Part 15

20 3 0
                                    

Pengobanan tidak akan membutuhkan alasan, karena sebuah alasan tidak selamanya dibutuhkan.

***

Kenzi pov

Sudah satu minggu aku menikah dengan Arzi. Dan aku, Arzi dan Briel tinggal dalam satu atap. Memang canggung pada awalnya namun pada akhirnya kami mulai terbiasa.

Sebenarnya aku dan Arzi sudah mengajak Nick untuk tinggal bersama kami. Tapi dia lebih memilih tinggal sendiri dirumahnya, alasannya banyak kenangan dengan istrinya disana dan dia juga tidak ingin dekat-dekat dengan dunia politik. Anehnya sebelum Nick pulang kerumahnya dia bekata padaku "hati-hati pada dunia politik yang kejam dan jaga dirimu baik-baik".

Sebenarnya aku sudah tahu dengan dunia politik yang kejam, karena aku adalah Kenzila Alatha Nazira seorang pemimpin klan vampir. Jadi aku tidak heran jika Nick ingin menjauh dengan dunia politik. Namun karena aku sudah tahu dengan dunia politik dan pastinya sudah terbiasa dengan kejamnya dunia politik maka aku bisa bersantai.

Tanpa aku sadari Kehidupanku yang selama ini membosankan mulai menjadi lebih indah dengan keberadaan Briel dan Arzi disampingku. Mereka memberikan warna tersendiri kepada kehidupanku.

Kupikir Arzi yang menikah denganku karena Briel menyukaiku, akan bersikap biasa dan cuek seperti apa adanya dia seperti sebelum kami menikah. Namun aku salah, salah besar.

Dia menjadi pribadi yang lebih romantis, bertanggung jawab dan menyayangi keluarganya. Dia menghormatiku sebagai istri, dia juga memberiku kasih sayang seperti yang didapatkan oleh kesasih pada umumnya.

Dengan segala sikapnya itu, membuat aku semakin mencintainya. Entah apa dia membalas cintaku atau tidak, namun aku sudah bahagia menerima kasih sayang darinya.

Kehidupan kami sangat bahagia layaknya keluarga yang harmonis. Sampai akhirnya kejadian itu terjadi. Kejadian yang tidak aku harapkan. Kejadian yang ingin aku hapus dari kehidupanku.

***

Flashback on

Hari ini berlalu seperti biasa. Kami atau tepatnya aku, Arzi dan Briel memulai hari dengan sarapan bersama.

Tak ada yang berbeda pada sarapan kali ini dengan hari-hari yang telah lalu. Kami sarapan dengan dilayani oleh pelayan dan banyak makanan yang dihidangkan sama seperti biasanya.

Setidaknya itu yang aku pikirkan. Dan pikiran itu pula yang membuat aku ceroboh dan lalai. Namun mau dikata apa? Nasi telah menjadi bubur.

Kami sarapan dengan tenang walau terkadang diselingi senda gurau. Kami makan dengan lahap, setelah itu melakukan aktivitas seperti biasa.

Namun ada yang salah disini. Tidak ada angin dan hujan tiba-tiba saja Arzi dan Briel jatuh sakit. Akupun sangat khawatir dengan mereka.

Akhirnya kuputuskan untuk memanggil tabib. Dan alangkah terkejutnya aku dengan apa yang dikatakan oleh sang tabib. Arzi dan Briel keracunan makanan.

Tapi bagaimana bisa? Aku tidak keracunan juga. Oh bodoh, aku lupa jika aku adalah seorang vampir. Vampir tidak bisa diracuni dan tidak akan keracunan dengan racun biasa.
Bodohnya aku yang melupakan fakta itu.

Kini aku benar-benar khawatir dan cemas dengan keadaan Arzi dan Briel. Namun seharusnya aku juga khawatir dengan keadaanku, karena tak lama setelah kejadian itu pihak kerajaan mulai menetapkan tersangka yang menyebabkan Arzi dan Briel keracunan.

Dan dapat kalian tebak, jika yang dituduh adalah aku. Hanya karena aku yang bersama mereka saat sarapan dan karena hanya aku yang tidak keracunan mereka menetapkan aku sebagai tersangka. Sungguh alasan yang bodoh. Tidak bisakah mereka mencari kebenarannya dengan sungguh-sungguh.

Memangnya alasan apa sehingga aku meracuni suami dan anakku sendiri? Dan jawaban mereka adalah tahta. Karena aku ingin merebut tahta. Sungguh jawaban yang bodoh dan tidak masuk akal. Semua alasan yang mereka sampaikan tidak bisa masuk kedalam logikaku.

Parahnya aku dimasukkan kepenjara bawah tanah. Dan Arzi tidak bisa menolongku karena dia belum sadar. Meski sebenarnya kalaupun Arzi sadar aku tidak tahu apa dia akan percaya padaku atau tidak. Tapi hatiku selalu berkata jika Arzi sadar semua akan menjadi lebih baik.

Flashback off

***

Seperti inilah keadaanku saat ini, berada dipenjara bawah tanah yang gelap dan busuk. Aku sungguh seperti berada diselokan sampah. Sungguh sangat tidak nyaman.

Kini apa yang harus aku lakukan? Aku mendengar Arzi dan Briel belum juga sadar. Aku jadi semakin khawatir pada mereka namun aku tak bisa berbuat apa-apa saat ini.

Sayup-sayup aku mendengar pembicaraan antara dua prajurit penjaga. Mereka berbicara jika racun yang dimakan oleh Arzi dan Briel bukanlah racun biasa. Hanya bisa disembuhkan dengan bunga mawar biru yang terletak di hutan kematian. Sudah 100 prajurit lebih yang dikirim untuk mencari bunga itu tapi tak ada satupun yang pulang dengan selamat.

Aku sedikit terkejut dengan pembicaraan mereka. Kalau aku tidak salah dengar, mereka menyebut mawar biru. Setahuku mawar biru hanya ada satu didunia dan berada di istanaku yang dulu. Bagaimana bisa mereka berkata mawar itu ada dihutan kematian.

Tapi itu mungkin saja. Mungkin pada jaman ini bunga itu belum ditemukan oleh klan vampir. Jadi itu sebabnya klan vampir belum bisa menguasai dunia. Karena konon legendanya klan vampir dapat menguasai dunia setelah menemukan bunga mawar biru.

Namun sekarang bukan itu yang harus aku pikirkan, melainkan bagaimana mendapatkan bunga itu untuk menyembuhkan Arzi dan Briel. Tapi aku harus keluar dulu dari penjara busuk ini.

Cara yang harus aku ambil saat ini adalah melumpuhkan dua penjaga itu. Aku melumpuhkan mereka dengan pura-pura sakit dan membuat mereka pingsan saat mereka telah membuka pintu penjara ini.

Sebenarnya aku bisa saja menggigit mereka dan menghisap darahnya, hitung-hitung untuk menambah energi. Namun aku tidak bisa, nanti aku akan ketahuan jika aku ini adalah vampir.

Setelah selesai melumpuhkan prajurit itu, aku langsung mengendap-endap keluar dari istana. Meski sedikit sulit tapi aku berhasil keluar dengan membawa satu ekor kuda putih dari istana.

Tanpa menunggu waktu lama aku langsung saja bergegas pergi menuju hutan kematian. Butuh waktu 3 hari untuk sampai dihutan itu dan akan membutuhkan waktu 1 minggu untuk sampai diistana ini kembali.

Aku mengetahui letak dan jarak hutan kematian itu dari peta yang aku curi dari markas prajurit telik sandi. Disana banyak peta wilayah kerajaan maupun diluar kerajaan.

Dengan berbekal sebuah peta aku pergi ke hutan kematian. Banyak runtangan yang aku hadapi untuk sampai disana. Banyak luka yang ada ditubuhku.

Namun aku tidak memperdulikan rasa sakit yang kurasakan saat ini. Yang aku pikirkan adalah segera mendapatkan bunga itu dan semoga Arzi dan Briel tetap bisa bertahan sampai aku membawa bunga itu kepada mereka.

Kenzi pov end

***

Gimana ceritanya? Bagus gak?
Tetep setia sama ceritaku ya karena sebentar lagi bakal selesai kok.
Tinggal beberapa part lagi.

Jadi jangan bosen ya sama ceritaku. Aku tunggu vote and commentnya. And see you next chapter.

Vampire TerkutukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang