Part 11

881 61 0
                                    

Kudengar suara teriakan Arlan, memanggil namaku.
"Dirga..." Teriak suara Arlan yang menghilang seiring dengan tubuhku yang hilang.
***
Aku membuka mataku, aku berdiri didepan gerbang dunia langit. Mungkin ini adalah ahir cintaku bersama Arlan, Arlan kini akan bahagi dengan Sisil dan aku akan hidup kembali keduniaku di dunia langit, bersama cupid cupid lainnya.
Hari gelap saat aku pulang ke dunia langit, suara ribut dunia langit tidak terdengar. Perlahan kubuka pintu gerbang dunia langit, Aku menarik nafasku dan menghirup udara didunia langit.
"Hah..." Aku menarik nafasku.
Arlan, andai kita tercipta untuk bersama bukan terpisah seperti ini.
Aku berjalan menuju rumahku didunia langit, aku merasa heran. 'Kenapa tak ada penyabutan untukku?, Apa karena aku pulang malam?' Tanya ku dalam hati seorang diri.
Ku lihat sekeliling, benar benar tak ada orang. Hanya lampu lampu rumah dilangit yang menyala, Aku berjalan agak cepat sekarang. Entah kenapa, aku merasa takut dengan suasana ini. Karena tak biasanya seperti ini, biasanya suka ada penyambutan kalau pun tidak. Biasanya tak sesepi ini.
"Arlan, aku takut..." Ungkapku tiba tiba menyebutkan nama Arlan karena reflex.
Tak lama aku sampai di istana, sama seperti digerbang. Disini pun tak ada yang menyambutku, entah kemana orang orang sekarang.
"Ayah...???" Panggilku berteriak.
"Ibu...." Kembali aku berteriak dengan wajah bingung.
"Kaka... Adik mu pulang...." Ucapku dengan mencoba senyum, namun tetap saja tak ada yang keluar satu pun.
"Hah... Aku merasa diasingkan sekarang..." Gumamku dengan duduk dikursi Istana dunia langit.
Aku tersenyum, entah kenapa otak ku tiba tiba kepikiran Arlan. Senyumnya, wajahnya dan marah marahnya. Apa ini namanya jatuh cinta yang dirasakan manusia, bisa buat aku seperti orang konyol dan sedikit bingung.
Mataku tiba tiba mengantuk, aku putuskan memasuki kamar. Kulangkahkan kaki perlahan, sambil melihat sekelliling istana kali aja ada orang yang bangun. Namun naas, 1 tikus dunia langit pun tak ada yang muncul.
"Menyebalkan, Aku seperti hidup sendiri..." Gumamku pada diri sendiri yang kebingungan.
Tak lama berjalan, aku sampai didepan pintu kamarku. Kamar kesayangan yang selalu aku rindukan, tempat dimana aku selalu belajar dan suka tawa dikamar. Aku pun segera membukanya, Krik...... suara pintu terbuka. Saat kulihat kamarku, aku benar benar terkejut dengan kenyataan yang ada dalam kamarku.
"Ada apa ini??" Tanyaku saat melihat kamarku yang berantakan.
"Kenapa?? Ini... kenapa foto foto ku pecah, mainanku rusak..." Gumam Ku dengan raut wajah kecewa.
Aku masuk lebih dalam, dan tiba tiba pintu tertutup sendiri dengan cepat.
"Apa...???" Kagetku dengan segera ku hampiri pintu, ku coba menggetuk ngetuk pintu.
Tuk... Tuk.....
Tuk....
Ku coba membuka namun tak bisa, pintu sudah dikunci dari luar.
"Buka...." Ucapku berteriak dengan kencang.
"Buka.... segera atau sihir ku yang akan ku pakai..." Ucapku dengan mengancam karena kesal.
Tak ada jawaban dari luar, "Brengsek..." Ucapku dengan menendang mainanku yang hancur.
Aku coba menatap pintu itu, Lalu ku coba menggerakan pintu kamar dengan sihir yang ku punya. Tetapi tak bisa, sihir dulu teras kuat. Sihir yang ada diluar seperti sihir miik ayah, sihir yang tak bisa ditembus olehku.
"Ah, siapa yang berani melakukan hal ini kepada putra mahkota dunia langit. Awas aja besok..." Gumam ku dengan duduk di ranjang ku.
Kulihat Ranjangku kotor, aku coba bersihkan perlahan. Ku angkat sprei yang ada lalu ku ganti dengan yang baru. Lam membersihkan ahirnya selesai juga, aku coba berbaring. Saat berbaring perutku lapar, aku melihat sekeliling tak ada makanan.
Andai Arlan ada, dia pasti masakin masakan untukku.
FlashBack
-----------------
"Ini panas, harus ditiup dulu. Nasi Goreng..."
"Ini pop mie"
"Mie goreng..."
"Iya Pizza.... Kamu ganti harus ganti rugi"
Flashback End
----------------
Wajahku tersenyum dan memerah saat memikirkan wajah Arlan dan gaya bicaranya. Andai aku manusia, aku akan datang padamu dan mengucapkan cintaku walau kau tahu aku mencintaimu.
"Hah... Kenapa aku pery cupid coba..." Gumamku dengan berandai andai.
Mataku tanpa terasa makin ngatuk, hingga tanpa aku sadari aku terlelap tidur. Tanpa mengingat apapun, hanya mampu tersenyum membanyangkan Arlan. Orang yang tulus mencintaiku.
***
Bruk.....
Tiba tiba pintu kamarku terbuka, yang langsung membuat bangut dan kaget. Mataku masih tak jelas, hingga beberapa menit kemudian menjadi jelas. Kulihat Ayah berdiri dengan beberapa pengawal bertubuh besar.  Aku tersenyum pada ayahku, namun Ayah tak membalas senyumanku. Ayah justru menatapku tajam.
"Pagi... Ayah...." Gumam ku agak takut.
Ayah, tak menjawab ucapanku. Ayah justru terus menatapmu, dan tak lama air matanya keluar.
"Seret dia, bawa ke halaman Istana..." Titah Ayah pada beberapa pengawal.
"Apa???" Kagetku dengan bingung, bola mataku membesar mendengar titah ayah yang membuat ku takut.
"Baik, baginda..." Jawab Pengawal yang dengan segera menghampiriku.
"Tunggu, tapi kenapa Ayah...." Gumamku dengan rasa takut setengah mati yang luar biasa.
Ayah tak menjawabku, ia menatapku dengan wajah sinis dan lenuh kebencian.
"Bawa dia... cepat..." Titah ayah dengan kejam.
Pengawal menunduk pada Ayah, dan dengan cepat pengawal menari kedua lenganku dengan kasar dan terasa sangat sakit.
"Sakit..." Gumamku memelas pada pelayan, namun mereka tak menggubrisku sama sekali.
Sampai dihalaman istana, aku melihat sinar cahaya. Makin keluar Istana kulihat rakyat dunia langit sudah berkumpul, Aku digiring ke tengah tengah. Saat sampai ditengah aku didorong kedepan, yang membuatku jatuh kehalaman istana. Lututku kini mengalirkan darah, tapi tak kuhiraukan yang ada kini aku malu dilihat seluruh rakyat. Ayah kenapa seperti ini, apa salahku.
Seluruk rakyat berteriak.
"Hukum Dirga, Hukum Dirga..." Ucap Rakyat dengan semangat, tapi apa salahku.
Aku melihat sekitar, ku coba bangkit dengan sebisa ku. Aku menghadap kearah Ayah ku berdiri, disana juga ada Ibuku yang tengah menangis. Pasti ia menagis gara gara aku, tapi tak kulihat kak Niki disana.
"Maafkan aku Ibu..." Gumamku dengan pelan saat melihat Ibu tengah menangis.
Pret.......
Kudengar suara terompet dibunyikan, Seluruh rakyat kini terdiam dan menatap ke arah ayahku.
"Dirga, kau tau salahmu??" Tanya Ayah dengan keras padaku didepan seluruh Rakyat.
Aku menatap ke arah ayah, Aku takut jika ayah sudah seperti sekarang, Aku menggelengkan kepalaku.
"Kau tak mendengar, peringatan dari ayah dulu...??" Tanya Ayah dengan serius.
"Tidak..." Jawabku dengan menunduk.
Ayah tiba tiba memunculkan layar dengan tongkotnya, lalu kulihat wajah ku dan Arlan mungcul didalam video tersebut.
Video
---------------
"Siapa dia?? Kapan kembali...??" Tanyaku pada Arlan.
"Kau..." Ucap Arlan dengan membuatku kaget, dengan apa yang dibicarakan. Karena dia berkata aku yang telah kembali.
"Kau yang dulu menemuiku, dengan berkata 'Aku tersesat..' dan aku tersenyum mengganggap kau hanya bercanda. Sejak hari itu aku selalu mengingat mu dan benar sekarang kau kembali...." Ucap Arlan dengan memegang wajahku.
"Menemukan mu adalah anugrah..." Lanjut Arlan dengan langsung menciumku dengan bibirnya.
"Kau tak mencintaiku???" Tanya Arlan padaku.
"Aku mencintaimu Arlan..." Jawabku dengan penuh cinta.
----------------
Aku menelan ludahku, kenapa salahku. Aku bingung sekali sekarang, aku menatap wajah Ayah. Ayah pun dengan tajam menatapku.
"SEORANG PERY CUPID, TIDAK BOLEH MEMBUAT MANUSIA CINTA PADA PERY." Ucap Ayah menatapku dengan penuh emosi dan kebencian.
"PERY JUGA TIDAK BOLEH MENCINTAI MANUSIA. ITU ADALAH 2 PERATURAN YANG KAMU LANGGAR SAAT PERJANJIAN" Ucap Ayah dengan urat nadi nya yang tegang.
Aku menggelengkan kepalaku, "Apa...." Ucapku bingung, aku menggeleng gelengkan kepalaku.
"Kau tau apa efeknya dimasa depan... lihat video baik baik..." Gumam Kembali ayah padaku dengan serius.
Video
Arlan berjalan tanpa harapan, ia menikah dengan Sisil. Tapi hatinya tidak senang, senyumnya hilang tanpa tersisa sedikitpun.
"Dirga, Aku menunggumu..." Gumam Arlan dalam video.
--------------------
Air mataku menetes tak tertahankan, jadi Arlan akan kembali seperti dulu saat aku tak datang.
"Maaf ayah..." Gumamku dengan menangis.
"TERLAMBAT, HUKUM DIA. COPOT SAYAPNYA BIARKAN DIA HILANG INGATAN BUANG DIA KE BUMI, DAN BILA KAU SADAR NANTI. BUNUH ARLAN JIKA KAU INGIN KEMBALI KEDUNIA LANGIT" Ucap ayah yang menghukumku dengan Titah semestanya.
"Jangan suamiku, kumohon dia anak kita..." Ucap Ibu pada Ayah yang memohon dengan tangis.
Kulihat Rakyat pun berbisik.
"Raja kita keras sekali..." Bisik bisik seluruh Rakyat.
"TAK ADA ANAK, KARENA SAAT TUGAS MEREKA SAMA CUPID. DAN AKU TAK MAU PILIH KASIH, WALAU DIA ANAK KU. JIKA DIA MAU KEMBALI BUNUH ARLAN" Gumam ayah dengan tanpa perasaan. "NYAWA ARLAN AKAN MENGHIDUPKAN SAYAP DIRGA KEMBALI. ARLAN PUN AKAN BAHAGIA DI SURGA" Ucap Ayah menjelaskan sebuah alasan kenapa Arlan harus dibunuh, agar sayapku kembali.
Aku hanya terdiam, tak bisa berbuat apa apa, Ibu menangis dan bersujud pada Ayah yang angkuh.
"CEPAT LAKUKAN" Titah ayah pada Pengawal.
Pengawal mendekat padaku, mereka kemudia memegang sayapku. Perlahan mereka mencabutnya, sebuah sinar keluar dari sayapku yang membuat silau mata semua orang.
"Agg...hhhhhh..." Teriakku merasakan sakit yang tiada tara.
Hampir beberapa menit terasa, hingga sayap itu benar benar lepas dari tubuhku.
Saat terlepas, mataku ingin menutup dan tubuhku menjadi lemas.
Tubuhku ambruk, Kak Niki muncul tiba tiba.
"Dirga..." Panggilnya.
Namun aku tak bisa bicara, mataku terpaku pada Ayah.
"Ayah angkuh, Ibu maafkan Dirga dan Kak Niki kaka terbaik. Arlan, aku akan menemui dan menemukanmu adalah anugrah" Gumamku disaat saat terahir, hingga mataku tertutup dan tak dapat mendengar apapun lagi.
***
Mataku terbuka, aku melihat sekitar. Ada orang yang mendekatiku.
"Kamu siapa??" Tanyanya padaku.
"Aku???" Tanyaku bingung.
"Iya... Aku Yogi..." Ucapnya padaku dengan senyum.
"Kenapa kamu telanjang?...
...
..
.
Yogi/Dirga
To Be Continue
Ada yang tau Yogi siapa?? Apa yang terjadi ya??? Nanti Mimin juga penasaran kok.

Cahaya Pery Dari Langit (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang