Part 16

23 4 0
                                    

Hari akan dilalui dengan sulit jika kau memandang kebelakang, angaplah yang lalu sebagai pembelajaran.

***

Hari demi hari berlalu. Rintangan silih berganti menghadang dirinya. Matahari bersinar dengan teriknya dan malam seolah tidak mau kalah, dia membawa hawa dingin yang menusuk tulang.

Pegunungan tinggi, jurang yang curam, lembah serta sungai telah dia lewati. Jalan yang berbatu serta berkelok-kelok dan naik-turun sudah bukan menjadi rintangan yang berarti baginya karena seringnya dijumpai.

Sakit ditubuh tak lagi dia pikirkan, hanya satu tujuan yang dia kenang. Segera sampai ke istana dan mengobati Arzi dan Briel. Semoga mereka masih bisa bertahan sampai Kenzi tiba.

Kenzi terus memacu kudanya dengan cepat, seolah dia tidak ingin kalah dengan waktu yang terus mengejar.

Satu minggu berlalu dan pengorbanan kenzi tidak sia-sia. Dia sampai diistana membawa mawar biru yang diperlukan.

Namun keanehan terjadi. Penjagaan istana lebih ketat dari biasanya. Para prajurit yang berjaga juga terlihat asing dimata Kenzi. Entah hanya perasaan Kenzi atau ini memang nyata. Istana ini seperti bukan istana yang dipimpin oleh Arzi, ada aura gelap disekitarnya.

***

Kenzi pov

Ada keanehan disini semuanya terlihat asing dan dingin. Ada aura yang tidak mengenakkan, dan aku menjadi khawatir dengan Arzi dan Briel.

Aku mencoba mencari tahu tentang apa yang terjadi diistana ini. Dan betapa terkejutnya aku mendengar kenyataan yang sebenarnya. Kenyataan ini benar-benar membuatku syok.

Arzi tak lagi menjadi pemimpin disini dan sekarang dia berada dipenjara bawah tanah bersama Briel. Sungguh ironis, sebenarnya apa yang terjadi selama aku pergi.

Lupakan itu semua, sekarang yang harus aku pikirkan adalah bagaimana aku bisa ke penjara bawah tanah dan memberikan mawar biru ini kepada mereka agar mereka sembuh.

Satu-satunya cara adalah menyamar menjadi pelayan dan masuk kesana dengan alasan mengirim makanan. Ya itu lebih baik daripada aku harus menghadapi para prajurit. Meski aku seorang vampir tapi jika menghadapi ribuan prajurit aku juga bisa mati. (  Author "ok berlebihan, ribuan prajurit belum tentu menghadapi dia semua, kurasa hanya ratusan". - Kenzi "sama aja lol, gue tetep mati😠") ➡ ️abaikan saja!!!

Akhirnya aku membuntuti seorang pelayan. Aku membuatnya pingsan dan mengambil pakaiannya. Tapi sebelum aku pergi, aku menggigit dan mengambil darahnya setelah itu membakar mayatnya agar tidak ketahuan. Terlihat kejam.

Jujur bukan keinginanku untuk membunuhnya, namun aku membutuhkan darah manusia segera. Sudah hampir 2 bulan aku tidak meminum darah, jika aku terlambat meminumnya aku akan mati. Jadi sekalian saja aku membuntuti pelayan juga mencari mangsa (sambil tersenyum devil).  Kurasa sifat kejamku muncul lagi.

Setelah semuanya dirasa aman, aku menjalankan rencanaku. Aku menyamar sebagai pelayan dan menuju penjara bawah tanah dengan membawa makanan.

Sedikit sulit mengelabuhi prajurit penjaga penjara, aku takut mereka mengenali wajahku. Namun kecemasanku bisa sedikit hilang karena mereka bukanlah penjaga yang mejagaku dulu saat aku dipenjara, kurasa mereka prajurit baru. Ternyata benar dugaanku, semua prajurit disini telah diganti. Sebenarnya apa yang terjadi?.

Aku berhasil masuk kepenjara dan aku melihat Arzi dan Briel tergeletak tak berdaya dilantai penjara. Aku segera membuka pintu penjara mereka dan memberikan bunga mawar biru untuk mereka.

Sungguh memprihatinkan keadaan mereka saat ini. Air mataku takbisa berhenti mengalir. Hatiku seolah teriris-iris menjadi kecil jika melihat keadaan mereka saat ini.

Tak lama kemudian mereka sadar, aku langsung meletakkan Briel didalam pangkuanku. Kurasa Arzi dan Briel sedikit terkejut dengan keberadaanku disana.

"apa kau baik-baik saja?" tanyaku pada Arzi yang tidak memperdulikan keterkejutannya.
"terasa lebih baik, kenapa kau bisa disini?"

"aku mencari mawar biru untuk menyembuhkan kamu dan Briel, namun saat aku kembali kesini aku mendengar bahwa istana ini telah direbut dan kamu dipenjara, jadi aku kesini."

"bunda! Briel kangen sama bunda." ucap Briel.
"iya bunda juga kangen, sekarang Briel tidur aja biar pusingnya hilang"
"iya bunda"

Dan Brielpun tertidur dipangkuan kenzi. Dia tidur dengan lelapnya. Seolah tak ada kekhawatiran dibenaknya.

"apa yang sebenarnya terjadi?"
"saat kau kabur istana menjadi gempar, lalu penasehat istana berkhianat. Dia menyebarkan gosip jika penyakitku adalah kutukan dan dia juga membunuh ayah. Penasehat berkata pada rakyat jika istana ini memerlukan raja baru. Keadaanku yang lemah saat itu tak bisa berbuat apa-apa"

"Apa pengikut setiamu tak bisa berbuat apa-apa?"

"kudengar ada yang memberontak, tapi mereka dihukum mati. Siapapun yang memberontak akan dibunuh, jadi kebayakan dari mereka memilih untuk diam. Bahkan semua prajuritpun telah diganti."

"aku sudah tahu jika semua prajurit diganti, lalu siapa raja barunya?"

"seorang pangeran dari salah satu kerajaan yang dulu pernah dikalahkan oleh kerajaanku. Namanya Devico Asazriel, mereka memanggilnya Devas."

"apa Devas?"
"iya, apa kau mengenalnya?"
"tidak" entah mengapa aku berbohong pada Arzi, mungkin aku takut jika dia tahu aku jalan dengannya saat Arzi mempersiapkan pernikahan kami, dia akan marah.

"ayo kita harus pergi dari sini"
"ayo"

Akhirnya kami pergi dari sini. Kami memutuskan untuk tinggal dirumah Nick. Nick merasa senang dengan kedatangan kami. Dan dia dengan senang hati akan membantu kami.

Kami sementara tinggal dirumah Nick sekaligus menyusun rencana untuk mengambil alih istana lagi. Kami mengumpulkan orang-orang yang masih setia dengan kami.

Membutuhkan waktu cukup lama untuk mengumpulkan mereka semua, namun semua itu terbayar dengan banyaknya orang yang mendukung kami. Sikap adil dan bijaksana serta penuh kasih dalam memimpin yang ditunjukan oleh raja Thomson dan Arzi dalam memimpin, membuat banyak pengikutnya yang kagum dan setia.

Kami menyusun rencana secara matang dan jika semuanya lancar rencana ini akan kami laksanakan 10 hari lagi.

Kenzi pov end

***

Hari berlalu dengan cepat. Hari-hari dijalani Arzi dengan menyusun rencana perebutan tahta. Dan Briel sibuk bermain denganku. Selain menemani Briel bermain, aku juga betanggungjawab dengan kesehatan Arzi dan Briel. Mereka harus segera sembuh.

Rutinitas disini tidak jauh berbeda dengan di istana dulu. Setiap hari pasti akan diawali dengan sarapan bersama. Mungkin yang membedakan adalah keberadaan raja Thomson yabg digantikan oleh Nick. Namun kebahagiaan ini tetaplah sama. Terasa hangat seperti mentari.

Aku berharap esok hari akan menjadi lebih baik dari hari ini. Dan kehangatan yang kami rasakan saat ini tidak akan pernah sirna seiring berjalannya waktu.

***

Hallo ketemu lagi sama aku.
Sorry untuk chapter ini sedikit pendek dari biasanya (mungkin).

Semoga kalian tetep suka, dan tolong tinggalkan jejak.
Aku tunggu vote and commentnya ya, jangan lupa.

See you next chapter and enjoy the story.

Vampire TerkutukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang