12. Transman ft. Danus

327 76 39
                                    

"Kalau klinik Samga-ri punya alat sirkumsisi, kita pinjam dari sana aja. Lumayan ngurangin barang bawaan kita dari Seoul," kata Seungyeon melingkari daftar alat pengobatan dengan spidol biru kesayangannya.

"Oke, nanti saya pastiin lagi, Sunbae," kata Yuto selaku staf perlengkapan bagian pengobatan.

"Bahannya?" tanya Johye sambil mencatat.

"Ampul, needle, kassa ..." Seungyeon mengecek satu persatu bahan untuk sirkumsisi. "Hmm ... kalau di sana juga ada kita beli dari kliniknya aja, tapi kalau nggak ada atau terlalu mahal kita sediain sendiri sesuai rencana awal."

Johye dan Yuto mengangguk paham.

Seungyeon mengecek ulang daftar alat dan bahan untuk terakhir kali, lalu berseru pada Kenta yang sedang berjibaku dengan kalkulator menghitung entah apa soal perminyakan, "Ken, kayaknya kita harus rakor lagi, deh."

"Iya, nanti aku atur," jawab Kenta mendongak sebentar dari tugas kuliahnya.

Setelah tidak ada yang perlu dibahas lagi, Johye dan Yuto lalu pamit meninggalkan Seungyeon untuk mengurus kelanjutan persiapan acara sirkumsisi. Kursi mereka langsung diisi oleh Sejeong dan Chungha. Kalau sedang tidak ada kelas, para panitia memang lebih sering berkumpul di ruang sekretariat Kersos.

Sebelum Chungha memulai ratapannya mengenai dana atau Sejeong mencurahkan hati masalah humas, Yein-salah satu staf danus-masuk ke dalam ruangan.

Anak FISIP itu celingak-celinguk sebentar yang membuat Kenta si baik hati bertanya, "Cari siapa?"

"Umm ... Hyelin Sunbae ada nggak?" Yein balik bertanya.

"Barusan keluar sama Sungwoon," jawab Kenta, tapi Yein masih diam di depan pintu. Bukannya mengejar Hyelin.

Sanggyun yang baru muncul di ambang pintu berdeham. "Misi mau lewat," katanya keras-keras pada Yein yang menghalangi jalan membuat gadis itu terlonjak.

Cowok itu melewati Yein begitu saja tanpa menoleh dan bergabung dengan Kenta. Lalu tiba-tiba ia berkata, "Kalau cari Jungkook, dia masih kelas."

"E-eh ..." Yein sampai tergagap.

Di hadapan Seungyeon, Chungha dan Sejeong sikut-menyikut heboh penuh arti.

Sambil mengumamkan pamit dengan suara kecil yang nyaris tidak terdengar, Yein terburu-buru keluar dari sekretariat.

"Waah, gosip nih, gosip!" seru Chungha semangat.

Hwiseung yang sedari tadi fokus mengerjakan desain dengan laptop melemparkan gumpalan kertas berkas. "Dasar Koreaboo!" ejeknya yang dibalas dengan acungan tinju oleh Chungha.

"Parah lu, Sanggyun, gitu banget sama adek kelas," tuduh Sejeong.

Sanggyun malah kaget dituduh begitu. "Lah, gue kan cuma bilang apa adanya." Ia membela diri.

"Ada apaan?"

Seungyeon bersyukur karena yang menyuarakan pertanyaan barusan adalah Jonghyun yang baru saja datang. Bukan dirinya. Padahal sebenarnya ia juga penasaran sih tapi malas saja ikut campur urusan gosip seperti ini. Ia lebih suka diam-diam mendengarkan.

"Itu Yein nyariin Jungkook," jawab Kenta yang sama tak pahamnya.

"Terus?"

Chungha menggeleng prihatin. "Aduduh, bapak PO! Sini duduk sama kita biar diceritain," katanya menunjuk kursi di sebelah Seungyeon yang kosong.

"Konon katanya Jungkook itu sekarang udah kayak supir pribadi Yein. Diantarin ke mana-mana dengan dalih danus minta tolong transman," cerita Chungha panjang lebar. "Tapi minta tolongnya sama transman yang itu-itu aja. Mana terus sekalian minta diantar ke tempat lain lagi."

Jonghyun langsung menoleh pada Sanggyun yang bersandar pada Kenta, "Bener gitu?"

"Udah pernah gue bilangin ke Jungkook," sahut Sanggyun pasrah. "Tapi masih aja kayak gitu."

"Naksir kali?" Hwiseung berusaha berpikiran positif.

"Jungkook sih bego. Mau-maunya jadi bucin padahal gue yakin Yein nggak naksir," keluh Sanggyun meringis sendiri.

Niat awalnya 'kan dia yang mau ngeceng adik kelas, kenapa malah stafnya jadi bermasalah begini?

Sejeong berdecak sinis. "Buset! Baru juga dua minggu udah mulai ada aja perbudakan halus macam ini. Memanfaatkan bucin," tukasnya.

"Hush, hati-hati kalau ngomong. Karma lo entar," tegur Seungyeon akhirnya buka suara. "Lagian ngaca kali, Jeong, yang mukanya seneng banget kalau ngurus masalah humas ke FT," cibirnya.

Sejong langsung manyun.

Sebenarnya ini masalah kecil yang bisa menjadi besar berhubung jumlah staf Kersos terbatas. Bulan-bulan pertama transman memang kerja keras karena harus mengantar staf sponsorship ke sana kemari untuk mengajukan proposal. Nah kalau mereka kekurangan staf karena ini, 'kan, bisa bahaya.

"Udah coba ngomong ke Dongho atau Hyelin?" tanya Jonghyun lagi.

"Nggak usahlah." Sanggyun menggeleng. "Gue observasi dulu aja sampe minggu depan. Kalau nggak ada perubahan baru gue minta tolong sama Dongho dan Hyelin. Nggak enak kalau di awal aja udah selek."

"Oooh ..." Koor Hwiseung, Kenta, Chungha dan Sejeong. Sama sekali tidak menyangka Sanggyun bisa mengatakan kalimat sedewasa itu.

Jonghyun mengangguk. Menghargai keputusan Sanggyun. "Kabar-kabarin gue perkembangannya gimana ya," pesannya yang dibalas dengan seruan oke dari koor transman itu.

〰〰〰

Beberapa hari kemudian di sekre Kersos.

"Kook, tolong anterin gue ambil dagangan dong," pinta Yein pelan mendekati Jungkook.

Diam-diam Seungyeon dan Jonghyun yang sedang duduk bersebelahan membahas beberapa perubahan detail acara tak jauh dari dua staf itu menguping. Berusaha menyembunyikan wajah mereka di balik laptop Seungyeon-yang ukurannya kecil-supaya tidak kelihatan menguping.

Sungguh usaha yang sia-sia.

Jungkook mengerling sekilas ke arah Jonghyun sebelum menjawab, "Oke, tapi lima belas menit lagi, ya? Sekalian sama Jimin Hyung soalnya mau ngantar proposal ke perusahaan."

Yein bungkam.

"Atau mau minta tolong Woosung Hyung aja? Dia udah mau jalan tuh bareng Gyuri buat ketemu sponsor." Jungkook menawarkan solusi lain.

Yein melirik Woosung yang memutar-mutar kunci mobil di dekat pintu sekre bersama Gyuri yang membawa map untuk tanda tangan MoU. Belum lagi ekspresi wajah Woosung yang memang default face-nya sudah kelihatan seram.

"Umm, nggak usah deh. Gue sendiri aja," kata Yein akhirnya dan meninggalkan sekretariat.

Jungkook menghela napas. Terlihat kecewa, tapi sekaligus lega. Ia mengerling ke arah Jonghyun sekali lagi. Meskipun mata sang PO fokus menatap layar laptop, ada senyum tertahan di wajah cowok itu yang bisa dilihat Seungyeon.

"Bilang apa kamu sama Jungkook?" tanyanya.

Jonghyun cuma tersenyum penuh arti.

-bersambung.-

An. Pesan hari ini: jadi guys, manfaatkanlah jabatan hanya untuk kepentingan kepanitiaan ya. Jangan buat pribadi 😏😏
-Ki.

The CommitteeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang