Wilson memutuskan untuk kembali ke rumahnya malam itu. Karena hanya dengan cara itu ia dapat mengingat Cath. Namun sepertinya ini adalah keputusan yang salah. Ia benar-benar merasa rindu kepada Cath dan juga masakan buatannya. Tidak ada lagi Sapaan selamat pagi dan selamat malam seperti yang ia takuti selama ini. Tidak ada lagi sosok Cath yang sibuk menyiapkan makan malam dan meributi dirinya untuk memutuskan menu makanan untuk besok.
Wilson duduk di kursi pianonya dan pikirannya kembali menjelajah dihari pertama ia bertemu dengan Cath saat Cath tengah memainkan pianonya, saat Cath menghampiri dirinya yang marah dengna wajah polosnya, saat Cath membuat Carrot Cake kesukaannya, Saat ia mencoba untuk menciumnya.
Wilson mengacak-acak rambutnya, ia rindu sekali pada Cath. Matanya menangkap sebuah Amplop yang tergeletak di atas meja ruang tamunya. Amplop yang ditinggal oleh Sophie sebelum ia pergi.
"Ini surat yang dititipkan Ibu Cath kepada Nanny Gracia. Nanny memberikannya padaku ketika aku datang berkunjung tadi." Ujar Sophie seraya menatap Wilson yang memandang kosong Pianonya. "Aku tinggalkan disini. Bacalah kalau suasana hatimu sudah sedikit membaik."
Wilson beranjak dan menghampiri amplop itu. Surat apapun tidak akan bisa mengubah segalanya, tidak akan bisa membawa Cath kembali ke sisiku. Batin Wilson. Ia melempar amplop itu kesembarang arah akibat kesal. Namun ia kemudian menatap amplop yang kini tergeletak di lantai, ia berpikir kemungkinan dari isi surat itu yang mungkin akan memberinya jalan keluar. Ia memungut Amplop itu dan merobek sisinya. Ia lalu membuka dan membacanya perlahan.
Dear, Wil.
Apa kabarmu? Kuharap kau baik-baik saja disana. Aku juga baik-baik saja di balik pintu kamarku yang terkunci. Aku tahu aku telah melakukan banyak kesalahan yang tidak mungkin bisa ku tebus hanya dengan surat ini. Tapi aku tidak mempunyai cara lain untuk menyampaikan rasa penyesalanku sebelum keberangkatanku ke London selain melalui surat ini.
Aku rasa kau sudah mengetahui tentang kepergianku dan juga kebenaran mengenai identitasku dari Aunt Sophie. Aku memang bodoh sudah menipumu sebulan ini. Tapi aku mohon percayalah padaku kalau aku benar-benar tidak bermaksud menyakiti dan mempermainkanmu.
Aku sudah berusaha untuk mencoba memberitahumu mengenai identitasku, tapi waktu tidaklah bersahabat denganku dan selalu saja menghalangi ketika keberanianku untuk berbicara sudah muncul. Dan aku menyesal karena aku tidak bisa memberitahumu dengan mulutku sendiri. Aku berharap aku bisa memutar waktu dan menahanmu ketika kau harus pergi dari ruang tunggumu kalau aku tahu itu adalah kali terakhirnya kita bisa berbicara.
Aku tahu, Maaf dariku yang kutulis di surat ini, tidak akan mengubah keadaan apapun atau setidaknya menghapus kekesalanmu atas keegoisanku. Tapi aku benar-benar merasa bersalah telah membuatmu menanggung akibat dari keegoisanku.
Aku mendengar kedatanganmu hari ini. Dan pasti kau sudah bertemu dengan kedua orangtuaku. Mom juga bercerita kalau Dad menamparmu, dan itu membuatku benar-benar sedih.
Tahukah kau, aku juga merasakan hal yang sama ketika Caroline memintaku untuk pergi meninggalkanmu di pesta hari itu? Dan ketika Caroline menjagamu saat kau sakit, membayangkan Caroline menemanimu, membuatku merasakan perasaan yang tidak ku ketahui.
Saat kau memberiku bunga dengan secarik kertas di dalamnya, aku bisa memberitahumu bahwa aku tidak pernah merasa sebahagia itu sebelumnya. Awalnya aku hanya ingin membuktikan bahwa aku mampu bergantung dengan kemampuanku. Tapi aku merasakan sesuatu yang salah dalam diriku. Aku jadi ingin menunjukan kemampuanku didepanmu, bukan untuk pembuktian diri lagi. Lucu bukan?
Awalnya aku tidak mengerti tentang perasaan aneh yang menerpaku. Namun perlahan aku mulai mengerti, dan aku semakin takut untuk memiliki perasaan itu. Aku tidak ingin memiliki perasaan itu, Tidak sebelum aku jujur kepadamu.
Wilson tersenyum membaca surat tersebut. Meskipun Cath tidak secara gamblang mengakui perasaannya, namun Wilson tahu perasaan aneh apa yang dimaksud oleh Cath.
Ingatkah saat aku memintamu untuk memikirkan ulang perasaanmu kepadaku ketika aku sudah selesai bercerita? Aku harap aku bisa berdiri dan menanyakan secara langsung kepadamu. Bagaimana perasaanmu padaku setelah kau mengetahui kebenarannya? Apakah kau marah, dan kecewa padaku? Kalau iya, Aku tidak akan marah, karena kau memang pantas untuk marah dan kecewa padaku.
Wilson tanpa sadar menggeleng seakan tidak setuju dengan pendapat Cath. "Kau bodoh, perasaanku tidak sedangkal itu." Gumam Wilson.
Tapi ada satu hal lagi yang kuharap bisa ku sampaikan secara langsung. Tapi melihat kondisi sekarang, aku tidak bisa lagi dengan percaya diri mengatakan tidak ada hal yang mustahil dan terus berpegang teguh pada 1% kemungkinan bahwa kita akan bisa bertemu dan bertatap muka dan mengatakan ini dengan mulutku sendiri.
Aku tidak pernah menyesal sudah menyamar menjadi Cath yang selama ini bersamamu dan menunggumu dirumah setiap harinya, karena dalam satu bulan ini aku banyak belajar dan mengerti banyak hal yang selama ini aku tidak mengerti dan mungkin tidak akan ku mengerti kalau aku tidak gigih memaksa Aunt Sophie menjadikanku Maidmu.
Aku tidak menyesal mengenalmu yang mungkin akan membuatku terus menangis di setiap malam sebelum aku tidur, dan aku tidak menyesal telah mencintaimu, Wil. Aku tidak ingin bertingkah egois lagi, jadi aku akan menuruti perkataan Nanny dan juga Aunt Sophie. Aku tentu tidak akan melupakanmu sampai kapanpun. Tapi aku ingin agar kau menemukan kebahagiaanmu ketika aku harus pergi meninggalkanmu nanti. Percayalah, kau adalah bagian dari kebahagiaanku yang berharga selama 19 tahun aku hidup.
Aku mencintaimu, Wil. Berbahagialah.
Wilson memeluk surat itu seakan ia sedang memeluk Cath. Ia kemudian meraih amplop coklat lainnya yang sepertinya juga dibawa oleh Sophie. Wilson membuka Amplop cokelat itu lalu mengeluarkan isinya yang berupa lembaran-lembaran Foto. Jantung Wilson kembali berpacu begitu melihat pantulan Wajah Cath yang tersenyum melihat kearah kamera seakan sedang memamerkan Pakaian yang dikenakannya. Wilson menyadari kalau foto itu di ambil di Butik Paolo dari tatanan rambut dan juga Make Up Cath. Cath terlihat ceria di foto itu, dan Wilson menyadari kalau ia benar-benar menginginkan untuk mempertahankan Cath di samping sisinya. Ia harus melakukan sesuatu, ia membutuhkan Cath. Cath lah kebahagiaannya selama ini dan sampai kapanpun.
***
Tbc
Next chapter udah end ya guys.
Serius 😂
Ini soalnya emang karya aku yang pertama, aku gak tambah"in atau kurang"in. Jd masih ada beberapa typo bertebaran.
Maafkeun kalau jelek karena ini bener" karya pertamaku 🙏
Jangan hakimi aku karena next chapter udah END hahahah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Maid is A Princess
RomanceKehidupan Catherine Hovers memang berbeda dengan gadis sebayanya. Ayahnya yang seorang pengusaha ternama, membuatnya jarang mendapat perhatian dari keluarganya, nama belakang yang ia bawa membuatnya sulit untuk mendapatkan teman. Suatu saat Cath mem...