28. The Party. (2)

34.3K 3.4K 10
                                    

Tangan Cath terkepal menahan kegeramannya dan juga sakit di dadanya akibat omongan Caroline. Cath terdiam sebentar sebelum akhirnya berbalik lagi.

Langkah Cath terhenti akibat ia menghantuk seseorang tepat ketika ia berbalik. Dada lapang yang terasa familiar baginya. Ia kemudian mengadahkan wajahnya dan melihat sosok Wilson yang tengah menatapnya dengan ekspresi campur-aduk. Cath tidak dapat mentafsir arti mimik muka Wilson saat ini. Suaranya pun tidak mampu untuk keluar memanggil namanya.

Wilson meraih kepalan tangan Cath lalu menariknya melangkah sedikit sehingga kini tubuh cath kembali berputar menghadap Caroline yang membelakangi mereka. Sepertinya Caroline masih tidak menyadari kehadiran Wilson.

"Ternyata benar kecurigaanku selama ini." Suara Wilson seperti membuat Caroline terlonjak kaget lalu berbalik dengan cepat. "Kau memang sedang merencanakan sesuatu dan menjadikan Cath pijakanmu." Lanjutnya.

"Willy? Se-Sejak kapan...."

***

"Aku mendengar semuanya." Potong Wilson. Ia masih menggenggam tangan Cath kuat. Sedangkan Cath berusaha untuk bersembunyi di balik tubuh Wilson. "Cath adalah pasanganku dipesta ini, dan kau tidak berhak untuk mengusirnya."

Caroline mendengus. "Aku tidak mengusirnya. Itu adalah pilihan Cath sendiri. Kau bisa menanyakan padanya."

Cath tersentak. Ia sempat melihat Wilson meliriknya sebentar sebelum akhirnya kembali menatap Caroline. "Aku selalu curiga, mengapa Cath selalu mengatakan hal yang sama mengenai Kau yang ingin kembali kepadaku dan juga membelamu dengan alasan itu. Dan saat ia pergi untuk mengambil minuman tadi, aku tidak dapat menahan rasa curigaku dengan gelagatnya, apa lagi kata-kata terakhirnya yang menurutku aneh. Ternyata kecurigaanku selama ini benar." Wilson menatap Caroline tajam.

"Aku mengenal Cath, dan aku yakin Cath bukan orang yang akan mengambil keputusan untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain. Dan Kau.." Wilson berhenti sebentar. "Apapun yang kau katakan untuk mengancam Cath agar ia menyetujui rencana busukmu untuk bisa kembali bersamaku, aku tidak akan memaafkanmu."

"Benarkah? Kau mengenalnya dengan baik? Ia tidak akan mengambil keputusan yang egois? Jangan membuatku tertawa!" Seru Caroline dengan tawa hambarnya.

Cath bisa merasakan pegangan Wilson di tangannya mengeras. Ia bisa merasakan kekesalan Laki-laki di hadapannya ini.

"Tertawalah sepuasmu. Kau harus ingat kalau aku tidak akan pernah kembali padamu, apapun yang kau lakukan. Dan aku tidak akan memaafkanmu kalau kau melukai Cath atau menggunakan Cath lagi seperti ini." Wilson berbalik dan menarik lengan Cath.

Cath berjalan mengikuti Wilson, namun ia sempat melirik ke arah Caroline yang menatap kepergian mereka dengan kesal. Dan Cath entah mengapa merasa tidak tenang akibat tatapan Caroline.

Wilson menarik Cath menjauhi aula resepsi pernihakan yang penuh dengan Artis. Ia sendiri tidak mengerti kenapa dirinya bisa sekesal ini mendengar rencana Caroline untuk menyingkirkan Cath. Kaki dan tangannya bergerak sendiri membawa mereka ke kolam berenang hotel tersebut yang sudah kosong karena sudah malam.

Wilson berhenti dan mengatur nafasnya.

Cath terdiam di belakangnya. Ia tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Wilson membelanya yang sudah mengambil keputusan egois untuk melindungi identitasnya agar ia bisa terus bersama Wilson sebagai Catherine.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Wilson yang masih memunggunginya. "Kenapa kau mau ikut bermain dalam skenario Caroline? Apa kau bodoh?" Bentak Wilson kesal.

"Maafkan aku." Gumam Cath pelan. "Kau tidak seharusnya berkata seperti itu pada Caroline. Ia.. Ia benar-benar mencintaimu. Kau harus kembali padanya, ini masih belum terlambat." bujuk Cath.

My Maid is A PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang