2. Preproposal

507 103 70
                                    

"Yeon, kamu masih marah?"

Menurut kamu? dumal Seungyeon, tapi cuma di dalam hati. Dia melengos, meneruskan makan bersama Sejeong di kantin, seperti tidak melihat Jonghyun. Memang sengaja menghindari temannya sejak pertemuan dengan para sunbae kemarin siang.

"Jangan marah, dong," bujuk Jonghyun menahan lengan Seungyeon.

Sejeong mencibir. "Hoy, kalian berdua kalau mau main drama, pindah duduk aja sana! Aku mau makan dengan tenang. Para cacing udah demo," gerutunya. 

Dasar Jonghyun! Dia malah benar-benar mendengarkan perkataan Sejeong dan menarik Seungyeon untuk pindah duduk.

"Lepasin nggak, Kim Jonghyun?! Makanan aku belum habis!"

"Kita ngomong dulu, please," ujar Jonghyun tak mau kalah.

Seunyeon merengut. "Kamu sih ngapain ngadu-ngadu ke Sira Sunbae sama Sungwoo Sunbae?!"

"Demi Tuhan, Ong Seungyeon!" Jonghyun frustrasi sendiri. "Aku nggak ngadu. Mereka sendiri yang inisiatif buat datangin kamu."

Memangnya Jonghyun pikir Seungyeon akan percaya pada ucapan cowok itu. Dia masih merengut dan membuang muka.

"Tapi, emang yang dibilang Sunbae bener, 'kan? Cuma kamu yang pas jadi kocar aku." Jonghyun mencoba membujuknya lagi.

Dih, ini ngajak jadi BPH, kenapa malah jadi kayak nembak cewek?

Seungyeon menatap Jonghyun skeptis.

"Jadi, aku harus cari kocar baru atau gimana, nih?" tanya Jonghyun memelas.

Hmm, sebenarnya Seungyeon tidak tega membiarkan Jonghyun harus mencari kocar baru sedangkan deadline pengumpulan preproposal hanya lima hari lagi. Lagipula dia tidak kuat menghadapi cibiran seangkatan dan dianggap sombong tidak mau membantu teman. Apalagi teman yang dimaksud adalah National Leader kesayangan seantero FK. Belum lagi tidak ada orang lain yang cukup dipercaya Jonghyun untuk mengemban amanah ini.

"Besok preproposal harus udah jadi. Habis skills lab, kita bahas di kantin," putus Seungyeon semena-mena. Bodoh amat terkesan jahat. Yang butuh, 'kan, Jonghyun. "Kalau telat, siap-siap cari kocar baru."

Jonghyun hanya menyeringai lebar. Gembira sekali, jadi semakin mirip Onibugi.

"Siap, Bu Kocar!"

〰〰〰

Yeokshi, National Leader Kim Jonghyun!

Membaca preproposal Jonghyun seperti membaca proposal matang yang siap diajukan pada Rektorat. Seungyeon sedari tadi bahkan tidak menemukan satu pun hal yang bisa dikoreksi. Entah itu data, pemilihan lokasi, logika acara, contigency plan, atau hal sesepele typo. Spidol biru kesayangan Seungyeon menganggur tak terpakai. Bukan apa-apa, Seungyeon sudah berpengalaman mengurus bidding untuk acara bakti sosial. Jabatannya sebagai staf, lalu kepala departemen Pengabdian Masyarakat dan berakhir di KaBid PSDMO membuatnya khatam dalam seluk-beluk acara seperti itu. Dia paling benci ketika calon PO tidak siap untuk maju dengan preproposal yang tidak masuk akal.

Tapi preproposal itu sempurna. 

Khas Kim Jonghyun.

Seungyeon baru saja akan memuji Jonghyun saat menyadari sedari tadi lelaki itu menatapnya. Meski akhirnya dia pura-pura tidak sadar saja.

Untunglah Bapak Penjaga Kantin datang merusak suasana dan meletakkan dua gelas es teh manis di atas meja.

Seungyeon mengernyit. "Buat siapa?"

"Satu buat kamu," jawab Jonghyun kalem mendorong segelas ke hadapan Seungyeon. "Biar nggak hipoglikemi. Biar adem juga, nggak marah-marah terus."

Ucapannya membuat Seungyeon mendengus sebal, tapi tetap meminum es teh itu. Kata Kim Jaehwan, rezeki tidak boleh ditolak.

"Preproposalnya udah oke. Tinggal konsolidasi sama BPH yang lain aja," ujar Seungyeon.

Mantan KaBEM itu mengangguk, tapi kemudian malah bertanya. "Kamu ditawarin Sungwoon jadi kocarnya, ya?"

Sial!

Padahal Seungyeon sudah sengaja tidak ingin menyinggung masalah tawaran Sungwoon. Tahu dari mana Jonghyun mengenai hal itu?

"Iya, tapi udah aku tolak," jawab Seungyeon seadanya.

"Kenapa?" Jonghyun masih bertanya.

"Kenapa apanya?" Seungyeon balik bertanya

"Kenapa ditolak?"

Seungyeon menghela napas. Kalau sudah begini, Jonghyun tidak akan menyerah sampai dia menjawab. "Udah jelas, 'kan? Karena kamu yang nawarin lebih dulu."

"Ooh."

Lah, kenapa Jonghyun malah terlihat kecewa?

Seungyeon cepat-cepat mengembalikan fokus dengan mengetuk-ngetukkan ujung spidol pada preproposal Jonghyun. "Fokus, Bugi! Beres preprop, masih ada masalah lain," ujarnya sambil menyerahkan selembar kertas.

"Daftar pertanyaan bidder dan kasus-kasus role play bidding Kersos sebelum-sebelumnya," jelasnya.

Jonghyun menatapnya dengan pandangan heran bercampur kagum. "Kamu kumpulin sendiri?"

Seungyeon mengangguk. "Harus dipelajari makanya! Awas! Kalau sampai kamu dibantai bidder atau malu-maluin pas bidding, aku sendiri yang bakal coret namaku dari preproposal," ancamnya galak.

Meski Seungyeon yakin dengan kemampuan Jonghyun, membekali lebih banyak tidak ada salahnya, bukan? Apalagi mengingat lawannya adalah Tuan Pekerja Keras, Ha Sungwoon. Ia hampir seratus persen yakin persaingan mereka akan benar-benar ketat. 

Sebab, ia mengenal dua cowok itu dengan baik.

-bersambung.-

An. Kenapa ini jadinya begini? Ah, syudahlah uhuhuhu
-Ki.

The CommitteeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang