Sammy berjalan mengendap dibawah naungan sinar rembulan. Langkahnya pelan dan pasti menuju sisi lain sebuah rumah. Ketika ia sampai di tempat yang menurutnya sudah tepat, ia sampirkan gitar yang sedari tadi ia bawa. Kemudian mengambil kerikil untuk ia lemparkan pada ruangan di lantai dua.
"Psstt.. Vin! Woy Viny!" Sudah tiga kerikil ia lemparkan tapi tak kunjung muncul orang yg diharapkannya. "Viny!!"
Nyaris saja ia akan menyerah ketika sudah kehabisan kerikil di bawah kakinya. Sammy kesal. Tersisa batu yang lumayan besar di bawah. Rasanya ingin sekali Sammy melemparkan batu yang satu ini ke atas. Untunglah Viny muncul.
Viny menyembulkan kepalanya dari balik gorden. Matanya melotot melihat kebawah. Mendapati Sammy yang tersenyum-senyum dibawah Viny bertanya dengan gerakan mulutnya. 'Sammy! Kamu ngapain?'. Tangan Viny melambai pelan 'pulang sana! Pulang!'
Tapi Sammy dibawah sana pura-pura bego.
"Aku ada lagu nih buat kamu," ucap Sammy memetik perlahan senar gitarnya. "Dengerin ya,"
Viny bahkan sempat tidak mengindahkan ucapan Sammy barusan. Tapi ketika sebuah lagu Sammy nyanyikan, Viny mulai terhanyut.
"Biarkan aku disini untukmu~ aku hanya ingin menghiburmu malam ini~ malam yang pasti menyenangkan untukmu dan tentu untukku~
Biarkan disini aku bernyanyi, hanya untukmu dan untuk menghibur kamu, dan aku yakin senyummu tulus dan jujur hanya untukkuu~
Perempuankuu~ engkau cintaku~"
Viny dibuat melambung dengan nyanyian Sammy. Terlebih mengetahui bahwa malam ini adalah peringatan sebulan mereka resmi berpacaran.
"Tak mungkin bisa bila aku jauh darimu~
Ku bisa gila~ ku pasti sedih~"
Viny teringat kembali saat ia pergi ke jogja untuk menghadiri pernikahan saudaranya. Meninggalkan Sammy yang saat itu belum menjadi kekasihnya. Saat itu, Sammy terus terusan menelfonnya. Berbagai pertanyaan Sammy tanyakan. Dari mulai yang basa basi; "sudah makan belom?"/"lagi ngapain". Sampai pertanyaan yang memang benar benar basi; "sudah nafas? Jangan lupa nafas ya,"/ "kalo abis makan jan lupa minum. Nanti keselek" / "kalo cebok yang bersih ya!". Aneh memang!
"Semakin lama, semakin ku tau maksud hati tak hanya mencintaimu~ hanya ku ingin habiskan seluruh hidupku, hanya untukmu~ [1]"
Suatu hari Sammy pernah bilang kepada Viny, bahwa tujuan hidupnya selain untuk taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencintai keluarganya, juga ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Viny.
"Kalo kamu gamau, gapapa" ucap Sammy waktu itu.
"Tapi kamu harus tau, aku mau. Mau banget!"
"Kamu harus kasihan sama aku," ucap Sammy dengan wajah memelas.
"Kenapa kasian?"
"Karna hati aku tinggal setengah! Setengah hati aku ada di kamu,"
"Loh? Bukannya lengkap ya?" Tanya Viny.
"Soalnya setengah hati aku juga udah aku kasih ke kamu. Jadinya hati kamu utuh. Aku apalagi. Ehehe"
"Bisa banget" balas Sammy tertawa.
[]
"Gimana suara aku?" Seru Sammy dibawah sana.
"B aja," balas Viny sambil menahan kekehannya.
Viny menopang dagu pada kusen jendela. Menatap lembut Sammy yang kembali memainkan gitarnya. Lagi-lagi ia dibuat tersenyum kala mendengar suara merdu Sammy.
Kali ini, Sammy menyanyikan lagu Akad oleh Payung Teduh. Sebuah kode dari Sammy bahwa hubungan mereka akan sampai jenjang yang lebih serius? Viny tidak tahu. Yang pasti, Viny akan meng-amininya.
"Bila nanti saatnya tlah tiba~ ku ingin kau menjadi istriku~
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan~ berlarian kesana kemari dan tertawa~
Namun--"
"WOY SIAPA TUH TENGAH MALEM GINI NYANYI-NYANYI?" Teriak seseorang. "MALING YA?!"
Sammy tersentak kemudian melihat kanan kirinya. Terlihat sekali bahwa dia ketakutan.
Sebisa mungkin Sammy terlihat tenang dimata kekasihnya. Ia mendongak. Menatap Viny diatas sana. Sebelum ia benar benar pergi, Sammy sempatkan melambaikan tangannya, berpamitan. Ditambah, senyuman, kedipan mata, dan ciuman udara.
Dibalas peletan lidah oleh Viny. 'Jijik!'
Sammy pun hilang di kegelapan.
[]
Viny masih setia menatap kebawah. Kali ini bukan Sammy yang ia lihat. Melainkan Yoga, kakaknya. Kakaknya itu kini tengah tertawa tepat di tempat Sammy berdiri tadi.
"Pacar kamu itu, Vin?" Tunjuk Yoga pada Sammy yang tengah berlari cukup jauh. Yoga tertawa keras.
"Ganggu aja, sih!" Balas Viny. Dia ikut tertawa melihat Sammy yang kesulitan memasukan gitarnya pada mobil.
"Padahal gue cuman bercanda. Tapi dia malah takut beneran. Ahahah,"
Malam ini bagi Viny adalah malam yang menyenangkan. Seperti lagu yang Sammy nyanyikan barusan.
Fin
[1] Irwansyah - Perempuanku
Ketauan banget yang nulis anak 90-an. WkwkSalah satu ff hukuman ToT di grup😂