Aku mulai membuka phonedate ku, kulihat beberapa sejarah kecil masa lalu Arlan. Dan aku kaget saat melihat ada seseorang diphoto masa kecilnya Arlan.
"Aku????" Ungkapku pada diriku sendiri.
"Kenapa ada aku?? Didalam foto masa kecil Arlan..." Ungkapku pada diriku sendiri.
"Aku tak mengingatnya, kenapa ini... Apa yang salah...??" Tanyaku pada diri sendiri.
Aku mencoba mengingatnya sekali, dan aku dapat mengingatnya, sebuah kenangan dimasa lalu. Dulu aku dan Arlan memang pernah bertemu waktu kecil, waktu dimana aku tersesat untuk mencari jalan pulang. Aku bertemu Arlan, dia melihat ku penuh tawa. Dia mengajak ku berfoto, lalu aku pergi entah kemana. Tapi untung lah itu pertemuan tidak berharga sama sekali sedikitpun.
Aku kembali membaca profil Arlan, masa SD Arlan berjalan dengan baik. Dia memiliki banyak waktu dengan teman temanya waktu itu. Setiap hari Arlan selalu tersenyum, namun ada kalanya dia menjadi sendiri dan menangis.
Aku kembali masuk kemasa SMP nya, wajahnya mulai agak berubah menjadi sangat manis. Dan disini lah dia bertemu dengan Si Sisil wanita dengan poni.
"Aku mulai bosan atau boring jika berkaitan dengan Sisil..." Ucapku pada diriku sendiri.
"Tapi no... Aku harus tetap membacanya agar aku tau semua..nya.." Lanjutku kembali pada diriku sendiri.
Disini Arlan bertemu dengan Sisil, namun disaat Arlan mulai suka pada Sisil, Sisil sudah berpacaran dengan seorang pria. Muncul gambar pria, pria itu berambut pendek berkulit hitam namun agak dewasa dan sedikit manis.
"Hah.. Lebih tampan Arlan kemana mana lah..." Ucapku dengan senyum sendiri.
Namun hubungannya putus setahun kemudian, tetapi Arlan sudah pindah sekolah ke SMA. Membuat keduanya susah bertemu hingga 2 tahun.
Pada saat SMA, Arlan kelas 1. Arlan bertemu dengan seorang wanita bernama Tania, namun sayang hubungannya kandas dengan sangat menyakitkan.
"Kenapa?" Tanyaku dalam hati dengan wajah bingung.
Tania berselingkuh dengan teman Arlan yaitu Eros. Arlan melihat Tania dan Eros berciuman, padahal dengan Arlan, Tania tak pernah melakukannya.
Dunia Arlan seketika hancur saat itu juga. Belum cukup sampai disitu 2 bulan yang lalu, orang tua Eros meninggal akibat kecelakaan.
'Jika ingin melihat video tekan klik'
Tulisan berkata pada video. Aku pun melihat video itu, Aku dibawa masuk kedalam video dan dari jauh kulihat keluarga Arlan.
Orang tua Arlan beserta Arlan menaiki mobil untuk jalan jalan karena Arlan sedang marah, dia minta pergi ke paris. Namun dalam perjalanan yang aman dan nyaman, mobil tergelincir hingga mebuat mobil terbang dan terbalik berkali kali, seseorang bersayap muncul. Ia mencoba menolong Arlan sesuai kemampuannya,Arlan berhasil selamat namun naas kedua orang tuanya tak bisa diselamatkan. Mobil yang terguling bensinya bocor dan ada percikan api hingga membuat mobil meledak dan membuat orang tua Arlan terbakar hidup hidup, tak sampai disitu ada 2 mobil kembali menghampiri mobil Arlan, hingga terjadi lah tabrakan fatal itu, yang merenggut nyawa banyak orang.
'Video selesai ditonton'
Arlan sendiri selamat dengan koma beberapa hari, saat Arlan terbangun kedua orang tuanya sudah tiada. Arlan menangis seorang diri, orang tuanya meninggal. Dengan meninggalkan beberapa warisan berupa apartemen, dan sebuah perusahaan buat Arlan. Hidupnya sudah terjamin, selain warisan Arlan juga menerima asuransi kedua orang tuanya sebanyak 2 M.
Aku menangis membaca kisah Arlan ini, pantas saja dia selalu murung. Cinta pertamanya tak berhasil ia dapatkan, pacar pertama malah selingkuh. Orang tua meninggal, kenapa hidupnya sangat menyedihkan seperti ini. Sungguh anak yang sangat malang nasibnya.
"Tapi tenang Arlan, mulai sekarang ada aku. Pery Cupid..." Ucapku pada Diriku sendiri.
"Yang akan membuat hidupmu bahagia..." Lanjutku pada diri sendiri ditengah malam.
Aku merasakan ngantuk sekarang, dan ku masukan phonedate ku. Aku segera menutup mataku segera, tanpa mendengar apapun lagi aku segera tidur.
Pagi hari sinar matahari membangunkan ku melewati jendela di rumah Arlan, aku perlahan membuka mataku. Kulihat Arlan sedang melakukan sesuatu dengan api, aku menghampirinya. Semakin dekat rasa harumnya makin enak. Entah apa yang sedang dilakukan oleh Arlan, aku sangat penasaran sekali.
"Arlan..." Panggilku pada Arlan.
"Yah..." Jawabnya dengan menatapku.
"Lagi ngapain???" Tanyaku dengan melihat yang sedang Arlan.
"Memasak nasi goreng..." Ucapnya padaku. Aku lalu ingin mengambil nasi dipenggorengan menggunakan tanganku, tapi tiba tiba Arlan menahanku.
"Ets...." Ucap Arlan dengan memegang tanganku.
"Kenapa?" Tanyaku dengan menatap Arlan.
"Panas ini, anak TK. Apa kau tidak melihat...?" Tanya Arlan padaku.
"Emh... Panas..." Gumamku.
"Kalau mau aku ambilkan dengan sendok..." Ucapnya yang lalu mengambil sebuah sendok.
Kemudian Arlan mengambil nasi yang dipenggorengan dan mulai meniupnya dengan pelan, dan matanya menatap wajahku penuh warna.
"Buka mulutmu..." Ucap Arlan padaku, aku pun mulai membuka mulutku dan Arlan memasukan nasi gorengnya padaku.
"Rasanya enak...!!" Ucapku sambil mengunyah nasi goreng.
"Benarkah??" Tanya Arlan padaku dengan wajah kaget.
"He,em..." Jawabku.
"Ya sudah kita makan saja..." Ucap Arlan yang menyuruhku makan bersamanya.
Saat makan telah selesai, aku menatap wajah Arlan yang menurutku tampan. Tapi penuh dengan kesedihan, bagaimana ia kuat menghadapai dunia ini sendiri. Orang tuanya meninggal, hatinya patah. Aku takut gagal menjodohkanya, apa yang akan terjadi ketika aku gagak menjodohkanya dengan wanita berfoni bernama Sisil itu.
"Kenapa menatapku seperti itu..." Ucap Arlan padaku dengan berdiri dan membereskan bekas makan kami berdua.
Aku berdiri menghampirinya, saat Arlan berbalik menghadapku. Aku memeluknya dengan erat, aku tak peduli dia marah atau tidak. Tapi Arlan tak memberontak atau menolakku, dia malah terdiam saat aku peluk. Entah kenapa, aku tidak tahu.
"Kenapa memelukku?" Tanya Arlan kembali padaku.
"Aku sudah baca profilmu, dan aku tak kuat dengan cerita hidupmu yang sangat menderita..." Ucapku dengan menggeleng gelengkan kepalaku didada bidang Arlan.
"Hidup gak seberat itu kok, sudah jangan menangis..." Ucap Arlan dengan mengelus elus rambutku.
"Apa aja yang kau ketahui...?" Tanya Arlan padaku dengan serius.
"Semuanya..." Jawabku pada Arlan.
"Dari mulai SD dan sampai patah hati oleh wanita bernama Tania dan orang tua mu meninggal..." Lanjutku bicara pada Arlan.
"Hah??? Banyak sekali yang kau tahu???" Tanya Arlan padaku.
"Lumayan..." Jawabku.
"Sudah jangan menangis... Lagi aku risih liatnya..." Ucap Arlan dengan menyuruhku duduk di kursi kembali.
"Heem.." Jawabku pada Arlan.
"Aku jadi ingat akan Tania, dia membuatku hancur seketika..." Gumam Arlan padaku.
"Aku benci wanita itu..." Ucapku pada Arlan.
"Jangan begitu, kita harus memaafkannya. Lagi pula lebih bagus kan putus. Aku dengar Tania sekarang hamil diluar nikah..." Ucap Arlan padaku yang membuatku agak sedikit bingun. Tentang apa itu hamil diluar nikah.
"Tapi sudahlah jangan dibahas, kalau diingat pasti akan terasa menyakitkan..." Ucap Arlan padaku.
"Kau juga harus lihat aku, aku tak seperti mu menangis... Memalukan sebagai seorang pria..." Ucap Arlan padaku.
"Aku gak peduli, ibuku bilang aku ini anak polos... Jadi bebas lakukan apapun..." Gumamku pada Arlan dengan mengusap air mataku.
"Polos????" Tanya Arlan padaku dengan senyum sedikit.
"Iya..." Jawabku.
"Oh... saking polosnya kau mengintip ukuran penisku hah..." Ucap Arlan dengan menatapku tajam.
"Heheeheh, itu gak sengaja..." Gumamku memberikan alibi alias kebohongan.
"Hah, pembohong..." Gumam Arlan.
"Berapa ukurannya??? dan berapa diagonalnya....???" Tanya Arlan yang membuatku bingung dan shock.
"Ukuran???" Ucapku, Arlan menatapku dan mengganggukan wajahnya.
"Diagonal...???" Gumamku kembali, Arlan kembali tersenyum.
"Rahasia...." Jawabku dengan senyum pada Arlan. Arlan menatapku penuh tanya dan bingung.
"Terserah lah..." Jawab Arlan yang menatapku datar.
Arlan pergi kekamarnya untuk mengganti pakaiannyaa, karena akan pergi kesekolah. Aku menunggunya diruang TV. Saat Artlan keluar dari kamar wajahnya berseri seri entah kenapa dengan anak ini ane sekali.
"Yuk..." Ajak Arlan padaku.
Aku mengikuti Arlan, dari belakang. Pagi Arlan rasanya sudah berubah dari yang awalnya cemberut datar kini udah seperti matahari, apa aku berhasil merubahnya yah. Namun saat kami berangkat kesekolah, aku agak kesal dengan beberapa anak perempuan yang menghampiri Arlan dengan ganjem dan sok kecantikan. Dan memanggil Arlan dengan kaka Arlan.
"Kak kaka Arlan..." Tanya seorang gadis dengan mencoba merayu, membuatku agak sedikit ingin muntah melihatnya.
"Iya, ada yang bisa dibantu?" Tanya Arlan pada gadis itu dengan menatapku tanpa sebab.
"Kaka Baru berangkat ya?" Tanya kembali si gadis itu.
Aku tak kuat lagi, aku langsung menggerakan kakinya dengan kekuatan ku menuju sekolah dengan cepat.
"Kenapa kau?" Tanya Arlan padaku.
Aku melihat Sisil didepan sana, sangat cocok sekali untuk dijadikan alasan.
"Disana ada Sisil..." Gumamku pada Arlan.
"Lalu, apa yang harus ku lalukan..?" Tanya Arlan padaku dengan gugup dan grogi.
"Jalan aja kesana..." Ucapku padanya.
"Yakin???" Tanyanya.
"Udah jalan aja buruan sebelum jauh..." Ucapku pada Arlan.
Arlan berjalan menghampiri Sisil, namun saat mendekatinya. Dipinggir Sisil ada kubangan air kotor, dan ada juga motor dibelakanya. Aku menggukan motor dengan kekuatanku mendekatkan pada kubangan dan Sisil, lalu membuat motor itu cepat dan tepat didepan Sisil, yang membuat pakaian Sisil kotor. Tak hanya itu aku menggerakan batu didepan batu agar Sisil terjatuh. Dan...
"Aghhhhhhhh......"
Sisil teriak dan tepat sekali, Sisil jatuh ketangan Arlan.
"Kamu gak apa apa?" Tanya Arlan pada Sisil.
Sisil tersenyum dan menatap wajah Arlan penuh cinta.
Aku dihadapan mereka hanya mampu menatapnya. Dan dalam hatiku kini, ada sebuah rasa yang tak bisa kujelasan namun aku tahu rasanya.
"Kenapa terasa sakit...
...
..
.
To Be Continue
![](https://img.wattpad.com/cover/104732498-288-k178412.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Pery Dari Langit (boyxboy)
FantasiBercerita tentang kisah, pery cupid yang mempersatukan sebuah cinta manusia. Namun dalam tugasnya ia mendapat hambatan? Hambatan apa? Mampukah pery ini menyatukan cintanya?. Yuk Baca Happy Reading