18. Sleepover? (1)

40.9K 3.9K 18
                                    

Wilson menggoyangkan kakinya tidak sabar, ia menggigit bibir bawahnya akibat tidak dapat menahan kesabarannya. Begitu panggilannya yang ke 4 pada dering ke 3 terjawab oleh orang diseberang sana, ia langsung bernafas lega, tapi tidak dapat menahan rasa khawatirnya. "Kemana saja kau?" Geram Wilson kesal.

"Maaf, aku baru saja selesai membersihkan baju kotormu." Suara Cath terdengar seperti biasanya, Penuh energy.

Wilson mengernyit. "Sudah kubilang kau tidak usah bekerja hari ini, Bukan?" tidak ada jawaban dari cath. "Kembalilah istirahat!" Perintah Wilson.

"Aku sudah merasa baikkan." Sahut Cath. "Setidaknya perutku tidak terlalu sakit lagi."

"Aku Majikanmu dan kau harus menuruti perintahku! Istirahat hingga besok!" Perintah Wilson tegas.

"Aku tidak--"

"Cath! Kau mau aku pulang sekarang dan mengikatmu di kasur agar kau mau menurut?!" Ancam Wilson dengan suara seriusnya. "Kalau kau tidak mau, lebih baik kau menurut!" kesal Wilson.

"Baiklah! Lagipula aku hanya memasukkan baju kotormu ke mesin cuci, tidak melelahkan, kau tahu?"

"Istirahat!" Sela Wilson. "Sophie mengijinkan Kau untuk tidur di tempatku. Setidaknya kau berpura-pura lah sakit atau terlihat lemah agar Sophie percaya." Wilson terkekeh.

"Kau gila? Tidak perlu berpura-purapun, perutku sudah menyusahkan." balas Cath membalas tawanya. "Kau kembalilah bekerja. Aku akan menunggumu malam ini."

Wajah Wilson memerah. Perkataan Cath membuat jantungnya bekerja lebih cepat. Seakan Cath adalah istrinya yang sedang menunggu kepulangan suaminya. Sebenarnya, Sosok Cath yang selalu menunggunya pulang kerumah membuatnya sudah sangat bergantung. Ia tidak dapat menyembunyikan perasaannya lagi. Ia menyukai Cath. Dan ia berharap untuk selalu dapat melihat Cath setelah ia menyelesaikan aktivitasnya yang padat itu setiap malam.

***

Sophie terlihat tidak kaget mendengar permintaan atau lebih tepatnya pernyataan tak terbantahkan Wilson. Cath sempat meneleponnya sebentar sebelum Wilson datang dan mengatakan hal yang sama. Tentu saja ia keberatan. Syarat yang ia berikan menyebutkan agar Cath tidak boleh bermalam disana! Dan ia tentu saja akan lebih senang dan tenang kalau Cath bermalam dirumahnya.

"Kenapa ia harus dipaksa bermalam disana?" tanya Sophie.

"Bukankah lebih baik begitu?" Wilson balas bertanya. "Kau mengharapkan Ibunya Cath yang sedang sakit untuk merawat Cath? Bukankah itu akan membuat Cath tidak tenang dan lebih memilih untuk tidak beristirahat?"

"Maksudku kenapa tidak tinggal di tempatku?" Sophie menjelaskan lagi maksud pertanyaannya. "Aku perempuan dan aku tahu apa yang ia butuhkan." Sophie keras kepala.

"Karena aku lebih mengkhawatirkannya dibandingkan denganmu." Jawab Wilson dengan percaya diri. "Lagipula aku ingin menghabiskan sisa waktu yang dimiliki dengannya sebelum ia berhenti menjadi Maidku nanti."

"Apa Cath membicarakan sesuatu yang aneh belakangan ini?" Sophie tiba-tiba mengubah arah pembicaraannya. Ia ingin tahu apa Cath sudah memberitahu Wilson mengenai identitasnya. Ataukah Cath ingin memberitahukannya malam ini?

Wilson berpikir sebentar. "Kurasa tidak." jawabnya. "Tapi ia pernah mengatakan sesuatu yang menurutku lucu." Lanjut Wilson sambil terkekeh pelan.

Sophie mengernyit seakan bertanya melalui tatapan matanya.

"Saat kita sedang menonton televisi bersama, Siaran itu sedang menayangkan Pengusaha Sukses Amerika George Hovers, Kau tahu?"

Sophie dengan sukses menegang, sama seperti Cath saat melihat ayahnya di televisi.

My Maid is A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang