Part 22

817 55 1
                                    

TEASER NOVELET TERBARU
-MEMELUK BULAN-
"Jadi ini hobi lo?, PELAKOR... PEREBUT LAKI ORANG....
"LO KENAPA SIH? JAHAT BANGET SAMA W. RANIA.... APA SALAH W.....
"Lo pilih BOKAP LO atau PACAR LO?
"W GAK MAU LIAT MUKA LO LAGI....
"JADI.....
"JADI MULAI DETIK INI JANGAN LO MUNCUL DIDEPAN W.....

SEGERA
------------------------
"Aku pulang dulu, siap siap....." Seru Arlan pergi dari hadapanku.
Aku berdiri terkujur kaku, mendengar ucapan Arlan. Bahwa besok akan menambrak Yogi.
'MEMBUNUH YOGI HINGGA MATI' Gumamku dalam hati dengan tubuh tak bergetar dari posisiku sekarang, disebuah tempat yang sepi.
Suara petir tiba tiba datang, membuatku tersadar akan yang terjadi. Cuaca mendung makin menunjukan gelapnya. Aku segera berjalan pergi dari tempat sepi yang ku tebak bekas gudang.
Keluar dari tempat itu, aku mencari Kak Yogi. Namun, aku tak menemukannya disini. Aku mulai resah dengan kehilangan Kak Yogi, aku takut kalau Arlan melakukan hal itu sekarang.
"Cari siapa??" Tanya seseorang dari belakang padaku saat dikoridor sekolah.
"Kak Yogi...." Panggillu dengan senyum saat aku melihat wajahnya yang dingin ini.
Aku segera menghampirinya dan memeluknya, sangat erat ku peluk. Entah kenapa menemukan Kak Yogi sekarang seperti Anugrah yang aku inginkan. Seseorang yang mampu menghilangkan keresahan dalam hati. Memeluk Kak Yogi membuat ku nyaman.
"Tumben.... meluk... erat....." Gumam Kak Yogi padaku.
"Lagi kangen... aja...." Jawabku.
"Em..... Kirain kenapa....." Seru Kak Yogi padaku.
"Balik yu.... mau ujan kayanya...." Ucap Kak Yogi padaku.
"Ayo....." Balasku dengan senyum.
Dalam perjalanan pulang, aku hanya diam menatap jalanan. Padahal Kak Yogi sedang bercerita padaku, namun aku tak mendengarkanya. Aku justru berfikir tentang Membunuh Kak Yogi atau tidak. Ku tatap wajah Kak Yogi, wajah sexynya mengodaku sekali.
"Oy.... Kau tak mendengarkan ku??" Tanya Kak Yogi padaku.
"Hehe...." Aku tersenyum manis.
"Kalau bukan pacar udah aku perkosa....wajah imut itu...." Gumam Kak Yogi padaku.
"Masa....." Ucapku.
"Beneran......" Jawab Kak Yogi padaku.
"Palingan nanti aku yang perkosa, Kak Yogi...." Gumamku dengan pelan.
"Gak mungkin...." Jawab Kak Yogi.
"Mungki saja, Kak Yogi dulu ku ajak praktek 2 video wanita gak mau.... " Ucapku polos.
Hap---
Tiba tiba kak Yogi membungkam mulutku.
"Jangan diteruskan, kita lagi di Bis.... Ok..." Ucap Kak Yogi padaku.
"Hemmmmn...." Jawabku.
Kak Yogi menatapku, wajahnya tersenyum padaku. Aku menatapnya balik. Waktu itu rasanya seperti milik aku dan Kak Yogi berdua.
Lama di Busway, ahirnya Aku dan Kak Yogi sampai dirumah. Rumah tempat aku dan Kak Yogi pertama kali bertemu. Aku takut ini juga akan menjadi rumah terahirku di bumi.
"Melamun aja.... dari tadi...." Gumam Kak Yogi padaku dengan langsung duduk disofa.
"Em.... Gak juga...." Jawabku dengan ikut duduk disofa.
"Hadeh..... gak sadar.... dari tadi ketemu ampe pulang. Kamu tuh melamun terus.... Ada apa??" Tanya Kak Yogi padaku.
"Gak ada apa apa kok Kak...." Jawabku pada Kak Yogi.
"Bohong...." Gumam Kak Yogi padaku.
"Serius kak...." Jawabku agak gugup dan takut kak Yogi memojokkan ku untuk cerita.
"Hem.... Ya udah. Aku mandi dulu...." Gumam Kak Yogi padaku.
"Siiip...." Jawabku mengangkat jempol.
***
Malam hari, Kak Yogi mengajak ku pergi kesebuah tempat dijakarta. tempat yang menjadi ikon kota ini. Tempat yang membundar ditengah tengah kota dengan air mancur ditengahnya. Tempat itu adalah Bundaran HI atau Hotel Indonesia.
"Kenapa kesini?" Tanyaku.
"Em.... tempat ini indah saja, tempat pertama aku melihat kota jakarta...." Gumam Kak Yogi padaku.
"Kok pertama??" Tanyaku heran.
"Pertama pindah.... hihi...." Gumam Kak Yogi padaku.
"Lalu kenapa mengajak ku kesini??" Tantaku kembali.
"Aku ingin melamar mu.... secara resmi di ribuan mata manusia, air mancur serta mobil mobil yang melintas...." Ucap Kak Yogi dengan jongkok didepanku.
Aku menatap kiri dan kanan, orang disekitar menatap ke arahku. Mereka beramai ramai berbisik tentang ku dan Kak Yogi.
"MAUKAH KAMU JADI KEKASIHKU SEUMUR HIDUP....??" Seru Kak Yogi padaku tanpa malu sedikitpun di hadapan semua orang.
Aku belum menjawab pertanyaan Kak Yogi, Karena aku bingung. Bingung dengan perasaan ku sekarang, entah kenapa Aku ingin menerima Kak Yogi dan meninggalkan Arlan dengan kegoisannya. Namun hati ini masih ragu antara Arlan dan Kak Yogi.
"Aku gak tau...." Jawabku dengan melepaskan tanganku dari kak Yogi, Aku terdiam sendiri. Meratapi apa keputusanku salah atau tidak.
"Kenapa??" Tanya Kak Yogi dengan berdiri dari jongkoknya.
Aku terdiam kembali, sejujurnya aku sendiri pun bingung. Kenapa aku seperti ini, Aku menatap Kak Yogi yang menatapku. Kak Yogi tiba tiba tersenyum padaku, Ia memeluk ku erat.
"Mungkin kamu mencintai orang lain, Kaka paham...." Gumam Kak Yogi padaku dengan pelan sambil memelukku.
Aku memegang badan kak Yogi dengan kedua tanganku.
'Maaf....' Ucapku dalan hati dengan bimbang.
"Kak Yogi gak marah??" Tanyaku dengan pelan.
Kak Yogi melepas pelukannya, ia menatapku dengan kedua tangannya menyentuh pipiku.
"Kenapa harus marah??" Tanyanya kembali padaku.
"Cinta gak harus terburu buru, lagian kamu gak nolak aku. Tapi gak tau jawaban saja kan....??" Tanya Kak Yogi padaku.
Aku menganggukan wajahku. Kak Yogi tersenyum padaku.
"Udah, jangan tegang gitu nikmati suasana malam ini. Liat bintang diatas sana atau liat air mancur dengan mobil yang berjalan cepat...." Ucap Kak Yogi padaku.
Aki bukan orang bodoh, aku tahu jelas bahwa hati Kak Yogi benar benar gelisah. Gelisah dengan jawabanku suatu hari nanti. Wajahnya memang tersenyum, tapi hatinya seolah gelisah.
Lama melihat bintang serta air mancur, Aku dan Kak Yogi pulang. Dalam perjalanan tak ada pembicaraan yang aku mulai. Tapi Kak Yogi memulai  bicara padaku.
"Emh.... yang tadi.... jangan lama lama jawabnya nanti ya...." Gumam Kak Yogi padaku.
"Gimana nanti aja...." Jawabku yang dalam hati benar benar bingung. Karena besok adalah hari yang akan mengenaskan untuk ku.
"Kalau dapat jawabannya kasih tau aku ya..... pertama......." Pinta Kak Yogi padaku.
"Gak Janji Kak Hehe..." Jawabku mencoba senyum ditengah kebimbangan ini.
Sampai dirumah Kak Yogi dan Aku langsung masuk kamar. Aku dan Kak Yogi merasa canggung entah kenapa, mungkin karena tadi kak Yogi menembak ku. Dan tak aku cepat terima.
"Kak...." Panggilku mencoba membuka pembicaraan.
"Ya..p..." Jawab Kak Yogi.
"Aku lapar...." Seruku.
"Kirain kenapa.... Yu kebawah...." Gumam Kak Yogi padaku.
Aku pun mengikuti Kak Yogi kebawah, Kak Yogi memasakan nasi goreng untukku. Rasanya lumayan enak, hampir mirip dengan buatan Arlan kemaren. Namun ini agak asin.
"Enak gak?" Tanya Kak Yogi.
"Enak.... Ala ala resto Kak..." Gumamku dengan memberikan jempol.
"Hehe...." Kak Yogi senyum padaku.
"Udah Abis.... kak...." Gumamku.
"Mau nambah gak??" Tanya Kak Yogi padaku.
"Gak usah... udah kenyang...." Jawabku.
"Aku keatas duluan ya...." Seru ku dengan senyum.
Kak Yogi senyum dan mengangkat tangannya jempol menandakan Ok. Sampai dikamar aku langsung keranjang. Dalam hati 'Moga aja Kak Yogi gak coba itu nasi goreng....' Gumamki dengan senyum.
"Asin banget...." Gumamku senyum.
Saat Senyum Kak Yogi masuk ke kamar, wajahnya senyum ke arahku tiba tiba entah kenapa. Kak Yogi berjalan ke arahku, duduk disampingku yang tiduran namun tak tidur.
"Kok gak bilang??" Tanya Kak Yogi padaku.
"Apa?" Tanyaku balik.
"Nasi gorengnya asin...." Gumam Kak Yogi padaku dengan senyum.
"Gak kok, malam manis...." Jawabku pura pura.
"Manis apanya....??" Tanya Kak Yogi padaku.
"Yang buatnya.... makanya kan sambil liat yang buat..... jadi manis......" Gumamku dengan senyum.
"Gombal....." Gumam Kak Yogi dengan senyum pipinya memerah.
Aku bersandar padanya, dengan memeluk tanganya.
"Jangan gini, ntar sange lagi aku...." Ucap Kak Yogi padaku.
"Gak apa apa...." Jawabku.
"Emang tau sange....??" Tanya Kak Yogi padaku.
"Tau.... waktu burung bisa berdiri...." Gumam ku polos.
"Burung apa??" Tanya Kak Yogi padaku.
"Burung apa ya.... aku juga gak tau...." Pura pura lupa aku pada Kak Yogi.
"Burung yang pertama kali kamu jilat dulu...." Gumam Kak Yogi kelepasan dengan menutup mulutnya.
"Oooo jadi itu burung....." Gumamku beroh ria.
"Ceritain dong... gimana bisa tegang gitu...." Pintuku pada Kak Yogi.
Kak Yogi menatapku, ia membalikkan badannya dari arahku. Membelakangi tubuhku, dengan menutup badanya dengan selimut.
"Kak Yogi.... jangan gini.... ayo cerita...." Pintaku padanya.
"Sssstttttt.... mau tidur..... takut sange...." Gumamnya padaku dengan tak banyak bicara.
Aku hanya senyum padanya, kulihat wajahnya. Hatiku berkata bahwa dia yang aku cintai. Tapi kenapa tadi tidak menerima cintanya. Kenapa aku tetap ragu akan semua hal ini.
Aku mulai menutup mataku, hingga ahirnya aku pun tertidur.
***
Pagi datang, semalam aku tidur tak begitu nyenyak. Sesekali aku terbangun dari tidurku karena pikiran burukku akan hari ini.
"Eh.... Aku dapat pesan harus pagi pagi datang...." Gumam Kak Yogi padaku saat aku masih tidur.
Aku membuka mataku, Kak Yogi ternyata sudah siap siap.
"Aku ikut...." Gumamku pada Kak Yogi.
"Kamu nyusul aja, kan udah tau sekolah ku kan.....??" Tanya Kak Yogi padaku.
"Gak aku mau bareng...." Gumamku kekeh.
"Jangan manja.... gitu....." Seru Kak Yogi padaku.
"Bodo...." Jawabku dengan ketus, padahal aku takut kalau Kak Yogi mati. Itu alasannya.
"Mandi sana.... cepet...." Gumam Kak Yogi padaku.
Aku segera ke kamar mandi,  aku segera mandi. Mandi ku terasa tak tenang, hingga lupa memakai sabun mandi. Selesai mandi aku segera keluar, tapi kulihat Kak Yogi tak ada disana. Kak Yogi sudah pergi berangkat sekolah seorang diri.
"BODOH..." Gumamku saat membaca pesan dari Kak Yogi.
"Kenapa pergi...." Gumamku.
"Aku gak mau kamu mati...." Seruku dengan menangis.
Aku langsung berlari keluar, dan mencoba menyusul kak Yogi. Lama berlari, aku menemukan Kak Yogi. Dia berhenti di lampu merah, dan akan menyebrang. Kulihat Arlan dengan mobilnya di ujung sana.
"Kak Yogi...." Gumamku dengan menangis.
"Arlan...." Panggilku memanggil Arlan.
"Gak Boleh....." Seru ku kembali.
Lampu berubah merah, Kak Yogi mulai berjalan. Aku mencoba berlari, untuk menyelamatkanya. Namun.....
BRAKKKKKKKK
BRAKKKKKKKK
Kak Yogi sudah tertabrak hingga terlempat ke ujung tritoar.
"KAK YOGI....." Panggilku... kencang dengan menangis.
Aku berlari ke arahnya. Ku lihat darah di kepalanya, aku pegang kepalanya dan dudu dipangkuanku.
"APA DIA SUDAH MATI?" Tanya Arlan yang datang padaku....
....
...
..
.
YOGI/DIRGA/ARLAN
TO BE CONTINUE
WAH.... READER YOGI BENERAN DITABRAK... GIMANA YA?? YOGI MATI GAK YA??
MOGA ENGGAK YA....

Cahaya Pery Dari Langit (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang