39. Pembangunan (I)

203 34 14
                                    

"Yang ditunggu akhirnya datang juga," sambut Dongho sarkastik padahal Youngmin yang jadi PJ acara kelihatan biasa saja.

Seungyeon jadi tak enak hati. Ia melirik ke arah Jonghyun dengan tatapan menyalahkan, tapi si Onibugi cuma mengucapkan 'maaf' tanpa suara. Jadi tidak bisa marah 'kan?

"Belum telat kok, Yeon," Youngmin menenangkan Seungyeon. "Di juklak 'kan pembangunan memang baru pembukaan jam 08:30."

Jinseok yang ada di sana berceletuk jahil. "Pasti gara-gara Jonghyun nih ya? Kerjaannya ngintil Seungyeon terus."

"Dududu ... Bapak Negara yang nggak bisa lepas dari Ibu Negara," ledek Donghyun sok gemas.

"Diam ih, Ddong," kata Euna pelan, tapi sepertinya cubitan di lengan Donghyun tidak sepelan volume suaranya kalau didengar dari suara Donghyun yang mengaduh.

"Ayo, ayo," Jonghyun menepuk tangan untuk mengumpulkan kembali konsentrasi para panitia. "Jadi, ini mau mulai kapan? Tinggal nunggu apa?"

"Nunggu anak humas dulu, Sunbae," Euna menjelaskan. "Lagi jemput tamu undangan."

Para panitia pembangunan ditambah peserta dan beberapa panitia tambahan serta undangan BEM memang sudah berkumpul di lokasi. Mereka akan membangun tempat penampungan air hujan untuk sumber pengairan ke perkebunan apel. Beberapa pasak fondasi sudah tertancap di tanah sesuai dengan desain yang dibuat Youngmin bersama tim pembangunan. Tentu sudah disetujui dosen penanggung jawab.

Berbeda dengan tim pengobatan, semua yang terlibat dengan kegiatan pembangunan sudah memakai baju kerja teknik berwarna biru tua dilengkapi alat pelindung diri, yaitu helm dan sepatu but. Persis seperti insinyur yang sering kalian lihat dalam acara-acara TV. Jenis karisma yang berbeda dengan sneli putih dan jas lab yang dipakai teman-teman pengobatan.

Acara segera dimulai setelah pihak rektorat yang diwakili Bu Kahi, dosen penanggung jawab FT yang diwakili Pak Taecyeon dan Pak Munbok sebagai perwakilan desan tiba di lokasi. Pembukaan dimulai dengan gunting pita bersama-sama yang dilakukan tiga pihak yang barusan disebut bersama Jonghyun. Lalu, tanpa buang waktu, semua segera mulai berkerja.

Teman-teman pembangunan benar-benar bekerja dengan fisik. Bukan cuma berpangku tangan seolah mereka adalah mandor. Bersama-sama para warga laki-laki, saling bahu-membahu membangun tempat penampungan. Termasuk teman-teman perempuan yang dari FT dan adik-adik peserta yang butuh dibimbing.

Seungyeon mengecek jam tangan dan ia sudah harus berpindah ke lokasi berikutnya.

"Youngmin, aku tinggal ya?" pamitnya pada si PJ pembangunan yang sibuk mengarahkan panitia dan peserta.

"Oke."

"Jangan terlalu dipaksa kerja," pesan Seungyeon lagi. "Kalau ada yang sakit, langsung hubungi Namjoo. Oke?"

Youngmin cuma tertawa. "Iya, tenang aja. Udah biasa kok anak FT kerja kayak gini."

"Yeon, titip salam buat Chungha," Hwiseung sempat-sempatnya berkata sebelum Seungyeon meninggalkan lokasi. "Pasti kangen deh dia nggak ada yang recokin."

Memang Hwiseung sendiri sebagai koor yang mengatur penempatan PIC untuk pubdok dan meletakkan dirinya di pembangunan. Masalahnya Hwiseung tidak tahu kalau ternyata Chungha ditempatkan oleh Seungyeon di penyuluhan. Jadi, duo itu terpisah selama tiga hari. Chungha sih biasa saja, tapi Hwiseung tampak sangat menderita.

Sambil geleng-geleng kepala karena Hwiseung, Seungyeon berpamitan pada Pak Taecyeon dan Bu Kahi, lalu meninggalkan lokasi pembangunan dan bergegas menuju lokasi acara berikutnya. Jonghyun lagi-lagi mengekorinya.

"Kamu nggak mau di sini aja?"

"Enggak. Aku mau lihat penyuluhan juga. Ayo!" sahut Jonghyun menarik Seungyeon agar berjalan lebih cepat.

The CommitteeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang