33. Adik-adik Lucu dan Kakak-kakak Seram

172 40 21
                                    

D-16.

Tidak panik. Tidak panik. Tidak panik.

Sekarang jadi mantera sehari-hari Seungyeon. Belakangan ia jadi susah tidur. Kepikiran banyak hal mendekati hari H.

Semua panitia berkumpul di aula Fasilkom. Hari ini giliran pleno di sana. Seungyeon baru saja selesai menjelaskan juklak untuk para panitia yang kelihatannya sudah paham bagaimana acara mereka akan berlangsung.

Berikutnya giliran Sanggyun menjelaskan mengenai transportasi yang akan mereka pakai dan berapa lama perjalanan di sana. Sementara pembagian rumah dan denah di sana akan diberitahu saat para panitia sudah tiba di desa.

"Tolong ya teman-teman, packing bawaan pribadi cukup 1 koper ukuran medium. Ukuran kabin bahkan lebih baik. Kita 'kan mau kersos, bukan mau fashion show," kelakar Sanggyun bercanda tapi serius. "Lagian cuma seminggu. Nggak usah kayak orang mau pindahan."

Para panitia tertawa, tapi tahu Sanggyun tidak akan segan-segan meninggalkan koper mereka kalau koper mereka ternyata ukurannya melebihi apa yang dibolehkan oleh transman.

Setelah itu, forum kembali diambil alih Jonghyun.

"Dari file yang sudah dishare BPH, ada file peraturan selama kersos berlangsung. Tolong dipatuhi terutama soal berpakaian dan tata krama. Ingat, ini acara kampus, jadi setiap orang punya tanggung jawab menjaga nama baik kampus."

Sebetulnya sih para panitia sudah tahu, tapi Jonghyun wajib mengingatkan lagi.

"Untuk panitia yang punya penyakit kronis atau alergi, baik makanan atau benda tertentu, diminta untuk melapor ke Namjoo atau staf akonkes untuk didata. Usahakan juga membawa obat pribadi yang biasa kalian pakai."

Sebelum pleno dibubarkan, Hwiseung dan staf pubdok membagikan kaos panitia kersos yang akan dipakai saat mereka city-tour setelah kersos. Kaos itu berlengan pendek berwarna biru muda dengan logo kersos di bagian depan dan logo sponsor-sponsor di bagian punggung beserta tulisan 'committee'. Biasanya kaos panitia baru selesai mepet hari H, tapi berhubung Jimin selaku koor sponsor cepat dalam mengumpulkan logo, maka kaos itu cepat selesai.

Noura menyerahkan satu kaos ukuran S untuk Seungyeon. "Cobain, Eonnie. Kegedeaan nggak?"

Seungyeon membuka plastik dan mencoba kaos itu. Agak kebesaran seperti yang sudah diduganya. Pasti karena ukuran S-nya mengikuti ukuran cowok.

"Ih, gede," tunjuk Jiho, si staf  menarik bagian pinggang kaos yang memang kelihatan besar pada Seungyeon. "Untung aku pesan S juga, jadi pas deh."

Seungyeon cuma meringis canggung.

Ukuran badan Jiho 'kan memang lebih besar dari Seungyeon. Lagipula cewek itu badannya berisi. Tidak seperti Seungyeon yang hanya pipinya saja yang chubby, tapi badannya seperti lidi.

"Di aku juga gede kok," kata Jonghyun yang tiba-tiba ikut nimbrung. Menunjukkan lingkar lengan yang longgar. "Padahal aku biasanya pakai L."

"Otot lo kempes kali," ledek Jinseok berisik. "Gue pas kok." Lalu dia pamer otot bisep.

Jonghyun cuma geleng-geleng sambil tertawa.

"Gue pas dong XL-nya!" Johnny ikut menyahut. Tapi bukannya bahagia, dia malah kelihatan sedih.

Haein tertawa. "Nggak jadi dimodif ya kaosnya, John?"

Panitia lain jadi ikut-ikutan mencoba kaos panitia. Bikin riuh suasana di dalam aula sebab Johnny sudah meluncurkan komentar-komentar lucu ala Johnny's Fashion Evaluation. Tak ada lagi yang memperhatikan kaos kebesaran Seungyeon.

Seungyeon tahu Jonghyun sengaja untuk mengalihkan topik dari bentuk tubuhnya. Ia menatap Jonghyun, lalu bicara tanpa suara.

'Makasih.'

The CommitteeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang