Untitled 2

1.3K 132 8
                                    

Sequel Untitled

Walau raga ini tak bisa lagi denganmu
hati ini akan selalu memanggil namamu
karena kamu tak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun
sampai suatu saat nanti kamu bisa kembali dalam pelukanku

"Ka Viny udah siap buat lusa?" Tanya Anin padaku yang sedang membereskan barang-barangku untuk keperluan ku ke Jepang 2 hari lagi.

"Dikit lagi nin, tinggal jaket sama berkas-berkas buat ke rumah sakit nya aja." Jawabku.

"Kalau itu udah aku siapin ka, diatas meja kecil tuh, tinggal masukin ke tas aja." Balas Anin.

"Makasih ya." Ucapku sambil tersenyum.

Setelah menutup koperku, aku melirik pada Anin yang sedang memainkan HP nya sambil bersandar di kepala ranjang.

"Nin..."

"Ya ka?" Balas Anin tanpa mengalihkan pandangannya dari HP nya.

"Kamu yakin ikut kakak ke Jepang dan cuti kuliah 1 semester gitu? Kamu kan jurusan kedokteran, nanti susah lagi ngejar nya."

Anin meletakan HP nya diatas nakas lalu tiduran dan menjadikan kedua paha ku sebagai tumpuan kepalanya.

Anin menggenggam sebelah tanganku dan memainkan jari-jariku.

"Aku yakin ka. Aku bakalan temenin kakak selama pengobatan kakak di sana. Kuliah bisa aku kejar semester depan, asalkan kakak ga ngerasa sendiri lagi dan mau berusaha untuk sembuh. Kanker Tulang stadium 3 kakak pasti bisa sembuh. Ada aku yang akan temenin kakak sampai kakak sembuh."

Aku membelai rambut Anin lalu menundukkan kepalaku mencium keningnya agak lama.

"Makasih banyak nin."

Ucapku setelah melepaskan kecupanku.

"Gausah bilang makasih, kakak tau kan alasan aku apa? Aku..."

"Kakak tau, tapi maaf kakak ga bisa nin, kamu itu sepupu kakak, mama kamu adik papa kakak, lagi pula..."

"Masih ada Shani dihati kakak, iya kan?"

Aku mengalihkan pandanganku, menahan air mata yang kembali ingin keluar setiap kali mendengar nama itu.

Anin bangkit dari tidurnya lalu berdiri dan mengambil HP nya.

"Sebaiknya kakak istirahat. Besok kakak mau ketemu temen-temen kakak sebelum lusa pergi kan? Jadi sekarang kakak tidur biar besok bisa fresh lagi." Ucap Anin lalu berjalan menuju pintu.

Sebelum keluar dari kamarku, Anin membalikkan badannya.

"Good night ka Viny."

Aku tersenyum dan mengangguk.

"Night, Anin. Have a nice dream."

Anin tersenyum lalu menutup pintu meninggalkanku sendiri dikamar.

Aku merebahkan tubuhku dikasur dan melihat kearah langit-langit kamar.

"Apa kabar kamu Shan? Aku bener-bener mau ketemu kamu untuk terakhir kalinya. Apa aku ga boleh liat kamu sebelum aku pergi?"

Ucapan monologku kembali membuat air mataku mengalir, sampai aku terlelap dengan sendirinya karena lelah untuk menangis.

~

Drrrtt... Drrrtttt..

Getaran dari HP ku membangunkanku dari tidurku. Aku mengecek siapakah yang menelponku malam-malam begini?

Collection VinShanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang