruk tentang Cath dengan mulut kotormu itu!" Wilson berjalan meninggalkan Caroline yang mematung akibat makiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Maid is A Princess
RomanceKehidupan Catherine Hovers memang berbeda dengan gadis sebayanya. Ayahnya yang seorang pengusaha ternama, membuatnya jarang mendapat perhatian dari keluarganya, nama belakang yang ia bawa membuatnya sulit untuk mendapatkan teman. Suatu saat Cath mem...