Part 04

1K 64 0
                                    

"Masuk..." Ucap Arlan padaku, aku menatap wajahnya dengam senyuman ketika mendengar kata masuk.
Aku tersenyum tapi Arlan masih dengan wajah dinginya. Aku menatap wajahnya, aku berharap dia sudah mau menerima ku dan menerima bantuanku.
"Masuk... Apa mau diluar...?" Tanya Arlan padaku.
"Iya iya..." Jawabku, ada dengan segera masuk kedalam. Ketempat dimana aku masuk pertama kali.
"Mandi sana dan lepas sayap sayapan mu itu, aku muak liatnya..." Ucapnya padaku.
"Ini sayap asliku, bukan mainan dengar itu..." Bentak ku pada Arlan.
"Ya sudah mandi sana anak TK..." Gumamnya padaku.
Aku masuk kedalam kamar mandi, ada air dibak dan sabun. Aku segera mandi dengan cepat, ahir ahir ini aku serba tau didunia manusia, berkat phonedate ku juga. Setelah mandi aku mengenakan pakaian ku kembali.
"Lepas baju mu, ganti pake milikku...ini..." Ucap Arlan saat aku keluar dari kamar mandi.
"Gak usah..." Ucapku padanya.
"Baju mu bau..." Ucap Arlan.
"Tidak, kata siapa bau?" Tanyaku pada Arlan.
"Kata ku..." Gumam Arlan.
"Cium saja bau tidak..." Ucapku pada Arlan.
Arlan mencium bau tubuhku, dia tak merasakan bau sepertinya. Tapi dia menciumi bajuku terus menerus.
"Aneh, kenapa kau tak bau?" Tanya Arlan padaku.
"Aku pery cupid... Aku tidak mandi pun tidak akan bau..." Ucapku pada Arlan.
"Apa kau yakin??" Tanya Arlan kembali padaku.
"Yakin, lihat sayapku ini nyata tak akan bisa dilepas kecuali kalau ayahku melepaskannya. Tapi itu tidak mungkin, karena ayahku baik padaku..." Ucapku agak panjang pada Arlan agar dia sedikit padaham.
"Lalu mau apa kau kesini...?" Tanya Arlan yang kini serius dan mulai percaya tentang diriku mungkin.
"Aku kesini untuk mu..." Ucapku pada Arlan. "Untuk apa?" Tanya kembali.
"Untuk menjodohkan mu dengan wanita bernama Sisil itu..." Ucapku pada Arlan.
"Benarkah??? Kou serius...?" Tanya Arlan padaku, wajahnya kini berubah 180 derajat menjadi senyum berseri. Tidak seperti tadi, saat disekolah atau saat membuka kan pintu. Wajahnya terlihat sangat manis.
"He,em..." Ucapku pada Arlan.
"Terima kasih kalau gitu..." Ucap Arlan sekarang yang senyum padaku.
"Sama sama..." Jawabku pada Arlan.
Arlan senyum senyum sendiri sekarang, tapi aku juga senang karena mulai sekarang aku akan membantunya menemukan cinta sejatinya Sisil itu.
"Ya sudah kalau gitu, awas kalau gagal aku akan membunuhmu..." Ucap Arlan padaku.
"Jangan sampai itu terjadi..." Ucapku pada Arlan.
Arlan lalu pergi kekamarnya meninggalkan aku sendiri disofa, tapi tak apa. Seenggaknya aku bisa tidur hangat dirumah ini, tapi perutku sangat lapar. Tak ada makanan kayanya. Aku mencoba mengetuk pintu kamar Arlan.
Tok tok...
"Ada apa lagi Anak TK?" Tanyaku Arlan padaku.
"Apa tak ada makanan?" Tanyaku pada Arlan dipintu kamar Arlan dengan memengang perutku.
"Ada, di meja ada Mie goreng yang tadi kita makan. Makan saja..." Ucap Arlan padaku, aku tersenyum dengan cepat aku pergi menuju meja makan. Ku buka bungkusan Mie Goreng itu, harunya sangat makan.
"Jangan dihabiskan anak TK, aku belum memakannya..." Ucap Arlan padaku.
Aku menikmati makan mie goreng ini, hingga tanpa sadar aku hampir menghabiskan mie goreng milik Arlan. Dan ketika aku sedang menikmati makanan mie ini.
Cekrek....
Pintu kamar terbuka, yang menandakan Arlan keluar dari kamarya. 'Gimana ini...' Tanyaku dalam hati. Pasti dia marah besar padaku.
"Mana mie ku...?" Tanya Arlan padaku.
"Ini, heheh..." Ucapku pada Arlan dengan memberikan mie yang tersisa 1 sendok.
"Hah???, Kou habiskan semuanya?" Tanya Arlan padaku.
"Maaf kan Aku Arlan..." Ucap ku memohon maaf pada Arlan.
"Ini ni, mangkanya aku gak mau masukin orang asing ke rumah. Dikasih hati minta jantung..." Ucap Arlan yang membuatku bingung dengan kata kata Dikasih hati minta jantung.
"Apa itu, dikasih hati minta jantung...?" Tanyaku pada Arlan.
"Sudahlah, stres kalau dijelaskan. Aku makan mie cup aja..." Ungkap Arlan padaku dengan pergi ketempat penyimpanan lemari.
"Apa itu mie Cup?" Tanyaku pada Arlan, Arlan menatapku tajam. Aku tersenyum padanya dengan manis. Yang membuat Arlan menarik nafasnya.
"Kau mau?" Tanya Arlan padaku.
Aku mengganggukan kepalaku, sambil melihat Arlan yang membuatkan mie cupnya.
"Mie cup adalah mie yang kita buat ditempatnya dengan air panas dengan hanya beberapa menit..." Ucap Arlan menjelaskan padaku, dengan berjalan dan duduk di meja makan.
"Oh.. Seperti itu..." Ucapku pada Arlan.
Tak lama mie cup itu jadi, aku langsung mencoba tapi saat itu agak panas hingga aku agak menjerit. "Aw...". Jeritku.
"Hati hati mangkannya,ini kan mie panas bukan mie dingin..." Ucap Arlan padaku.
Arlan memegang tanganku, dan melilitkan mie dengan garpu. "Begini caranya..." Ucap Arlan dengan langsung meniupkan mienya padaku. Aku tak menyangka Arlan ternyata baik juga, tapi aku bingung kenapa kemaren sikapnya begitu dingin. Pasti ada sesuatu hal yang terjadi denganya.
"Sudah bisa kan lanjutkan sendiri...." Ucap Arlan padaku.
Aku hanya tersenyum padanya, dan melanjutkan makanku. Setelah selesai makan, Arlan kembali kekamarnya, dan melanjutgkan tidurnya. Aku pun ikut berbaring di sofa depan TV. Perlahan aku tertidur dengan nyenyak, sayapku membuatku agak sulit bergerak. Setelah beberapa lama aku tertidur aku merasakan seseorang memegang sayapku. Seperti menggelus elus dan menariknya Aku mengintip sedikit dengan mataku. Ternyata Arlan, dia meraba raba sayapnya.
"Ternyata benar sayap ini tak bisa dilepas..." Ucapnya seorang diri, Lalu memberikan sebuah selimut pada tubuhku. Lalu Arlan kembali kekamarnya, Kini aku semakin yakin Arlan adalah sosok pangeran yang tetutupi sifat buruk dinginnya saja. Aku akan merubah mu Arlan percayanya. Suatu hari kou akan menjadi pangeran buat Sisil. Aku segera tidur setelah melihat kebaikan Arlan.
***
Pagi hari aku terbangun, Arlan keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk.
"Wow... Sexy..." Gumamku pada Arlan.
"Hah... Kenapa? Kau suka anak TK?" Tanya Arlan padaku.
"Tidak, aku tidak suka Roti betot..." Ucapku pada Arlan.
"Yakin..." Ucapku pada Arlan.
"Aku yakin, 2 minggu disini kau akan cinta padaku..." Ucapnya dengan percaya diri. Entah bagaimana dia bisa sepercaya diri itu.
"Hahaha, aku disini untuk membantu mu jatuh cinta. Bukan buat jatuh cinta.. Ingat itu..." Ucapku dengan percaya diri.
Arlan tersenyum sinis padaku, tumben sekali dia padaku. Arlan masuk kekamar, tapi tiba tiba keluar kamar kembali. Dengan membawa baju seragam, aku berfikir dia mau ganti baju didepanku. Tapi buat apa, apa Arlan sudah stres.
"Jadi gimana?" Tanya Arlan padaku denganerius.
Aku menelan ludahku, apa dia bertanya tentang suka atau tidak lagi ya... Aku makin gugup disertai keringat dingin.
"A....pa.., ya... Yang... Gi... Ma... Na...?" Tanyaku dengan gugup karena Arlan melepas handuknya didepanku, aku semakin kencang menelan ludahku.
Arlan tersenyum padaku. "Soal......
...
..
.
Arlan/Dirga
To Be Continue

Cahaya Pery Dari Langit (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang