Part 11

41 6 2
                                    

Sesal selalu datang diakhir, seolah ia memang ditakdirkan untuk selalu berada diakhir.

***

Kenzi pov

Saat ini pandangan ku tertuju pada langit-langit kamar. Pikiranku berkelana jauh kepada kejadian yang baru terjadi tadi. Aku masih heran dengan apa yang aku lakukan waktu itu, entah apa yang mendorongku hingga aku mengaku menjadi maminya Briel.

Kini apa yang harus aku lakukan? Aku tidak yakin kalau aku dapat bertatap muka dengan Arzi. Mungkin saat ini dia sedang berfikir jika aku melakukan semua ini karena ingin memanfaatkannya, tapi aku tidak peduli dengan itu karena yang terpenting, Briel tidak sedih lagi. Bohong...aku benar-benar tidak bisa untuk tidak memikirkan kejadian itu.

Kejadian itu, kejadian tadi pagi, adalah kejadian yang benar-benar tidak terduga. Kejadian itu spontan kulakukan tanpa pikir panjang. Tapi kurasa hampir semua wanita akan melakukan hal itu jika dihadapkan dengan mata sendu dan sedih Briel yang menyentuh hati. (bilang aja gak mau disalahin!😒)

"Bunda...bunda...bunda.....!!!"

Aduh sekarang rasa bersalahku malah membuat aku jadi gila. Suara Briel menggema dimana-mana. Apa aku harus jujur pada Briel, tapi itu sama saja bunuh diri. Dan yang pasti itu akan membuat Briel lebih sedih.

"Bunda.......bunda.....ih bunda nyebelin, abielkan capek panggil bundanya"
"hey cewek budeg lo ngak denger Briel teriak-teriak dari tadi"

Aduh kayaknya aku bener gila deh, sekarang malah ada suara cowok super duper nyebelin tingkat dewa itu.

"heh cewek budeg, denger gak sih? Gue siram pake air ya kalau gak jawab!"

Eh ini hayalan apa nyata sih???
Tengok kanan-kiri dan tampaklah dua devil dengan tanduk diatas kepalanya. bercanda masak Briel yang imut punya tanduk, kalau ayahnya sih gpp cocok kok (senyum devil).

"Bunda......" - "Budeg......"
Ucap mereka bersamaan.

"iya-iya, bikin kaget aja. Ada apa?"
"lo budeg ya kita udah panggil elo 100 kali sampai lumutan" jawab Arzi, gak mungkin kalau briel yang imut kan?.

"sorry aku tadi lagi ngelamun"
"ngelamunin apa sih sampai dipanggil dua cowok ganteng gak denger" ucap Arzi dengan PD dan itu buat gue mau muntah.

"kalian kesini mau ngapain?" jawabku mengalihkan pembicaraan, dari pada nanti mereka tanya aku ngelamunin apa kan susah urusannya.

"kita mau tidur sama kamu"
"apa.....!!!"
"santai aja kenapa? Gitu aja histeris"

Dasar cowok sinting, kalau ada cowok yang minta tidur sama cewek yang bukan istrinya ya syok lah. Kalau Briel sih gpp masih kecil, lah kalau Arzi kan udah tua bangkotan bau tanah (gak juga sih).

"lo gila ya. Kitakan bukan su...."
"Briel yang minta!"

"iya bunda. Abiel pingin tidur sama ayah dan bunda."
"gak bisa Briel"
"kenapa gak bisa bunda. Temen-temen Abiel biasanya tidur sama mama-papanya, kok Abiel gak boleh?"

Aduh gimana ini, aku harus jawab apa?. Udah bingung cari jawaban malah ditambah dengan diberi wajah sedih Briel jadi tambah bingung.

"ya udah Briel boleh tidur sama ayah dan bunda" huh karena terpaksa.
"asik, ayo ayah kita tidur sama bunda"

Hu...hu...hu... Kuatkan imanku Tuhan.

Kenzi pov end

***

Arzi berjalan mendekati tempat tidur Kenzi sambil menggendong Briel. Terlihat jelas diwajah Arzi, ada keengganan untuk tidur bersama kenzi.

Vampire TerkutukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang