Sebuah pisau tajam muncul dari mataku, terbuat dari butiran air mataku.
'Apa harus aku membunuh nya.... Atau harus ku bunuh Kak Yogi, sebagai pengganti' Tanyaku dalam hati.
"Tidak....." Aku menggelengkan kepalaku.
Aku berjalan mundur kebelakang, Ku tatap wajah Arlan dan Kak Yogi. Aku tak bisa membunuh salah satu dari mereka, Kalau pun harus membunuh itu harus kesukarelaan mereka.
"Jauhi Aku...." Gumamku dengan rasa takut setengah mati.
Aku mulai berjalan mundur, hingga membalik kan badan ku lalu berlari dari dua orang yang menyanyagiku. Aku berlari hingga muncul di jalan raya, aku tak pernah melihat kebelakang.
Air mataku mengalir saat berjalan dijalan raya, mobil mobil melewatiku. Aku terus berjalan tanpa arah.
"Kenapa kamu menangis?" Tanya seseorang didepanku menggunakan sayap.
Wajahnya remang remang aku kenali, sosok itu sosok orang yang terahir aku lihat.
"Kak Niki..." Panggilku saat melihatnya.
Aku segera menghampirinya dan memeluknya, Aku menangis dipelukannya.
"Jangan nangis... adik kaka itu selalu semangat dan ceria..." Gumam Kak Niki dengan senyum padaku.
"Gimana mau senyum, kalau di suruh membunuh orang yang kita cinta... kak..." Jawabku dengan sedih.
Kak Niki senyum padaku, dia mengelus rambutku.
"Jika sulit, pilih lah orang lain seperti yang tadi kamu pikir..." Gumam Kak Niki padaku.
"Seperti yang tadi aku pikir?" Tanyaku pada kak Niki.
"Iya..." Jawab Kak Niki menggacak acak rambutku.
"Kak Yogi???" Tanyaku dengan tak yakin.
"Kak Yogi harus ku bunuh....." Lanjutku kembali.
"Iya, kamu gak ada rasa kan....?" Tanya Kak Niki padaku.
"Kak Yogi...." Ucapku dengan membayangkan wajah manisnya, dan kita sudah pacaran.
"..." Kak Niki terdiam melihatku.
"Aku ada rasa padanya...." Jawabku dengan menunduk dan senyum malu.
"Tapi cinta itu tak sebesar pada Arlan kan?" Tanya Kak Niki padaku.
"Iya sih, tapi tetap saja. Kak Yogi bikin aku nyaman kak..." Gumamku pada Kak Niki.
"Jadi?" Tanya Kak Niki, dengan menatap wajahku.
"Siapa yang akan kamu bunuh...?" Tanya kembali Kak Niki padaku.
"Aku gak tau..." Jawabku pusing dan stress.
"Kaka Sarankan Yogi, dia memiliki cinta yang sama besarnya seperti Arlan. Jadi dia bisa membuat sayapmu kembali indah...." Gumam Kak Niki dengan serius.
"Akan aku coba kalau gitu..." Gumam Ku pada Kak Niki.
"Aku harus membunuh Kak Yogi, untuk sayapku...." Ucapku dengan wajah murung.
"Kuharap kamu memilih pilihan terbaik..." Gumam Kak Niki.
"Jangan seperti ku yang salah dalam memilih..." Lanjut Kak Niki padaku.
"Salah memilih...." Gumamku.
"Sudahlah... kaka pulang..." Seru Kak Niki padaku.
"Hem..." Jawabku.
Kak Niki pergi dari ku, Terbang ke negeri langit. Aku terdiam memikirkan sesuatu, membunuh kak Yogi. Kurasa itu bukan hal yang mudah.
Aku kembali berjalan, entah aku berada dimana sekarang. Aku rasa aku bingung. Aku berdiri didekat tiang lampu, Melihat ke arah depan yang menakutkan karena gelap.
Tap....
Tiba tiba seseorang memegang pundak ku, Pasti itu Arlan yang mengejarkanku. Kulihat kearah itu, bukan Arlan. Justru dia seseorang yang ingin aku bunuh.
"Kak Yogi...." Panggilku lirih.
Kak Yogi senyum kearahku, tatapannya seolah ada yang berbeda. Entah kenapa aku tak tahu, yang pasti kulihat matanya memerah seolah habis menangis.
"Kenapa gak pulang kerumah...?" Tanya Kak Yogi.
"Aku gak tau..." Jawabku dengan menunduk.
"Ya udah pulang yu...." Ucap Kak Yogi dengan menggandeng tanganku.
"Kak Yogi..." Panggilku dengan lirih.
"Apa?" Jawab Kak Yogi padaku dengan menatapku sambil berjalan.
"Jika kaka disuruh membunuh salah satu dari 2 orang yang kaka cintai kaka pilih yang mana??" Tanyaku dengan agak gugup.
"Emh.... ada kelebihannya gak? dari dua orang itu...?" Tanya Kak Yogi dengan berfikir padaku.
"Kalau A itu orangnya rapih pinter ganteng tapi selalu bimbang... yang satu lagi urakan suka baku hantam tapi hatinya selebut kapas, dan sangat perhatian..." Jelasku pada kak Yogi.
"Mana yang akan kaka Bunuh..." Tanyaku kembali setelah menjelaskan.
"Serem juga ya, maen bunuh... bunuhan......" Seru kak Yogi padaku.
"Hehehe..." Aku hanya tersenyum pada Kak Yogi.
"Ehem..." Kak Yogi mengehem ria. "Kalau kak Yogi, akan memilih pria urakan suka baku hantam yang hatinya lembut..." Jawab Kak Yogi tanpa tahu pria yang dia sebut itu dirinya sendiri.
"Kenapa?" Tanyaku heran.
"Kerena, pria urakan itu akan Iklah jika kamu meminta nya untuk dibunuh. Karena pria itu benar benar mencintaimu... walau dia harus merelakan dirinya sendiri..." Jawab Kak Yogi panjang lebar.
"Oh... gitu..." Gumamku yang mengerti.
"Jadi pilih lah yang urakan untuk mu..." Ucap Kak Yogi dengan senyum tapi, senyuman itu seolah cambuk kematian untuk ku.
"Ah... hahaha..." Aku tersenyum pada kak Yogi.
"Pulang yu..." Gumam Kak Yogi dengan senyum.
"Kak Yogi..." Panggilku.
"Iya..." Jawabnya.
"Kenapa mata nya merah...?" Tanyaku dengan memegang pipinya.
"Ah... ini, tadi kemasukan debu..." Jawab Kak Yogi padaku.
"Jangan Bohong Pacar...." Ucapku dengan senyum.
"Hem.... Apa kita masih pacaran?" Tanya Kak Yogi dengan menaikan alisnya.
"Ya udah, kalau udah putus...." Gumam ku dengan berjalan kencang.
"Hei hei... Pacar jangan marah lah...." Seru Kak Yogi padaku, dengan mengejar ku kencang.
"Oke... kita pacaran kok pacar.." Lanjut Kak Yogi dengan senyum.
Aku tersenyum padanya, Lalu kami berjalan menuju sebuah halte busway. Lama mencari busway sampai juga. Dan Busway pun datang, aku dan kak Yogi pun naik ke busway. Aku tak peduli tentang Arlan, yang pasti hatiku kini milik kak Yogi. Dia orang yang bisa membuatku nyaman ada didekatnya.
Lama perjalanan hingga membuatku tidur dibahu Kak Yogi tanpa aku sadari sama sekali.
***
Pagi hari aku terbangun, Kulihat aku sudah diranjang. Tempat tidur aku dan kak Yogi, Aku berjalan keluar. Kulihat kak Yogi sedang makan pagi.
"Hei... sini... makan..." Ajak Kak Yogi dengan senyum.
"Oke.... Pacar..." Jawabku dengan senyum pada Kak Yogi.
Aku segera dududk disampingnya, dan makan dengan nasi goreng yang dibuatkan oleh kak Yogi. Rasanya benar benar enak, membuatku ingin nambah.
"Jangan makan banyak..." Ucap Kak Yogi dengan menatapku.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Tubuhmu berat, ingat semalam aku menggendong mu. Dari hale busway didepan. Berat sekali.... itu..." Seru Kak Yogi padaku.
"Ah.... hehehehe..." Ucapku dengan senyum.
"Coba bayangkan, gimana kita malam pertama... ah... aku harus mikir posisi yang enak.... nanti..." Ucap Kak Yogi dengan membayangkan hal malam pertama.
"Posisi gimana emang?" Tanyaku dengan makan.
"Emh... doggy stile atau 69 hahahaha... kita bicara apa... ini..." Ucap Kak Yogi dengan tertawa.
"Muach....." Ku cium pipi kak Yogi walau aku tak tahu apa yang bicarakan tadi.
"Eh...." Ucap Kak Yogi bingung.
"..." Aku senyum manis.
"Udah nakal sekarang.... cium cium..." Gumam Kak Yogi padaku.
Aku hanya tersenyum saja, Pada kak Yogi.
"Eh... ke mall yu..." Ajak Kak Yogi padaku.
"Ngapain...?" Tanyaku dengan bingung.
"Ikut Aja...." Seru kak Yogi dengan semangat.
***
Aku dan Kak Yogi pergi ke mall, Aku dan dia pergi ke sebuah toko gadjet. Banyak sekali ponsel ponsel disana.
"Kok kesini?" Tanyaku pada Kak Yogi.
"Aku mau beliin Ponsel untuk mu..." Ucap Kak Yogi padaku.
"Gak usah kak..." Ucapku menolak.
"Udah... ayo..." Gumam Kak Yogi langsung menarikku.
Lama memilih milih, Ahirnya Aku dan Kak Yogi sepakat membeli ponsel berukuran 5 inchi dengan camera 20MP. Supaya foto foto bisa enak. Setelah itu aku dan kak Yogi, pergi ke taman di mall. dan duduk dkursi taman mall.
"Sekarang kita belajar pakenya... ya..." Ucap Kak Yogi dengan senyum padaku.
"Males..." Gumamku dengan melepas ponselnya.
"Ey.... kamu sayang aku gak?" Tanya Kak Yogi padaku.
"Sayang lah... kan Pacar..." Jawabku.
"Ya udah belajar...." Gumam Kak Yogi padaku.
"Pacar isiin... video kencan yang 2 cewek kemaren.... ya..." Gumamku dengan senyum.
"BOKEP??....
...
..
.
DIRGA/YOGI
TO BE CONTINUE
WAH... WAH... DIRGA MINTA VIDEO APA YA?? BOKEP.... MIMIN PENASARAN EKPESINYA YOGI DEH.... PENASARAN TETEP STAY...
![](https://img.wattpad.com/cover/104732498-288-k178412.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Pery Dari Langit (boyxboy)
FantasiBercerita tentang kisah, pery cupid yang mempersatukan sebuah cinta manusia. Namun dalam tugasnya ia mendapat hambatan? Hambatan apa? Mampukah pery ini menyatukan cintanya?. Yuk Baca Happy Reading