➖ Sebelum The Commitee #2

231 34 22
                                    

Aula FMIPA, dua tahun yang lalu.

"Bener di sini nggak ya?"

Seungyeon bersama Jonghyun dan Taeyong sudah seperti anak-anak ayam yang kehilangan induk. Celingak-celinguk di fakultas orang lain. Padahal mereka sudah naik tingkat dua, tapi pengetahuan mengenai kampus selain fakultas sendiri sama dengan nol. Maklum saja anak FK 'kan senangnya main di RIK saja.

"Kayaknya sih udah bener."

Mulut Seungyeon menjawab pertanyaan Jonghyun, tapi matanya fokus ke ponsel. Mencocokkan pintu di hadapan mereka dengan foto yang dikirimkan melalui chat oleh Sungwoon.

"Tahu dari mana?" selidik Jonghyun.

Foto itu lalu ditunjukkan Seungyeon pada Jonghyun yang mengerutkan kening.

"Kok nggak ada di grup?"

"Emang nggak ada. Ini dikirim personal."

"Sama anak FISIP itu?"

Seungyeon cuma mengangguk.

Siapa sangka obrolan yang awalnya dimulai Sungwoon dengan iseng dan ditanggapi seperlunya oleh Seungyeon ternyata berbuntut panjang. Ini pertama kali untuk Seungyeon yang bersedia mengobrol dengan orang yang belum pernah ditemuinya secara langsung.

"Coba intip aja ke dalam," saran Taeyong mulai tidak sabar dengan pembicaraan dua orang yang sama-sama tidak peka ini.

"Kalian berdua dong yang ngintip," elak Seungyeon mundur menjauhi pintu. "Aku nggak berani."

Taeyong dan Jonghyun yang dua-duanya baik hati menuruti saja ucapan (meskipun Taeyong memasang tampang galak). Walaupun demikian, Seungyeon ikut menyempil di antara Taeyong dan Jonghyun yang tinggi dan sedang berusaha mengintip dari pintu yang dibuka sedikit. Untungnya wajah familiar Yuta langsung menyambut mereka.

"WOI! NGAPAIN NGINTIP-NGINTIP! MASUK AJA!"

Teriakan Yuta bikin peserta lain yang sudah ada di dalam aula menoleh. Taeyong menutup muka dengan sebelah tangan sambil geleng-geleng kepala. Agak malu karena kelakuan bar-bar temannya barusan.

Jonghyun, Seungyeon dan Taeyong belum pernah bertemu langsung dengan peserta yang lain, kecuali yang sudah mereka kenal sepertu Yuta dan Namjoo. Mereka cuma saling sapa dan mengobrol di grup obrolan peserta. Hari ini mereka berkumpul untuk latihan pertama persiapan penampilan Kersos. Kalau di chat sih, mereka bisa sok akrab dan sok kenal. Tapi kalau bertemu langsung, ternyata bikin canggung juga.

"Ong Seungyeon!" Namjoo langsung memeluk akrab Seungyeon yang tertawa. Senang melihat wajah familiar di sana.

"Kok kenal?" tanya Sungjae bingung. Dia akrab dengan Namjoo, tapi tidak tahu kalau cewek itu kenal dengan Seungyeon. Jonghyun sih sudah tidak bingung karena sudah diceritakan Seungyeon.

"Sering ketemu kalau baksos RIK," jawab Seungyeon yang selama tingkat dua menjabat sebagai staf Departemen Pengabdian Masyarakat/Pengmas BEM, jadi ia sering bertemu staf Pengmas dari fakultas lain seperti Namjoo. Beda lagi dengan Jonghyun dan Taeyong yang menjadi staf Kastrat dan staf Kemahasiswaan.

Satu persatu peserta Kersos mulai saling memperkenalkan diri ulang dan menghafal nama teman-teman senasib sesama peserta untuk beberapa bulan ini.

"Bob, lo kenapa bisa nyasar ikut ini?" tanya Sungjae heran dan tidak menyangka akan melihat si free-spirit di sini.

Cowok yang rahangnya retrognati dan dipanggil Bobby itu cuma cengengesan sambil menggaruk tengkuk kikuk. "Iya nih. Pengen aja sebenarnya ngerasain kersos. Nggak pantas ya gue di sini?"

"Pantas kok, pantas," sahut Junghwa menepuk pundak Bobby menyemangati. "Tuh, Yuta sama Taeyong yang mukanya kayak gitu aja ikutan."

Yuta langsung protes. "HEH! Kayak gitu gimana maksudnya?"

Dan akhirnya bikin semua orang yang ada di sana tertawa.

"Oh, jadi ini yang namanya Jonghyun," kata Taehyun menjabat tangan Jonghyun.

Jonghyun cuma mengangguk. Seungyeon bisa menduga Kim Jonghyun akan jadi pembicaraan peserta yang lain karena hanya ada dua orang yang secara sukarela mengajukan diri sebagai ketua dan wakil ketua untuk kelompok peserta. Ke mana pun mereka pergi, Kim Jonghyun selalu menguarkan aura pemimpin natural yang tidak bisa diingkari.

Selain Jonghyun, satu orang lagi yang volunteer ...

"Hai, gue Ha Sungwoon," katanya mengulurkan tangan pada Seungyeon yang tersenyum dan balas menjabat tangan cowok itu. "Parah banget chat gue selalu dibalas pendek-pendek. Gue kira lo jutek, tapi kayaknya enggak tuh setelah ketemu langsung."

Seungyeon cuma meringis sudah biasa dianggap jutek kalau baru kenal. "Ong Seungyeon," ia balik memperkenalkan diri.

"Ong? Bukan Hong?"

"Ong," eja Seungyeon sambil menuliskan huruf namanya di udara.

"Kalian trio kwek kwek ya? Atau gimana?" gurau Sungwoon menunjuk padanya, Jonghyun dan Taeyong. Mungkin karena mereka selalu muncul di chat bersamaan dan sekarang juga datang bersama.

Taeyong langsung mengelak. "Enggaklah. Mereka berdua sih emang kayak anak kembar. Gue cuma keseret doang," tunjuknya pada Jonghyun dan Seungyeon.

"Pacar kamu?" Namjoo bertanya blak-blakan, mengerling pada Jonghyun.

Seungyeon menggeleng dan tertawa kecil. "Bukan, kita tetangga."

"Single nggak? Di-PDKT-in boleh nih?" Namjoo bergurau lagi sambil menyenggol lengan Seungyeon.

Jonghyun cuma tersenyum kalem. "Gue udah punya orang yang disuka," jawabnya tenang dan bikin Namjoo kena ledek Bobby dan Sungjae sebab pernyataannya ditolak. Sekaligus diledek yang lain soalnya Jonghyun menanggapi dengan serius.

Justru Seungyeon yang kaget.

Jonghyun naksir cewek?

Siapa?

Seungyeon kenal tidak ya?

"Kamu sendiri? Udah punya pacar?" tanya Sungwoon membuyarkan pikiran Seungyeon dari gadis misterius yang disukai Jonghyun.

"Hah?"

Taehyun sudah lebih dulu memukul kepala Sungwoon. "Modus aja lo!"

"Bercanda," kekeh Sungwoon, tapi sepertinya degupan jantung Seungyeon tidak menanggapi dengan bercanda.   

-bersambung.-

An. Temukan perbedaan antara hasung sebelum kersos vs hasung sesudah kersos 😂😂
Buat yg punya pengalaman kepanitiaan boleh share ga di dm atau komen siapa tahu bisa aku masukin plot ehehehe
-Ki.

The CommitteeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang