Semua Tentang Kita

1.9K 150 4
                                    

Sebuah remake. Sebuah flashfic.

~o~

Sebuah taxi berwarna biru berhenti tepat di depan sebuah rumah mewah. Dari pintu belakang, turunlah seorang pria yang kelihatannya masih muda. Wajahnya nampak pucat dan dari pakaian yang dikenakannya, nampaknya ia seorang pasien di salah satu rumah sakit.

Setelah membayar pada sang supir taksi, pria tersebut mulai melangkahkan kaki memasuki halaman depan rumah mewah tersebut.

Rumah berwarna putih yang bila dilihat dari dekat sudah pudar, tanaman-tanaman di depan rumahnya pun sudah tak lagi terawat.

Pria tersebut merogoh saku di celananya, mengambil kunci rumah tersebut.

Bunyi 'Kriet' terdengar jelas saat pria tersebut membuka pintu yang jelas sudah lama tak terbuka. Debu yang bertebangan yang pertama kali menyambut kedatangan kembali sang pemilik rumah. Pria tersebut mengibas-ngibaskan tangannya, tangannya yang lain menutup hidung agar debu tak masuk ke indra penciumannya.

Langkah pelannya membawanya menuju ruang tamu, ia tersenyum tipis. Sebuah kenangan kembali terlintas di benaknya.

~flashback
"Cici ada tamuuu," teriak seorang gadis yang tengah menonton televisi.

Seorang wanita muncul dari dapur dengan apron yang masih dikenakannya. Ia lalu berjalan menuju pintu rumah dan melihat siapa yang datang dari jendela.

"Gracia, kenapa gak dibukain, sih? Ini orang kirim paket."

"Ih, Gre lagi seru nonton Doraemonnya. Gak bisa ditinggalin, Ci."

Wanita itu mendelik, "dasar bocah."

Ia lalu membuka pintu dan mendapati seorang kurir berdiri disana.

"Maaf, Bu. Benar ini rumah Ibu Shani Indira?" Tanya kurir tersebut.

"Benar, ini saya sendiri."

"Ada kiriman bunga untuk ibu, silahkan tanda tangan disini."

Shani menandatangani kertas tanda terima yang diulurkan sang kurir. Lalu mengambil bunga dari sang kurir.

Setelah sang kurir pergi, Shani kembali menutup pintu sambil menatap heran bucket bunga yang dipegangnya.

"Bunga dari siapa, Ci?"

"Gak tahu, nih."

Shani melihat sekeliling bunga tersebut dan menemukan sebuah kartu. Ia pun membaca isi kartu tersebut.

Happy monthsarry my shanshine.

-RVF

Shani tersenyum haru dan menggeleng, melihat inisial nama pada surat tersebut, Shani tahu yang memberikannya bunga. Padahal mereka sudah menikah, tapi sang suami masih saja memberikan kejutan di tanggal jadian mereka sebagai sang kekasih.

Namun, Shani menyukainya. Suaminya selalu punya cara tersendiri untuk menunjukkan keromantisan dan rasa sayangnya padanya.

Shani masih tersenyum saat melihat sang suami keluar dari kamarnya. Ia langsung memeluknya erat.

"Makasih bunganya, selamat tanggal jadian."

Collection VinShanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang