10. Pleno Perdana

306 72 30
                                    

Seungyeon tidak pernah merasakan setegang sekaligus se-excited ini menjelang pleno Kersos yang pertama. Wajar sih dengan skala acara Kersos yang melibatkan satu universitas. Perasaan tidak ikhlas ditunjuk sebagai koordinator acara memang masih tersisa, tapi juga tidak bisa mengelak bahwa secara naluriah ia ingin acara ini berhasil. Well, namanya juga dipertaruhkan di sini.

"Udah ah, nggak usah dicek mulu," selak Hwiseung merebut laptop yang sejak tadi didominasi Seungyeon.

Ini sudah yang entah ke berapa kali si kocar mengecek media untuk presentasi pleno. Memastikan seluruh konten sudah masuk agar setiap dan seluruh panitia paham secara garis besar Kersos mereka. Hwiseung sampai sebal sendiri melihatnya.

Seungyeon hanya mencibir namun akhirnya berpindah duduk di barisan BPH.

Para BPH sudah hadir sejak lima belas menit yang lalu. Khusus untuk pleno, Kenta selaku koor perlap sudah meminjam aula FT agar muat menampung 65 orang panitia Kersos.

Satu persatu panitia mulai datang dan mengisi absensi yang dijaga Nayoung dan Minah di meja dekat pintu aula. Salah satu di antaranya adalah geng beasiswa adiknya-Seongwoo, Jaehwan, Noura dan Johye. Ia bahkan pura-pura tidak melihat dan tidak kenal saat Seongwoo melambai-lambai heboh ke arahnya.

Jonghyun mengambil posisi duduk di sebelah Seungyeon setelah selesai mengobrol dengan Youngmin. Tempat duduk para panitia sudah diatur sesuai dengan bidang masing-masing.

"Gimana rasanya menatap wajah-wajah panitia yang akan menyukseskan Kersos?" tanya Seungyeon mengacungkan tempat pensil sebagai mic dengan lagak seperti reporter.

Yang ditanya bukannya menjawab malah terkekeh dengan hehehe-nya yang kali ini terdengar menyebalkan.

"Sanggyun, jangan ngeceng adek kelas!" tegur Kenta blak-blakan pada Sanggyun yang berusaha memanjangkan leher ke arah barisan staf. "Fokus!"

Tapi Kenta malah kena tabok Sanggyun.

Peringatan Kenta yang berasal dari beberapa kursi di samping mereka membuat Seungyeon dan Jonghyun jadi ikut berbalik ke belakang dan mengamati panitia yang sudah hadir.

"Nggak banyak yang pacaran, ya?" tanya Seungyeon baru sadar padahal mereka sudah mempertimbangkan faktor 'itu' saat staffing.

"Banyak atau nggak banyak nanti tetap aku ingatin biar nggak bawa masalah pribadi ke Kersos," timpal Jonghyun menenangkan.

Idealnya sih begitu. Tapi Jonghyun juga sama berpengalamannya dengan Seungyeon untuk tahu kalau kadang masalah pribadi memang tidak bisa dihindarkan berbenturan dengan masalah organisasi.

"Siap-siap bakal ada yang cinlok," celetuk Minhyun dari kursi belakang Seungyeon.

Seungyeon mendengus. Ia sudah berpuluh kali ikut kepanitiaan tapi sama sekali tidak pernah merasakan namanya cinta lokasi. Entah kurang mujur atau bagaimana. Kita lihat saja nanti siapa yang mengalami cinlok selama Kersos.

Pleno perdana Kersos dibuka oleh Jonghyun dengan ucapan selamat bergabung dan penyemangat untuk menjalani kepanitiaan. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan peraturan pleno.

Bagian selalu perlu dibahas padahal Seungyeon yakin setiap kepanitiaan juga pasti membuat peraturan yang tidak jauh berbeda.

"Izin tidak hadir harus H-1 pleno dengan alasan jelas seperti sakit atau ada kelas. Izin kelas mendadak minimal satu jam sebelum pleno. Selain izin dengan alasan itu dianggap bolos pleno dan kena denda."

Seisi aula langsung riuh.

"Izin telat juga harus satu jam sebelum pleno. Telat per menit hitungannya 1000 Won. Telat lebih dari 15 menit kena denda setengah dari denda bolos."

Riuh bagian kedua pun terjadi.

"Mahal banget, Sunbae!" protes Jungkook yang diamini oleh yang lain.

Seungyeon sudah terkikik geli melihat para staf sudah heboh sedangkan Jonghyun masih tenang dan kalem membacakan peraturan. Kalau masalah seperti ini, sang PO memang tidak bisa diganggu gugat.

Salah seorang staf mengangkat tangan.

"Sunbae, saya Kwon Soonyoung. Biasa dipanggil Hoshi dari FMIPA 15, staf Akonkes. Kayaknya ini peraturannya berlebihan. Masa terlambat 15 menit kena denda hampir sama kayak bolos?"

Dari sebelah Seungyeon, Namjoo menutup muka menahan malu. "Aduh, anak gue. Nggak tahu apa kalau National Leader selalu benar," gumamnya geleng-geleng prihatin.

Jonghyun yang masih berdiri di panggung aula dengan memegang mikrofon hanya tersenyum. "Kalau panitia terlambat pleno lebih dari 15 menit, esensi pleno kita buat progress report ke semua panitia jadi hilang. Yang penting di sini bukan masalah denda, tapi komitmen kalian untuk datang tepat waktu. Kita nggak bakal bikin pleno mendadak kok. Kalau komitmen kecil kayak datang pleno aja susah, gimana untuk komitmen yang lebih besar?"

Setelah itu tidak ada lagi yang protes. Seperti biasa Seungyeon diam-diam mengacungkan jempol ke arah Jonghyun.

Selanjutnya Jonghyun mempresentasikan timeline kerja mereka. Persiapan Kersos hanya memiliki waktu kurang lebih enam bulan dimulai dari akhir Oktober saat pengumuman PO terpilih sampai akhir April dimana pelaksanaan kegiatan dilakukan. Belum lagi dipotong libur Natal dan Tahun Baru serta libur-libur nasional lainnya. Cukup panjang, tapi pasti akan terasa singkat.

Seungyeon mengambil alih presentasi topik berikutnya, yaitu kegiatan. Ada tiga acara besar: pengobatan, penyuluhan dan pembangunan fisik. Ia menunjukkan foto-foto yang mereka ambil ketika survei sebagai gambaran pelaksaan kegiatan nantinya. Dalam hati, ia merasa senang melihat respons para panitia yang antusias. Apalagi binar di mata mereka saat membaca daftar tempat wisata yang kemungkinan akan mereka kunjungi untuk city tour.

"Ayo, jangan fokus sama jalan-jalannya. Itu bonus doang buat kita yang udah capek kerja nantinya. Acara kita, 'kan, Kersos. Jadi fokus utamanya yang di pengobatan, penyuluhan sama pembangunan fisik. Mohon bantuannya semua," kata Seungyeon menutup sesi presentasi.

Jonghyun balas mengacungkan jempol.

-bersambung.-

An. I decide to let out the cheat sheet for names of Kersos' staffs. One by one will make brief cameos so stay tuned.
-Ki.

The CommitteeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang