13. Kestari ft. Perlap

336 66 79
                                    

Sekretariat Kersos pagi itu lebih banyak diisi oleh panitia dari angkatan 2015 yang ternyata kebanyakan kebagian kelas pagi sedangkan angkatan 2014 punya jadwal kuliah yang lebih lenggang. Seungyeon sendiri mampir ke sekre karena sudah ditunggu Johye dan Johnny.

"Berarti alat dan bahan sirkusmisinya fix pakai dari klinik Samga-ri, ya?" tanya Seungyeon memastikan pada Johye yang mengangguk.

"Iya, Eonni. Cuma karena kita, 'kan, acaranya masih agak lama dan jumlah peserta sirkumsisinya jauh lebih banyak daripada yang biasa ditangani, jadi pihak klinik minta datanya untuk pengadaan tambahan bahan," jelas Johye lancar.

Johnny bergidik. "Peserta? Idih ... itu, sih, korban," serunya.

Seungyeon tertawa. "Kenapa, John? Keinget pengalaman pribadi?" godanya main-main membuat Johye ikut terkikik geli.

"Aah, Yeon ..." rengek Johnny lalu bergidik lagi.

"Waduw, Johnny mau disunat dua kali?" ledek Bambam yang menguping dari sisi lain ruangan dan disambut tawa keras dari panitia lain yang ada di sekretariat.

Johnny mengacungkan kepalan tangan ke arah Bambam dengan wajah murka.

"Musnah lo, Bam!"

Yang lain masih tertawa.

"Lagian lo juga aneh-aneh aja, John. Masa anak rumpun ilmu kesehatan takut sama sirkumsisi." Seungyeon geleng-geleng kepala tak paham.

"Bukan takut, Yeon. Cuma geli doang," bantah Johnny sok meyakinkan. "Lagian anak FKM, 'kan, enggak belajar sedetail itu. Gue udah sunat tahu. Perlu pembuktian, nih?" tantangnya sambil berdiri dengan tangan sudah dikancing celana.

Hoshi buru-buru berteriak, "woy! Woy! Jangan gila, Man!"

Beberapa panitia cewek juga sudah menjerit kecil sambil memalingkan wajah, bahkan termasuk Johye. Padahal semua orang juga tahu kalau Johnny hanya menggertak main-main. Tapi Seungyeon tetap anteng saja dan terlihat tidak terganggu. Malah menatap langsung ke arah staf penyuluhan itu.

Tanpa diduga-duga, Jonghyun—yang sebenarnya sedari tadi juga ada di sana dan sedang bicara dengan Hwiseung mengenai publikasi—menarik Johnny supaya duduk.

"Nggak usah buang-buang tenaga, John. Seungyeon nggak ngaruh diancam kayak begitu. Dia nilai skills lab pasang kateternya paling tinggi seangkatan," ujar Jonghyun kalem.

"Heh, Kim Jonghyun! Jangan disebar dong!" protes Seungyeon jengkel, merasa aibnya diceritakan.

Ya, itu fakta, sih. Tapi, 'kan, bukan untuk konsumsi cerita publik juga. Nanti kalau orang-orang salah paham bagaimana? Bisa hancur image-nya. Untung adiknya sedang tidak ada di sekretariat.

Jonghyun cuma terkekeh dengan hehehe-nya seperti biasa namun terdengar seratus kali lebih menyebalkan.

"Udah biasa, ya, Yeon?" tanya Johnny pura-pura polos sambil duduk kembali, lalu kepalanya menjadi sasaran timpukan diktat milik Seungyeon.

Setelah heboh-heboh masalah Johnny dan sirkumsisi tadi, mereka melanjutkan membahas silabus penyuluhan.

"Udah oke nih. Tinggal acc SC terus dosen. Kalau udah di-acc, bisa langsung lanjut bikin skenario buat panggung boneka sama drama, ya? Biar propertinya juga bisa disiapkan," ujar Seungyeon menyerahkan kembali dua silabus penyuluhan anak-anak pada Johnny.

"Kalau ada Baby Shark-nya boleh nggak?" tanya Johnny.

Seungyeon memutar bola mata, tapi mengangguk. "Terserah, John, terserah," katanya pasrah. Mengingat memang ada kemungkinan anak-anak kelas 1-3 sekolah dasar menyukai lagu fenomenal itu.

The CommitteeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang